Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebelum Bela Indonesia, 5 Tokoh Militer Ini Dulunya Tentara Kerajaan Hindia Belanda KNIL

image-gnews
Tiga orang pejuang kemerdekaan tertangkap tangan oleh tentara KNIl di wilayah Sumatra. National Archive/Huisman, B/DLC
Tiga orang pejuang kemerdekaan tertangkap tangan oleh tentara KNIl di wilayah Sumatra. National Archive/Huisman, B/DLC
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah tokoh militer Indonesia pada awal masa kemerdekaan diketahui pernah bergabung dalam KNIL alias Tentara Kerajaan Hindia Belanda. Mengutip dari laman historiek.net, majalah online berbahasa belanda, Koninklijk Nederlands(ch)-Indisch Leger atau yang disingkat KNIL adalah tentara kerajaan Hindia Belanda yang berdiri dari tahun 1814-1950. Tentara Kerajaan Hindia Belanda ini terdiri dari seratus persen tentara profesional dan diarahkan dari Kementerian Koloni. 

KNIL berdiri pada tahun 1814. Setelah VOC bangkrut pada akhir abad ke-18, aset-aset VOC dialihkan ke negara Belanda. Tentara Kerajaan Hindia Belanda secara resmi didirikan pada tanggal 28 Agustus 1814, tak lama setelah pemulihan definitif kekuasaan Belanda di Hindia Belanda.

Pada awalnya, Tentara Kerajaan Hindia Belanda merupakan bagian dari tentara Belanda. Namun pada tahun 1820-1830 semakin berkembang menjadi kekuatan yang berfungsi secara mandiri. Para prajurit KNIL dikenal dengan julukan kolektif 'Jan Fuselier'. Dan istri mereka juga memiliki nama panggilan: 'Sarinah'.

KNIL kesulitan merekrut personel Belanda yang cocok. Itu sebabnya rekrutmen dilakukan di luar negeri, termasuk di Jerman, Belgia, Swiss, Amerika Serikat bahkan di Ghana dan Burkino Faso. Misalnya, dari tahun 1831-1872, 3085 orang dari Afrika Barat dipersenjatai untuk KNIL. Penduduk kepulauan Indonesia, seperti Maluku dan Jawa, merupakan bagian terbesar dari personel militer KNIL.

Dari tahun 1814 hingga 1909, depo Werf Kolonial di Harderwijk menjadi tempat berkumpulnya para prajurit yang akan berangkat ke Hindia Belanda di Eropa . Kota itu disebut “lubang pembuangan Eropa”, karena tentaranya hanya dikenal suka minum dan mengunjungi rumah bordil. Dari tahun 1909 Harderwijkse Werfdepot dipindahkan ke Nijmegen dan Harderwijk menjadi kota garnisun.

Pada tahun 1832, KNIL memiliki 640 perwira dan 21.486 prajurit. Kemudian pada 1882 jumlahnya meningkat menjadi nyaris 30 ribu tentara. Dan pada 1930 jumlah ini berkembang lagi menjadi hampir 37 ribu orang.

Tentara Kerajaan Hindia Belanda secara resmi dibubarkan pada Juli 1950. Ini karena kesepakatan internasional yang dibuat selama Konferensi Meja Bundar (Agustus-November 1949) di Den Haag. Para prajurit dan kepemimpinan mereka kemudian dipindahkan ke Tentara Kerajaan Belanda. Beberapa personel KNIL yang kebanyakan orang Maluku dan pribumi dipensiunkan, diberhentikan atau dikirim ke Belanda. Sejak tahun 1951, banyak mantan tentara asal Maluku datang ke Belanda dari tentara ini.

5 Tokoh Militer Alumni KNIL

Disarikan dari berbagai sumber, alumni KNIL pernah memegang sejumlah peranan penting dalam militer Indonesia. Beberapa tokoh tersebut antara lain: 

1. Soeharto

Soeharto lahir 8 Juni 1921 di Kemusuk, sebuah dusun yang berada di Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Soeharto merupakan Presiden Indonesia ke-2 yang telah menjabat selama 32 tahun menggantikan Soekarno.

