TEMPO.CO, Jakarta - Eks Koordinator Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN Pasuruan Dian Yudha menceritakan kronologi penutupan bekas kantor penelitian astronomi di Watukosek.
Dian menatakan kejadian tersebut bermula sejak Mei 2021 di mana ada pemberitahuan secara lisan pada saat apel pagi. Ia menjelaskan pemberitahuan tersebut adalah soal informasi kemungkinan penutupan kantor BRIN secara massal di berbagai daerah.
“Kemudian berkembang lagi pada akhir 2022. Pada 30 Desember 2022 dari Biro Kantor Pusat di mana disampaikan kita diberi waktu 30 hari memilih kantor BRIN lain,” kata dia pada Ahad 5 Februari 2023.
Di sisi lain, Dian mengatakan pemberitahuan pemindahan tersebut juga tidak ditembuskan ke bagian direktorat. Sehingga, para peneliti tidak mendapat arahan mengenai pemindahan dan mencari kantor BRIN lain secara mandiri.
Baca juga: Begini Jawaban Laksana soal Desakan Mundur dari Kepala BRIN
“Kami jadi seolah-olah seperti diusir. Ada teman kami yang PNS ada yang ingin masuk sama sekuriti tidak boleh,” ujar dia saat dihubungi Tempo.
Dian melanjutkan pada November 2021 Kepala BRIN Laksana Tri Handoko pernah melakukan kunjungan kerja ke kantor BRIN Pasuruan. Pada saat itu, dia mengatakan para peneliti sempat melakukan audiensi dengan Laksana.
“Dari situ kami presentasi soal pentingnya kantor ini untuk pengumpulan data terkait astronomi. Kita juga saat itu dibantu oleh temen-temen peneliti pemula dari komunitas. Namun, kantor tersebut tetap ditutup,” kata Dian.
Padahal Dian mengatakan, tim peneliti BRIN Pasuruan juga telah menjelaskan pentingnya kantor mereka utuk memperoleh data terkait atmosfir. Ia mengatakan posisi Kota Pasuruan memungkinkan peneliti mengamati siklus matahari dengan baik.
“Jadi pengamatan siklus matahari ini kalau dihentikan kita akan kehilangan data. Suatu riset itu indikatornya adalah kekayaan data,” ujar dia.
Dian mengatakan penutupan kantor BRIN Pasuruan tersebut berpengaruh pada penelitian astronomi ke depannya. Sebab, kata dia, fasilitas penelitian ilmu langit di BRIN Pasuruan tersebut merupakan yang paling lengkap di Indonesia.
“Peralatan itu kan satu-satunya yang ada di Indonesia yang memiliki spesialisasi sewaktu masih menjadi LAPAN waktu itu. Nah, salahnya waktu itu adalah LAPAN Pasuruan waktu itu terbatas dari anggaran dan tenaga peneliti sehingga tidak bisa berkembang pesat,” kata Dian.
Sebelumnya, pada 31 Januari 2023 terjadi penutupan kantor BRIN Pasuruan. Alasannya ditengarai kawasan Watukosek Pasuruan hendak diubah menjadi Kawasan Kemitraan Eksternal (KKE). Penutupan tersebut dilakukan setelah 35 tahun tempat penelitian tersebut menyajikan data-data terkait astronomi kepada masyarakat.
Baca juga: Profil Laksana Tri Handoko, Kepala BRIN yang Didesak Mundur oleh DPR
EKA YUDHA SAPUTRA