TEMPO.CO, Jakarta - Susi Pudjiastuti, Pendiri dan pemilik Susi Air, mengatakan banyak pilot maskapai Susi Air yang takut dan kurang percaya diri untuk terbang ke Papua setelah penyanderaan Kapten Philips Max Mehrtens. Pilot asal Selandia Baru tersebut hingga kini masih disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
"Yang kedua juga confident (percaya diri) di antara pilot-pilot kita tidak memungkinkan adanya penerbangan lagi di wilayah (Papua) pegunungan dan ini akan sangat sulit,” kata Susi Pudjiastuti di kediamannya di Jakarta Timur, Rabu, 1 Februari 2023.
Susi mengatakan dampak lain akibat insiden ini adalah Susi Air berpotensi ditinggal para pilotnya apabila operasi penyelamatan Philips Max Mehrtens tidak berjalan lancar.
"Jadi resignation (pengunduran diri) juga akan tinggi. Bila penyelesaian Captain Philips ini juga tidak bisa baik," kata Susi.
Transportasi hingga pemenuhan kebutuhan
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini berharap semua pihak mulai dari Pemerintah, Pemerintah Daerah (Pemda), tokoh masyarakat, sampai kelompok OPM menyadari pentingnya Susi Air dalam menunjang aktivitas masyarakat di Papua.
Sebab, kata Susi, keberadaan Susi Air di Papua dimanfaatkan masyarakat, tidak hanya sekedar transportasi, namun juga memenuhi kebutuhan pokok, bahan bakar, makanan hingga obat-obatan.
"Bahwa kepentingan Masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan pokoknya dan transportasi itu adalah hak-hak kemanusiaan yang tidak bisa dihilangkan begitu saja," ujar Susi.