TEMPO.CO, Sumenep- Kapal Perang Republik Indonesia atau KRI Malahayati berlayar dari Dermaga Lantamal Surabaya menuju Pulau Masalembu, Rabu sore, 1 Maret 2022.
Kapal yang baru diresmikan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri itu sedang dalam misi menyuplai bahan pangan untuk warga di pulau yang masuk wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Dilepas langsung Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, KRI Malahayati memuat banyak kebutuhan pokok. Diantaranya 25 ton beras, 1000 liter minyak goreng, 5 ton gula, 10 ribu bungkus mie instan termasuk juga ratusan tabung elpiji.
Langkah Pemprov Jatim ini diambil setelah mendapat laporan lhwal krisis bahan pangan yang dialami warga Masalembu. Krisis itu dipicu terjangan badai yang membuat mobilitas perekonomian di sana lumpuh.
Anggota DPRD Sumenep asal Masalembu Darul Hasyim Fath membenarkan keberangkatan KRI Malahayati tersebut. Dia mengatakan butuh 12 jam bagi KRI untuk mencapai Masalembu.
"Atas nama konstituensi, saya menyampaikan sikap respek dan terima kasih kepada seluruh jajaran yang telah menunjukkan political will dan bukti negara hadir di tengah balada rakyatnya, sekali lagi terima kasih," kata politisi PDI Perjuangan ini.
Badai yang menerjang Pulau Masalembu ini telah berlangsung selama lebih dari tiga pekan. Dan selama itu pula tak aktivitas warga terhenti. Yang nelayan tak bisa melaut, yang berdagang tak kulakan. Situasi inilah yang memicu krisis bahan pangan seperti beras dan elpiji.
Warga yang kehabisan beras, terpaksa memakan singkong atau pisang sebagai penganan pengganti. Iba, warga menuturkan, sebenarnya warga di sana paham bahwa tiap tahun selama 4 bulan dari Desember hingga Maret badai pasti datang menerjang.
Namun, tahun ini badai berlangsung terus-menerus alias tanpa jeda. Sehingga warga tidak mengantisipasinya dengan persediaan bahan pokok yang cukup. "Biasanya badai paling lama seminggu setelah itu reda, tapi sekarang terus menerus dan waktunya tak menentu, warga jadi takut melaut," tutur Iba.
Pilihan Editor: Pulau Masalembu Dilanda Badai, Warga Alami Krisis Bahan Pangan