TEMPO.CO, Jakarta -Pengamat politik Adi Prayitno membeberkan alasan di balik fenomena berpindahnya kader partai dalam jumlah banyak ke satu partai lainnya. Menurut Adi, fenomena yang sering ditemui jelang pemilu ini karena dua faktor.
Faktor pertama karena rendahnya party identity yang dimiliki oleh politisi. Kondisi ini, kata Adi, yang menyebabkan berpindah partai dianggap jadi suatu hak yang biasa di konstelasi politik Indonesia.
"Orang kita melihat politik itu, partai tidak lebih dari sekedar kendaraan politik bukan sebagai sebuah instrumen perjuangan ideologis untuk menegakkan dan memperjuangkan nilai-nilai politik tertentu," kata Adi saat dihubungi, Sabtu, 4 Maret 2023.
Adi berujar, karena parpol sering dianggap sebagai kendaraan yang dirental salam mobilisasi politik untuk maju dalam kontestasi baik itu pileg, pilpres atau pilkada, maka tak mengherankan mudahnya elit politik berganti partai politik.
Faktor kedua, kata Adi, adalah penilaian parpol yang dianggap tidak menguntungkan elit secara politik. Sehingga dengan pertimbangan itu, menurut Adi, banyak politisi yang keluar partai mencari partai baru.
"Mencari pelabuhan baru di partai politik baru yang bisa menampung aspirasi. Dan tentu saja yang paling penting memberikan akses terhadap hak politik yang seluas-luasnya," ucap Adi.
Adi menyatakan pola politik yang ada pada politikus saat ini adalah untung dan rugi. Sehingga kalau partai lamanya sudah tidak menguntungkan secara politik, tidak kondusif secara politik, politisi bersangkutan pasti akan mencari pelabuhan partai politik baru. "Yang memberikan jaminan eksistensi baru dan jaminan kemenangan," katanya
Adi melihat proses perekrutan kader parpol merupakan hal yang tak bisa dianggap sepele. Menurut Adi untuk menghasilkan kader-kader berkualitas, proses rekrutmennya mesti berlangsung selektif. "Kaderisasi dan rekrutmen politik harus ketat," kata dia.
Menurut Adi bila proses seleksi dan kaderisasi yang ketat dilaksanakan suatu parpol maka tidak semua orang dapat kekuar masuk partai. "Supaya tidak semua orang mudah ke luar masuk partai," kata dia.
Pilihan Editor: Politisi Kutu Loncat atau Hobi Pindah Partai dan Problematikanya