Melansir dari Tempo, setelah menginjak usia remaja atau sekitar 14 tahun, Soeharto tinggal di rumah Hardjowijono, sebelum akhirnya kembali ke Kemusuk. Di kampung halamannya, ia melanjutkan pendidikan setingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP Muhammadiyah di Yogyakarta. Saat usianya menginjak 21 tahun, pada 1942 Soeharto mendaftar dan diterima menjadi anggota KNIL.

2. Mangkunegara VII

Mangkunegara VII lahir pada 12 November 1885 dengan nama RM Suryosuparto. Adipati ketujuh Puro Mangkunegaran ini dikenal dengan kisah historis keberaniannya dalam menentang pemerintah kolonial Belanda yang hendak membumikan Persatuan Pandu Hindia Belanda atau Nederlans Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) di tanah jajahan.

Orang nomor satu di praja Mangkunegaran ini ogah memenuhi permintaan pejabat kolonial lantaran syarat mutlak anggota NIPV ialah kudu setia dan patuh kepada Ratu Belanda sebagai junjungan. Tata tertib itu sengaja dipasang supaya tunas muda dari bangsa Eropa, Indo, dan pribumi turut melanggengkan kekuasaan politik kolonial dan sendika dawuh kepada Belanda.

Organisasi tersebut jelas berpeluang melemahkan loyalitas kawula-gusti dan mengganggu virus nasionalisme yang tengah ditiupkan para aktivis. Apabila NIPV merebak, kekuasaan, wibawa, dan pengaruh Mangkunegara VII bakal melorot. 

Alih-alih mengikuti kemauan pejabat Belanda mendirikan NIPV, raja yang juga seorang intelektual ini malah mendirikan Javaansche Padvinders Organisatie (JPO), yang bercorak Jawa dan digarap secara mandiri pada 1916. Mangkunegara VII juga seorang perwira KNIL berpangkat kolonel. Dengan jabatan tersebut beliau merangkap sebagai komandan Legiun Mangkunegaran, prajurit yang dimiliki Mangkunegaran.

3. Sultan Hamid II

Melansir dari Koran Tempo Edisi 15 September 2013, Sultan Hamid II adalah putra sulung Sultan Pontianak, Sultan Syarif Muhammad Alkadrie. Ia bernama lahir Syarif Abdul Hamid Alkadrie yang kemudian menjadi Sultan Hamid II ini lahir di Pontianak pada 12 Juli 1913. Ia merupakan sultan ketujuh dari Kesultanan Pontianak.

Sultan Hamid II juga sempat memperoleh jabatan Ajudant in Buitenfgewone Dienst bij HN Koningin der Nederlanden, yakni sebuah pangkat tertinggi sebagai asisten ratu Kerajaan Belanda dan orang Indonesia pertama yang memperoleh pangkat tertinggi dalam kemiliteran.

4. Oerip Soemohardjo

Melansir dari koran.tempo.co, Oerip Soemohardjo lahir pada 23 Februari 1893 di Purworejo, Jawa Tengah. Dia mengawali karier militernya di Tentara Kerajaan Hindia Belanda atau KNIL. Di antara rekan-rekannya, seperti Abdul Haris Nasution dan Gatot Subroto, Oerip menjadi yang paling menjulang. Oerip sekaligus satu - satunya orang Indonesia yang mencapai pangkat mayor di KNIL. Pasca-Proklamasi, pengalaman di ketentaraan membuatnya terpilih sebagai Kepala Staf Tentara Keamanan Rakyat. 

5. Abdul Haris Nasution

Menurut laman ditsmp.kemdikbud.go.id, Abdul Haris Nasution lahir pada 3 Desember 1918, di Kotanopan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Nasution berasal dari keluarga petani. Ia pun kemudian tumbuh besar dan sempat menjadi seorang guru di Bengkulu dan Palembang meskipun akhirnya ia memilih berkarier di dunia militer.

Karier awal Nasution di dunia militer bermula pada tahun 1940, ketika Belanda membuka sekolah perwira cadangan bagi pemuda Indonesia, la ikut mendaftar. Selanjutnya, la menjadi pembantu letnan di Surabaya.

