TEMPO.CO, Jakarta - Duet Anies Baswedan dan Sandiaga Uno disebut memiliki potensi memenangkan Pilpres 2024 berdasarkan hasil survei Voxpol Center Research and Consulting. Pada bagian simulasi tiga pasangan di survei tersebut, Anies-Sandi meraih elektabilitas tertinggi dengan perolehan elektabilitas sebesar 33,8 persen berhadapan dengan pasangan Ganjar-Erick Thohir dengan elektabilitas sebesar 30,7 persen dan pasangan Prabowo-Khofifah dengan elektabilitas 25,9 persen.
Dengan modal elektabilitas tersebut, Anies-Sandi disebut bisa memenangkan Pilpres 2024 seperti dulu memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017 dan mengalahkan pasangan Ahok-Djarot dan AHY-Sylvia.
Berikut ini merupakan tiga fakta duet Anies-Sandi saat Pilkada 2017.
1. Menang di Putaran Kedua
Pada putaran pertama Pilgub 2017, pasangan Anies Baswedan - Sandi memeroleh 2.197.333 suara atau 39,95 persen atau kalah dari pasangan Ahok-Djarot yang memeroleh 2.364.577 suara atau 42,99 persen. Sementara pasangan AHY-Sylvia memeroleh 937.955 suara atau sekitar 17,05 persen.
Menurut peraturan, Pilkada DKI Jakarta harus berlanjut ke putaran kedua saat tak ada pasangan calon yang memeroleh suara 50 persen plus 1. Sehingga, pasangan Anies-Sandi kembali maju melawan pasangan Ahok-Djarot di putaran selanjutnya.
Pada putaran terakhir tersebut, Anies-Sandiaga menang dengan persentase 57,96 persen suara, sementara Ahok-Djarot hanya mendapatkan 42,04 persen suara. Pada Mei 2017, KPU DKI Jakarta menyatakan Anies-Sandiaga memenangkan Pilkada DKI Jakarta.
2. Sandiaga Tinggalkan Anies
Setelah satu tahun lebih mendampingi Anies Baswedan, Sandiaga Uno memutuskan mundur dari jabatan sebagai wakil gubernur DKI Jakarta pada Agustus 2018. Dia maju sebagai calon wakil presiden menemani Prabowo Subianto. Sandiaga bertemu dengan Anies secara langsung di Balai Kota DKI Jakarta untuk berpamitan.
Saat Sandiaga pamit, Anies sedikit menyampaikan kesan-kesan tentang wakilnya itu selama dua tahun menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. "Pak Sandi ini sangat dinamis, sangat aktif. Selama dua tahun kami sama-sama mulai dari kampanye, sampai diskusi banyak hal. Kemitraan itu terasa sekali. We will miss him," ucap Anies.
Setelah memberikan wejangan, keduanya sempat berpelukan mengucap perpisahan. Sementara itu, Sandiaga mengatakan, pengalaman kerjanya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta bisa menjadi bekal dalam Pilpres 2019 nanti. Bahkan, ia menyebut Anies adalah motivasi untuk dirinya.
3. Anies Utang Puluhan Miliar ke Sandiaga untuk Pilkada 2017
Setelah lengser dari Gubernur DKI Jakarta dan tengah fokus pada pencapresannya, beredar kabar bahwa Anies Baswedan berutang hingga Rp50 miliar kepada Sandiaga Uno untuk kebutuhan Pilkada 2017. Anies Baswedan pun buka suara ihwal perjanjian utang tersebut.
Anies mengatakan saat maju di Pilkada 2017 memang banyak sekali pihak yang memberikan sumbangan, baik yang diketahui maupun tidak. Dia menyebut ada pihak yang memberikan dukungan dana, namun minta dicatat sebagai utang.
Adapun jika Anies-Sandi memenangkan Pilkada DKI, maka dana itu dicatat sebagai dukungan. Bila gagal, maka menjadi utang yang mesti dikembalikan.
“Jadi itu kan dukungan, tuh. Siapa penjaminnya? Pak Sandi. Jadi uangnya bukan dari Pak Sandi. Itu ada pihak ketiga yang mendukung, kemudian saya yang menyatakan suratnya, saya yang tanda tangan,” kata Anies dalam siaran Youtube Merry Riana, Jumat, 10 Februari 2023.
Oleh sebab itu, mengingat Anies-Sandi menang jadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, urusan itu sudah selesai. Dia menegaskan tidak ada utang yang hari ini harus dilunasi.
“Karena ketika Pilkadanya selesai, ya selesai. Jadi menjadi aneh ketika sekarang kita bicarakan soal ada utang yang belum selesai. Sudah selesai dulu, karena perjanjiannya itu gini,” ujarnya.
Sementara itu, Sandiaga Uno enggan memperpanjang pembahasan soal utang Anies Baswedan Rp 50 miliar untuk Pilkada DKI Jakarta. "Saya tidak ingin melanjutkan pembicaraan mengenai ini dan lebih baik nanti para pihak yang mengetahui untuk bisa menyampaikan," ujar Sandi pada Selasa 7 Februari 2023.
Pilihan Editor: Pro-Kontra netizen Tanggapi Aksi Sujud Tri Rismaharini di Depan Dokter