TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah (Polda) Papua menyebut 8 dari 10 korban meninggal dalam peristiwa Kerusuhan Wamena adalah pelaku. Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Polisi Ignatius Benny Ady Prabowo menyatakan 8 korban itu menyerang aparat sehingga harus ditindak tegas.
Benny menyatakan dua korban lainnya tewas setelah menjadi bulan-bulanan massa yang bertindak anarkis.
“Yang delapan itu yang massa perusuhnya yang dilakukan tindakan tegas oleh TNI-Polri. Mereka ditindak karena menyerang petugas walau sudah diberi tembakan peringatan ke udara,” kata Kombes Benny saat dihubungi, Jumat, 24 Februari 2023.
Selain korban tewas, Benny menyatakan terdapat sejumlah korban luka yang masih menjalani perawatan di rumah sakit.
“Semuanya dapat perawatan di rumah sakit umum daerah Wamena karena cuma satu rumah sakit di situ,” kata Benny.
Sebelumnya, Polda Papua menyatakan sembilan orang warga yang mengalami luka ringan telah pulang ke rumah masing-masing. Selain itu ada pula 15 polisi yang mengalami luka ringan karena terkena lemparan batu. Satu anggota polisi bahkan disebut mengalami luka berat karena terkena anak panah.
Wamena sudah kondusif, Polda Papua Turunkan Brimob dan Propam
Benny menjelaskan kondisi Wamena saat ini sudah kondusif. Kemudian, Polda Papua juga telah mengerahkan 100 personel Brimob atau satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) dari Markas Komando Brimob Jayapura. Polda Papua juga mengerahkan Divisi Profesi dan Pengamanan (Div Propam) untuk mengawasi penindakan kerusuhan.
“Iya intinya tugas dari Propam itu untuk menjamin bahwa tidak ada kesalahan prosedur pelaksanaan penindakan di lapangan,” kata dia.
Kronologi singkat Kerusuhan Wamena
Benny mengatakan, kerusuhan yang terjadi pada Kamis kemarin, 23 Februari 2023, tersebut dipicu rumor penculikan anak. Massa mengamuk setelah penjual kelontong menggunakan mobil dan menuduh mereka sebagai penculik anak.
Mendapatkan laporan adanya kejadian itu, anggota Polres Jayawijaya meluncur ke TKP untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Mereka menganggap sales pelaku penculikan anak. Kemudian mau diselesaikan di kantor polisi, mereka tidak mau, tetapi massa sudah semakin banyak,” ujar dia.
Massa yang marah kemudian terprovokasi meski tokoh masyarakat berupaya menenangkannya. Massa tetap menyerang aparat.
“Ya sudah terjadi bentrok jadinya. Dua orang itu sudah diamankan di Polres,” kata Benny.
Selain Polri, TNI juga menyatakan telah menurunkan personelnya untuk mencegah Kerusuhan Wamena meluas. Danrem 172/PWY Brigjen TNI J.O. Sembiring menyatakan telah memeerintahkan Dandim 1702/Jayawijaya Letnan Kolonel CPN Athenius Murip untuk menenangkan massa agar kerusuhan tidak meluas.
"Sudah disiagakan personel TNI untuk mengantisipasi terjadi kerusuhan susulan," kata Sembiring.