TEMPO.CO, Jakarta - Korban tewas akibat bencana tanah longsor Natuna kembali bertambah dua orang menjadi 48 orang pada Senin, 13 Maret 2023. Sehari sebelumnya, jumlah korban tewas yang telah ditemukan sebanyak 46 orang.
Juru bicara tanggap darurat Pemerintah Kabupaten Natuna, Patli Muhamad mengatakan dari 48 korban, sebanyak 47 telah teridentifikasi identitasnya. “Satu jiwa belum berhasil diidentifikasi,” kata Patli, Senin, 13 Maret 2023.
Dia menambahkan berdasarkan data hingga pukul 20.00 WIB, 6 warga masih dinyatakan hilang. Patli berkata hingga saat ini proses pencarian terhadap warga tersebut masih terus dilakukan.
Menurut Patli selain mengakibatkan korban jiwa, tanah longsor mengakibatkan 4 warga mengalami luka berat. Tiga korban luka berat dirawat di rumah sakit di Kalimantan dan satu korban luka berat dirawat di rumah sakit di Pulau Ranai, Natuna.
2.835 jiwa mengungsi
Patli menuturkan berdasarkan data yang dihimpun terdapat 2.835 jiwa yang mengungsi akibat terdampak bencana tanah longsor. Jumlah pengungsi itu bertambah daripada kemarin, yakni 2.240 pengungsi. Para pengungsi tersebar di 6 lokasi pengungsian yang tersebar di 6 titik di kawasan kepulauan Natuna, di antaranya di Pos Lintas Batas Negara dengan jumlah 340 pengungsi. “Sebanyak 100 unit rumah rusak dalam bencana ini,” kata dia.
Tanah longsor terjadi di Natuna pada Senin, 6 Maret 2023 pukul 11.00 WIB. Bencana ini diduga disebabkan karena hujan deras yang mengguyur Natuna. Lokasi yang paling terdampak bencana ini adalah Desa Pangkalan, Dusun Genting, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepuluan Riau.
Pemerintah Kabupaten Natuna telah menetapkan status tanggap darurat bencana selama 7 hari dari 6 Maret sampai 12 Maret 2023. Melihat situasi yang ada, pemerintah memperpanjang masa tanggap darurat hingga 15 Maret 2023.
Pilihan Editor: Longsor Natuna: 10 Korban Masih Hilang, Pengungsi Bertambah Jadi 1.863 Orang