TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla atau JK menyebut dirinya bertemu dengan Presiden Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas bulan lalu. Dalam pertemuan itu, keduanya membahas pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menyatakan tak akan mencampuri urusan pencalonan presiden 2024.
"Kami setuju dan mengapresiasi pernyataan Pak Jokowi dalam hal pencalonan dan Pemilu yang akan datang dan itu sangat bagus sekali. Kami minta agar itu betul-betul dilaksanakan. Itu saja, sederhana saja. Jangan ada campur tangan kekuasaan," ujar JK dalam wawancara khusus dengan Tempo di kediamannya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 3 Februari 2023.
JK berpesan agar Jokowi harus komitmen membiarkan sistem demokrasi berjalan dengan baik. Pemerintah, kata eks Ketua Umum Partai Golkar itu, harus mengawasi sistem demokrasi berjalan dengan fair dan jujur.
"Pokoknya biar semua hal berjalan dengan baik dan kami suguhkan hal baru. Karena ini bisa kacau (kalau ada campur tangan), itu saja," kata JK.
Jokowi Tak Mau Ikut Campur di Pencapresan
Presiden Jokowi sebelumnya telah mengungkapkan tak mau ikut campur terhadap langkah Partai NasDem mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024. Hal ini untuk menjawab tudingan yang menyebut Jokowi membicarakan soal Anies dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pada pertemuan empat mata di Istana Negara beberapa hari lalu.
Menurut Jokowi, soal sosok yang diusung oleh partai sebagai calon presiden bukan urusannya.
"Itu urusannya partai, urusan koalisi, urusan kandidat capres-cawapres. Itu urusan partai atau gabungan partai, apa urusannya Presiden?" ujar Jokowi di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa, 31 Januari 2023.
Jokowi menyebut dirinya memilki pekerjaan yang banyak. Sehingga, ia tak ada waktu memikirkan dinamika politik tersebut.
"Jangan sering dihubungkan dengan Istana, dikit-dikit dengan Istana. Istana pekerjaannya banyak," kata Jokowi.
Selanjutnya, Jokowi sempat didesak depak Menteri NasDem dari kabinet