Mengutip data LHKPN, Wahono Saputro memiliki 10 bidang tanah dan bangunan. Tanah dan bangunan yang dimiliki oleh Wahono Saputro itu tersebar di berbagai tempat. Total nilai tanah dan bangunan yang dimiliki Wahono mencapai Rp12,8 miliar.
Pertama, bangunan Seluas 9 meter persegi yang terletak di Tangerang Selatan senilai Rp 33.924.000. Berikutnya, tanah seluas 241 m²/146 m² yang terletak di Jakarta Selatan. Dalam LHKPN, rumah tersebut berharga Rp 2.639.781.000.
Ketiga, tanah seluas 241 m2/192 m2 di Jakarta Selatan senilai Rp.2.794.563.000. Selanjutnya, tanah seluas 340 m²/250 m² di Jakarta Selatan senilai Rp 2.771.950.000.
Kelima, tanah seluas 215 m²/78 m² di Tangerang Selatan senilai Rp. 784.748.000. Keenam, tanah seluas 232 m² di Tangerang Selatan senilai Rp 399.504.000.
Berikutnya, tanah seluas 185 m² di Tangerang Selatan senilai Rp. 318.570.000. Kedelapan, tanah seluas 396 m² di Surakarta senilai Rp 1.339.712.000
Kesembilan, tanah seluas 776 m² di Kulon Progo senilai Rp. 442.320.000. Terakhir, tanah seluas 745 m² di Kulon Progo senilai Rp 1.157.680.000.
Selain kepemilikan atas tanah, Wahono Saputro juga memiliki kendaraan yang dilaporkan ke LHKPN. Total nilai kendaraan yang didaftarkan senilai Rp.930.000.000.
Pertama, Wahono tercatat memiliki mobil Toyota Camry 2.5 V AT Tahun 2020 senilai Rp 600 juta. Mobil kedua adalah Honda CRV Tahun 2014 senilai Rp170 juta. Terakhir, mobil Honda HRV Tahun 2016 senilai Rp160 juta.
Wahono juga memiliki sejumlah harta lain seperti surat berharga dan harta bergerak. Untuk surat berharga Wahono memilikinya senilai Rp 288 jutasementara kepemilikan atas harta bergerak senilai Rp 252 juta.
Selain itu, Wahono juga tercatat memiliki kas atau yang setara senilai Rp 1.674.455.024.
Terseret kasus Rafael Alun
Kekayaan pejabat Kementerian Keuangan menjadi sorotan publik setelah kasus penganiayaan yang dilakukan oleh anak Rafael Alun, Mario Dandy Satriyo, beredar di internet. Mario kedapatan menganiaya remaja berusia 17 tahun berinisial D.
Mario disebut kerap memamerkan harta kekayaan orang tuanya berupa mobil Jeep Rubicon dan motor gede Harley Davidson di media sosial.
LHKPN milik Rafael Alun pun dinilai janggal. Mantan Kepala Bagian Umum Kantor Pajak Jakarta Selatan II itu kedapatan memiliki harta hingga Rp 56,7 miliar. Jumlah tersebut dianggap tidak wajar mengingat Rafael hanya menduduki jabatan Eselon III.
Bak efek domino, muncul sejumlah nama pejabat Kementerian Keuangan yang lain yang memiliki harta yang dianggap tidak wajar. Muncul nama Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto, Kepala Bea Cukai Makssar Andhi Pramono, dan Kepala Kantor Pajak Madya Jakarta Timur Wahono Saputro.