Setelah Jepang kalah perang, Nasution bersama para pemuda eks-Peta mendirikan Badan Keamanan Rakyat. Karirnya langsung melesat. Pada tahun 1946 ia dilantik Presiden Soekarno sebagai Panglima Divisi III Siliwangi. Februari 1948, ia menjadi Wakil Panglima Besar TNI (orang kedua setelah Jenderal Soedirman) meskipun sebulan kemudian jabatan tersebut dihapuskan. Selanjutnya ia ditunjuk menjadi Kepala Staf Operasi Markas Besar Angkatan Perang RI. Di penghujung 1949, ia pun diangkat menjadi KSAD. 

Selain sejumlah alumni KNIL diatas, ada juga nama-nama seperti Alex Kawilarang, Gatot Soebroto, hingga Tahi Bonar Simatupang yang merupakan eks KNIL dan turut berkiprah di militer Indonesia

DANAR TRIVASYA FIKRI

Pilihan Editor: Jejak Kudeta APRA di 1950, Momen Pembantaian yang Dipimpin Eks KNIL Westerling 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

 

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Walhi Anggap Proyek Strategis Nasional Jokowi Konyol dan Mirip Proyek Cendana Era Soeharto

1 hari lalu

Aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) bersama warga Nagari Air Bangis melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Kemenko Marves, Jakarta, Jumat, 22 September 2023. Dalam aksinya mereka menyampikan penolakan pengusulan Air Bangis sebagai wilayah Proyek Strategis Nasional (PSN), karena dengan adanya proyek tersebut warga terancam akan kehilangan lahan yang menjadi sumber nafkah mereka. TEMPO / Hilman Fathurrahmam W
Walhi Anggap Proyek Strategis Nasional Jokowi Konyol dan Mirip Proyek Cendana Era Soeharto

Ia pun menganggap proyek-proyek strategis Jokowi ini konyol. Sebab, proyeknya strategis tapi tidak ada kajian.


Mengenang AH Nasution, Orang Kuat Kedua di TKR Sesudah Jenderal Soedirman

20 hari lalu

Jenderal AH Nasution. Wikipedia
Mengenang AH Nasution, Orang Kuat Kedua di TKR Sesudah Jenderal Soedirman

Jenderal AH Nasution merupakan satu diantara tiga jenderal Indonesia yang dianugerahi Jenderal Besar Bintang Lima. Ini kehidupannya.


Siap Jadi Perisai Hukum Jokowi Usai Lengser, Yusril Ihza Mahendra Pernah Lakukan untuk Soeharto

22 hari lalu

Ekspresi Ketua tim kuasa hukum TKN Jokowi - Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra setelah sidang putusan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Kamis malam, 27 Jui 2019. Majelis hakim MK memutuskan menolak seluruh dalil yang diajukan tim kuasa hukum BPN Prabowo - Sandi selaku pemohon terkait sengketa Pilpres 2019. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Siap Jadi Perisai Hukum Jokowi Usai Lengser, Yusril Ihza Mahendra Pernah Lakukan untuk Soeharto

Ketua PBB Yusril Ihza Mahendra sebut kesediaannya menjadi perisai hukum untuk Jokowi usai tak menjabat. Hal sama pernah dilakukannya untuk Soeharto.


Rocky Gerung Sebut Yusril Pantas Menjadi Perisai Hukum Jokowi Pasca Lengser

23 hari lalu

Akademisi Rocky Gerung memberikan keterangan saat konferensi pers kasus dugaan penghinaan Presiden Joko Widodo di Menteng, Jakarta, Jumat, 4 Agustus 2023. Dalam keteranganya, ia mengaku tidak menghina Presiden Jokowi sebagai individu, melainkan pada kinerja ia juga meminta maaf atas kegaduhan karena kritikanya yang dianggapnya tajam, Rocky juga mengaku ucapannya yang viral itu juga berimbas pada kegiatannya sebagai pembicara yang ditolak di sejumlah daerah. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Rocky Gerung Sebut Yusril Pantas Menjadi Perisai Hukum Jokowi Pasca Lengser

"Perisainya apa? Ada perisai hukum, hingga culture tersedia. Tetapi perisai yang paling tangguh adalah batin presiden sendiri," kata Rocky Gerung.


