TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom memperingatkan Presiden Joko Widodo agar tidak bermain-main dengan kelompoknya yang menyandera pilot pesawat Susi Air pada Selasa, 7 Februari 2023.
“Jakarta tidak bisa main-main dengan kami. Kami sudah siap secara personel, secara fisik, secara mental, secara geografis, kami sudah siap. TPNPB akan ambil alih tanah kami kembali melalui revolusi total. Jokowi masih mau ‘play’ dengan kami, Mas, alon-alon asal kelakon, monggo, arep opo Mas Jokowi,” kata Sebby Sambom dalam pesan audio, 7 Februari 2023.
Sambom mengatakan pilot berkebangsaan Selandia Baru bernama Philips Max Marthin tidak akan dilepaskan sampai Selandia Baru dan negara-negara lain bertanggung jawab. Ia menyebut Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Eropa, harus bertanggung jawab karena telah mengirim senjata dan melatih TNI-Polri melawan warga Papua.
“Dengan dasar itu maka, pilot itu akan menjadi jaminan agar Perserikatan Bangsa-bangsa, Eropa, Amerika dan Australia untuk bicara karena mereka yang mengirim peralatan perang kepada Indonesia, melatih mereka untuk bunuh kami selama 60 tahun. Oleh karena itu satu pilot disandera,” ujar Sambom.
Polri lakukan operasi penyelamatan
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan tim gabungan Polri-TNI dari tim Operasi Damai Cartenz di Papua akan dikerahkan untuk menyelamatkan pilot dan penumpang pesawat Susi Air yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa, 7 Februari 2023.
“Terkait dengan perkembangan dari pilot dan penumpang yang diamankan oleh KKB, saat ini memang sedang dalam pencarian. Kami tim gabungan dari Operasi Damai Cartenz saat ini sedang melakukan operasi pencarian. Untuk hasilnya akan kita infokan,” kata Kapolri Jenderal Sigit dalam konferensi pers, seperti dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 7 Februari 2023.
Dalam pernyataan sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan pihaknya menerima laporan yang diberikan Distrik Manajer Susi Air Wilayah Timika Jeremy Jordan Rumi. Laporan itu yang menyampaikan pesawat yang dipiloti Philips Max Marthin, warga negara Selandia Baru, membawa lima penumpang dan take off dari Bandara Mozes Kilangin Kabupaten Mimika menuju Bandara Paro Distrik Paro Kabupten Nduga.
“Pukul 06.17 WIT, pesawat Susi Air landing di Bandara Paro Kab. Nduga, namun hingga sampai sampai saat ini pukul 09.15 WIT, pesawat belum juga kembali dari Distrik Paro Kab. Nduga ke Timika,” kata Kabid Humas Kombes Pol Benny dalam keterangan resmi, Selasa, 7 Februari 2023.
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pimpinan Egianus Kogoya mengaku telah membakar pesawat Susi Air dan menculik pilot beserta penumpangnya yang baru saja mendarat di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa pagi, 7 Februari 2023.
Sebelumnya, Sebby Sambom menjelaskan pembakaran pesawat itu dilakukan oleh tim Egianus Kogoya yang merupakan Panglima TPNPB KODAP III Derakma Ndugama. Kogoya melaporkan pembakaran ini kepada Pengendali Manajemen Markas Pusat Komando Nasional TPNPB-OPM di bawah pimpinan Terryanus Satto pada Selasa 7 Februari 2023.
Sambom mengatakan pasukan Kogoya membakar satu pesawat Susi Air nomor registrasi PK-BVY di lapangan terbang distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Pesawat tersebut terbang dari Mimima terbang ke distrik Paro pada pukul 06.26 WIT.
“Pasukan TPNPB berhasil membakarnya,” kata Sambom.
TPNPB-OPM mengatakan pasukan Kogoya juga menyandera pilot pesawat Susi Air. Sambom mengatakan penyanderaan ini merupakan kedua kalinya yang dilakukan TPNPB-OPM sejak Tim Lorenz pada 1996 di Mapnduma.
“Pilotnya kami sudah sandera dan kami sedang bawah keluar. Untuk itu anggota TNI-Polri tidak boleh tembak atau interogasi masyarakat sipil Nduga sembarang karena yang melakukan adalah kami TPNPB OPM Kodap III Ndugama-Derakma di bawah Pimpinan Pangima Brigadir Jenderal Egianus Kogoya,” kata Kogoya dalam laporannya.
Terkait hal ini, TPNPB OPM menyampaikan tuntutan kepada Pemerintah RI untuk menghentikan jalur masuk ke Kabupaten Nduga dan akan melepaskan pilot setelah RI melepas Papua.