INFO NASIONAL - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong kawasan ASEAN jadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Ia optimistis lantaran negara-negara di Asia Tenggara punya modal besar.
“Kawasan ASEAN mempunyai modal cukup mumpuni untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia dengan PDB mencapai US$ 3,36 triliun pada 2021, sehingga menjadikan ASEAN sebagai kawasan ekonomi terbesar kelima di dunia. Hal ini didukung pula dengan jumlah populasi di kawasan ASEAN yang mencapai lebih dari 650 juta jiwa,” ujarnya saat menyampaikan pidato penutup pada acara DBS Asian Insights Forum 2023 secara virtual, di Jakarta, Rabu, 15 Maret 2023.
Baca Juga:
Menko Airlangga menjabarkan, perekonomian Indonesia di tahun 2022 mampu tumbuh solid di angka 5,3 persen year on year (yoy) dan diproyeksikan tetap memberi performa serupa di tahun 2023 ini, kendati di tengah tantangan global seperti tensi geopolitik, inflasi global, tingkat suku bunga yang tinggi, hingga risiko pengetatan likuiditas.
Indonesia juga kembali dipercaya memegang Keketuaan ASEAN pada tahun 2023 ini dan sekaligus menjadi peluang Indonesia untuk menavigasi pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan di kawasan ASEAN. Mengangkat tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”, menunjukkan kemampuan kawasan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia di masa depan.
Sementara itu, tingkat perdagangan ASEAN dengan negara-negara mitra juga bertumbuh signifikan, mencapai 34 persen dalam dekade terakhir. Adapun, nilai investasi asing yang masuk ke ASEAN pada 2021 mencapai US$ 179 miliar dengan pertumbuhan tertinggi pada sektor keuangan dan asuransi yakni sebesar 32 persen. Dari sisi inflasi, mayoritas negara ASEAN juga berada di bawah level inflasi global pada tahun 2022.
Menko Airlangga menjelaskan bahwa Indonesia dalam Keketuaan di ASEAN 2023 telah menetapkan 16 Priority Economic Deliverables (PED) yang terbagi dalam 3 Strategic Thrust yaitu Recovery-Rebuilding, Digital Economy, dan Sustainability.
Sementara itu, strategi utama Indonesia untuk meningkatkan integrasi ekonomi dan memperkuat daya saing dalam mewujudkan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi antara lain dilakukan melalui transformasi digital dengan memperluas transaksi mata uang lokal dan QRIS serta percepatan perundingan Digital Economic Framework Agreement atau DEFA.
“Untuk mendorong peningkatan berbagai capaian tersebut, ASEAN perlu memanfaatkan berbagai kerja sama ekonomi di kawasan, baik dalam bentuk ASEAN + 1 FTA maupun Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). RCEP yang diinisiasi Indonesia pada 2011 telah menciptakan kekuatan ekonomi baru, dengan potensi menjadikan RCEP sebagai kawasan basis industri yang kompetitif di dunia,” tutur Menko Airlangga.
Langkah selanjutnya, memperkuat konektivitas melalui peningkatan konektivitas udara dan laut, mendorong terwujudnya ASEAN Power Grid, serta meningkatkan keamanan pangan melalui penguatan rantai suplai dan sistem logistik ASEAN. “Perlu ada kerja sama lintas sektor untuk memastikan ketahanan pangan di kawasan sekaligus membangun penguatan mekanisme early warning system,” kata dia.
Akselerasi agenda keberlanjutan juga diwujudkan melalui pengembangan Trans-ASEAN Renewable Energy yang bersumber dari surya dan hidro, ekosistem kendaraan listrik, dan kerangka ekonomi biru kawasan. Selain itu, Indonesia juga memiliki visi untuk mendorong pembangunan kawasan berkelanjutan melalui ASEAN-Indo Pacific Forum (AIPF).
“Dalam AIPF akan diundang partisipasi sektor publik, privat maupun global dalam berbagai proyek di kawasan yang mendukung infrastruktur hijau, penguatan rantai suplai, transformasi digital dan ekonomi kreatif, serta pembiayaan inovatif dan berkelanjutan,” ucap Menko Airlangga.
Turut hadir dalam acara ini Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Group Head of Institutional Banking Bank DBS dan Presiden Komisaris Bank DBS Indonesia, Presiden Direktur Bank DBS Indonesia, Kepala Ekonom Bank DBS, Ekonom UI, dan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia. (*)