TEMPO.CO, Jakarta - Horor kemacetan di ruas jalan Tembesi-Sarolangun, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi membuat Gubernur Al Haris menghentikan sementara aktivitas angkutan di mulut tambang batu bara.
Menurut Al Haris, langkah menyetop aktivitas angkutan batu bara itu dilakukan hingga waktu yang belum ditentukan.
“Pemegang IUP atau pengusaha tambang untuk sementara waktu tidak mengadakan angkutan dari mulut tambang sampai ke jalan atau ke ruas jalan nasional itu, untuk tidak menambah kemacetan yang terjadi,” kata Gubernur Jambi Al Haris dalam keterangan resminya, Rabu, 1 Maret 2023.
Selama tidak adanya aktivitas angkutan batu bara, Haris mantan Bupati Merangin itu sudah menginstruksikan Dinas PUPR Provinsi Jambi dan balai jalan untuk memperbaiki jalan yang rusak di ruas jalan tersebut.
“Selama masa tidak ada angkutan kami sudah memerintahkan Dinas PU dan balai jalan untuk menutupi lubang jalan yang rusak,” katanya.
Kemacetan yang terjadi sejak Senin lalu ini berlangsung hingga 15 kilometer dari Kabupaten Batanghari menuju Kabupaten Sarolangun. Ruas itu merupakan wilayah eksplorasi penambangan batu bara.
Hidayat, 28 tahun mengisahkan, dia terjebak dalam kemacetan selama sekitar 22 jam.
Kemacetan ini terjadi di empat jalur. Selain truk batubara, banyak juga mobil pribadi, dan angkutan sayur serta ikan yang ikut terjebak di jalan itu.
Doni, seorang pedagang ikan mengaku ratusan kilogram ikan segar yang dibawanya kini sudah mati. Kerugian besar pun dia alami akibat kematian ikan yang dibawanya.
"Kalau ini bukan lagi macet, tetapi tidak bergerak sama sekali, ikan-ikan yang saya bawa banyak yang sudah mati," kata dia.
Kapolres Batanghari AKBP Bambang Purwanto mengatakan, salah satu penyebab kemacetan lalu lintas di jalan nasional itu adalah padatnya truk angkutan batu bara di Jambi yang mencapai sekitar 8.300 hingga 11.500 unit.
Truk ini melewati jalan nasional di Jambi karena belum tersedianya jalur khusus untuk angkutan batu bara tersebut.
Kemudian, tidak hanya padatnya truk angkutan batu bara, kemacetan ini juga terjadi karena kondisi sekitar jalan yang memburuk akibat hujan lebat.
"Apalagi kemarin curah hujan yang tinggi. Ditambah lagi truk ini tidak berani parkir di kantung parkir dikarenakan takut terperosok," ujarnya.
Kemacetan Sudah Terurai
Kasat Lantas Polres Batanghari AKP Sudiharson mengatakan untuk saat ini kemacetan tersebut sudah mulai terurai dan kendaraan sudah bisa berjalan secara perlahan.
"Iya, saat ini kendaraan sudah mulai berkurang dan berjalan dua arah dari jam 10.30 WIB, dan personel Polres Batanghari masih berjaga di setiap titik kemacetan agar bisa mengatur kendaraan dan mengurangi kemacetan.
"Ya anggota kita masih berjaga setiap malamnya, supaya tidak terjadi kemacetan yang semakin parah," katanya.
Atas kemacetan parah itu, Gubernur Jambi Al Haris meminta maaf kepada masyarakat.
Saya minta semua pihak memahami termasuk juga saya mohon maaf kepada seluruh masyarakat Jambi, walau tidak sepenuhnya wewenang gubernur, karena izin batu bara bukan gubernur yang mengeluarkan, termasuk jalan nasional tidak ada kewenangan menutup jalan tersebut,” kata Al Haris.
Dia mengatakan dalam beberapa hari ke depan akan menangani ruas jalan yang rusak.
"Mudah-mudahan nanti lancar semua dan masyarakat lancar aktivitas, menjelang selesainya jalan khusus yang dalam proses pembangunan. Saya tahu warga hari ini membenci saya, menghujat saya itu semua risiko saya, ini tanggung jawab saya sebagai pemimpin,” kata Al Haris.
Pilihan Editor: Mengenal Taman Nasional Kerinci Seblat, Tempat Jatuhnya Helikopter Kapolda Jambi