TEMPO.CO, Jakarta - Komandan Resor Militer 172/PWY Brigadir Jenderal TNI Juinta Omboh Sembiring mengakui timnya mengalami kesulitan dalam operasi penyelamatan Kapten Philips Max Mehrtens. Alasannya, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pimpinan Egianus Kogoya menggunakan perempuan dan anak-anak sebagai tameng hidup.
“Ini membuat tim kesulitan karena Kelompok Separatis Teroris (KST) Egianus Kogoya selalu membawa anak-anak kecil, kaum perempuan, dan mama-mama sebagai tameng,” kata Brigjen TNI J. O. Sembiring dalam keterangan resminya, Jumat, 10 Februari 2023.
Namun ia menegaskan hal itu adalah tantangan yang mesti dihadapi pasukan gabungan TNI-Polri. Ia menuturkan selalu menekankan kepada prajurit agar cerdas dalam memilih sasaran, termasuk tidak melakukan serangan sporadis atau pengeboman.
“Dan sampai saat ini sudah profesional dengan tidak melakukan bombardir pemukiman dan tidak membakar rumah maupun honai milik masyarakat, karena masyarakat tidak semua mendukung kepada KST, namun karena takut,” ujarnya.
Ia pun memperingatkan Egianus Kogoya dan Elkius Kobak untuk tidak membunuh masyarakat sipil. Ia meminta KST untuk bertempur dengan lawan yang sepadan tanpa melibatkan masyarakat.
“Kalau mau bertempur, ya cari yang sepadan karena masyarakat hidup untuk bekerja memenuhi nafkah keluarganya,” kata dia.
Ihwal perkembangan proses pencarian pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens tersebut, Sembiring mengatakan tim gabungan TNI-Polri masih melakukan pencarian pilot dan tetap berkolaborasi dengan semua pihak. Namun taktik berpindah OPM berupaya memecah konsentrasi aparat. Saat ini tim penyelamat memperluas wilayah pencarian setelah OPM disebut kabur dari Kabupaten Nduga ke Kabupaten Lanny Jaya.
"Sampai saat ini diperoleh indikasi KST Egianus Kogoya berupaya memecah konsentrasi aparat keamanan dan posisinya berpindah-pindah. Kita juga sudah bisa memecah kekuatan KST untuk tidak bersatu," kata dia.
Sembiring mengatakan hasil investigasi di Yahukimo menemukan kelompok-kelompok OPM di Yahukimo ada yang merupakan pecahan dari pasukan Egianus Kogoya. Kelompok Separatis Teroris (KST) ini, kata dia, sengaja memutarbalikkan fakta dan memprovokasi.
"Aksi teror Egianus Kogoya terus berlanjut. Untuk itu saya mengimbau kepada masyarakat agar berani melapor kepada aparat keamanan apabila ada kelompok KST masuk ke kampung dengan memanfaatkan alat komunikasi yang ada di desa dan distrik. Jadi masyarakat jangan takut dan melaporkan kepada aparat keamanan,” ujar dia.
Hingga berita ini dibuat, juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom belum merespons terkait klaim OPM menggunakan perempuan dan anak-anak sebagai tameng, atau melakukan pembunuhan terhadap sipil.
Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Muhammad Saleh Mustafa menunjuk Brigjen TNI Juinta Omboh Sembiring sebagai Komandan Komando Pelaksana Operasi (Dankolaksops) TNI untuk memimpin pelaksanaan operasi pembebasan Kapten Philips Max Mehrtens pada 16 Februari 2023. Dankolaksops akan berkolaborasi dengan Satuan Tugas Damai Cartenz pimpinan Komisaris Besar Polisi Faizal Rahmadani dalam operasi penyelamatan Kapten Philips Max Mehrtens.
Pilihan Editor: Deposit Box Rp 37 Miliar Rafael Alun Terbongkar Karena Ini