INFO NASIONAL – Wakil Ketua MPR-RI yang juga Anggota Komisi VIII DPR-RI, Hidayat Nur Wahid, mengapresiasi kinerja Pemerintah yang telah berusaha menurunkan prevalensi stunting dari tahun ke tahun. Namun angkanya yang masih cukup tinggi tentu membutuhkan kolaborasi berbagai pihak untuk menghadirkan solusi.
Oleh karena itu dirinya mengingatkan agar Ibu-Ibu yang aktif ke pengajian, tidak disalah-pahami dengan framing terkait stunting, malah lebih bijak kalau potensi besar kaum ibu aktif di pengajian itu diajak untuk bekerja sama membantu pemerintah agar dapat menurunkan angka dan kasus stunting, misalnya dengan sosialisasi dan kegiatan serta penyampaian muatan-muatan materi kesehatan keluarga dan kebutuhan gizi anak agar stunting bisa diatasi.
“Karena salah satu pilar dari 5 pilar pencegahan stunting yang ditetapkan Pemerintah adalah kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku. Kegiatan majelis taklim yang masif di kalangan Ibu-Ibu justru memiliki potensi besar untuk diajak menyukseskan sosialisasi atasi stunting dengan pilar tersebut,” kata Wakil Ketua Majelis Syura PKS.
Apalagi target penurunan stunting hingga tahun 2024 adalah 14 persen, yang artinya butuh penurunan angka prevalensi stunting sekitar 3,8 persen poin pada tahun 2023 dan 2024. Itu target yang tak kecil.
“Maka mengejar target 14 persen itu mestinya Pemerintah dan pimpinan negara dan tokoh Nasional, mengajak seluruh pihak termasuk Majelis Taklim dan Ibu-Ibu pengajian untuk berkolaborasi dan berpartisipasi untuk atasi masalah stunting, agar target Pemerintah bisa dipenuhi. Itu tentu lebih rasional, dan lebih produktif,” kata dia.
Hidayat yang merupakan Anggota DPR-RI Fraksi PKS mengusulkan untuk semakin mempercepat penyelesaian stunting. Salah satunya dengan penguatan program perlindungan sosial dan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Kementerian PPPA.