Disarankan Jadi Perisai Hukum Jokowi Usai Lengser, Yusril: Saya Siap Melakukannya

24 hari lalu

Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra saat menyatakan kesediaan menjadi tameng hukum Presiden Joko Widodo atau Jokowi usai lengser di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu, 2 September 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Disarankan Jadi Perisai Hukum Jokowi Usai Lengser, Yusril: Saya Siap Melakukannya

Yusril berharap serangan tersebut tidak terjadi kepada Jokowi dan mantan presiden lainnya.


Koalisi Sipil Minta Komnas HAM Panggil Budiman Sudjatmiko untuk Usut Penculikan Era Soeharto

26 hari lalu

Budiman Sudjatmiko. ANTARA
Koalisi Sipil Minta Komnas HAM Panggil Budiman Sudjatmiko untuk Usut Penculikan Era Soeharto

Koalisi Korban dan Masyarakat Sipil Melawan Lupa meminta Komnas HAM memanggil Budiman Sudjatmiko untuk dimintai keterangan ihwal penculikan pada era Presiden Soeharto.


Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

28 hari lalu

Anak-anak bermain di lapangan balai RW Dago Elos, Bandung, Rabu, 16 Agustus 2023. Anak-anak dan ibu-ibu mengalami trauma psikis pasca kerusuhan saat polisi menyerang dan membobol paksa rumah-rumah warga di Dago Elos dalam kasus sengketa tanah. TEMPO/Prima mulia
Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

Kuasa hukum mendampingi 4 warga Dago Elos yang melapor ke polisi. Materi serupa telah 3 kali disampaikan ke Polda Jabar dan Polrestabes Bandung.


Jokowi Dilempar Sandal, SBY Dihujani Kelereng, Soeharto Ditimpuk Tomat, Sukarno Dibalang Granat

28 hari lalu

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) menyapa sejumlah relawan saat menghadiri acara Rembuk Kemerdekaan Relawan Bobby Nasution di Gedung Serba Guna Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Medan, Minggu 27 Agustus 2023. Acara Rembuk Kemerdekaan yang digagas oleh relawan Bobby Nasution tersebut mengusung tema
Jokowi Dilempar Sandal, SBY Dihujani Kelereng, Soeharto Ditimpuk Tomat, Sukarno Dibalang Granat

Seorang wanita melakukan aksi menyiram air mineral dan melempar sandal ke arah Presiden Jokowi di Medan. Presiden sebelumnya pun pernah alami.


Tien Soeharto 100 Tahun, Ini Profil Singkat dan Klarifikasi Tutut Soeharto Soal Kematiannya

34 hari lalu

Titiek dan Tien Soeharto. Foto: Instagram Titiek Soeharto.
Tien Soeharto 100 Tahun, Ini Profil Singkat dan Klarifikasi Tutut Soeharto Soal Kematiannya

Tien Soeharto sendiri sudah meninggal pada 28 April 1996, dua tahun sebelum suaminya lengser setelah 32 tahun berkuasa.


Megawati, Rachmawati Soekarnoputri dan 2 Cucu Soeharto Pernah Jadi Anggota Paskibraka

39 hari lalu

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan pidato dalam penutupan Rakernas III PDI Perjuangan di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis, 8 Juni 2023. Rakernas III PDI Perjuangan itu menghasilkan 17 poin rekomendasi eksternal seperti visi-misi Capres-Cawapres dari PDIP, dan memerintahkan seluruh kader Partai menangkan Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024. TEMPO/M taufan Rengganis
Megawati, Rachmawati Soekarnoputri dan 2 Cucu Soeharto Pernah Jadi Anggota Paskibraka

Dua putri Sukarno, Megawatid an Rachmawati Soekarnoputri pernah menjadi anggota Paskibraka. Begitu pula 2 cucu Soeharto.