TEMPO.CO, Sumenep - Warga Pulau Masalembu di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mengalami krisis kebutuhan pokok. Badai yang menerjang perairan pulau itu dalam tiga pekan terakhir jadi pemicu kelangkaan bahan pokok. Cuaca buruk tersebut berimbas perjalanan kapal ke pulau tersebut tertunda.
Iba, salah seorang warga Pulau Masalembu menuturkan kebutuhan pokok, seperti beras dan elpiji jadi komoditi paling sulit dibeli. Stok elpiji di toko dan agen bahkan telah kosong sejak dua hari lalu.
Begitu juga beras, hanya tersisa satu atau dua toko yang masih menjual, namun hanya dengan sistem ecer dan harganya pun melonjak dari Rp 12 ribu menjadi Rp 16 ribu perkilogram.
Menurut Iba, warga yang kehabisan beras biasanya mengkonsumsi singkong sebagai makanan pokok. "Ternyata stok singkong lagi tak banyak juga sekarang," kata dia lewat sambungan telepon, Senin, 27 Februari 2023.
Anggota DPRD Sumenep asal Masalembu Darul Hasyim Fath membenarkan keluhan Iba. Menurut dia, taktivitas perdagangan dari dan ke Masalembu terhenti sejak 20 hari yang lalu.
Warga Masalembu sebenarnya sudah paham bahwa badai akan datang menerjang pulau itu selama empat bulan antara Desember hingga Maret setiap tahun.
Terjangan badai biasanya akan berlangsung selama satu pekan dan mereda selama sepekan berikutnya. Namun kali ini, siklus badai tak terprediksi. Alih-alih hanya sepekan, badai justru datang tanpa henti selama tiga pekan beruntun tanpa jeda. Kondisi inilah yang membuat stok pangan menipis.
Darul berharap Pemkab Sumenep dan Pemprov Jawa Timur secepatnya mencari solusi agar krisis pangan di Pulau Masalembu tidak bertambah parah. Menurut dia, kapal perang milik TNI bisa dikerahkan untuk menyuplai sembako karena tahan terhadap badai.
"Polres Sumenep sebenarnya telah berencana mengirim sembako, tapi tak terlaksana karena badai," ungkap Darul politikus PDIP yang juga Ketua Komisi I DPRD Sumenep.
MUSTHOFA BISRI
Pilihan Editor: California Diserang Badai, Puluhan Ribu Rumah Gelap Gulita