TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar pertemuan besar pertama dengan Menteri Luar Negeri ASEAN dan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn di Istana Negara, Jakarta Pusat, sejak Indonesia resmi menjadi Ketua ASEAN 2023. Dua hal disampaikan Jokowi kepada para delegasi, salah satunya meminta agar ASEAN tidak boleh menjadi proxy siapapun.
"Presiden menekankan pentingnya sentralitas dan kesatuan ASEAN yang perlu terus dijaga karena ini adalah modal utama ASEAN," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang ikut dalam pertemuan, Jumat, 3 Februari 2022.
Jokowi menekankan pentingnya penghormatan terhadap prinsip-prinsip demokrasi hukum internasional hak asasi manusia. sesuai dengan apa yang ada di dalam piagam ASEAN. Eks Wali Kota Solo ini juga menekankan bahwa five point of consensus akan tetap menjadi mekanisme utama ASEAN di dalam mengatasi perkembangan di Myanmar.
Kedua, Jokowi menekankan bahwa ASEAN harus menjadi epicentrum of growth atau pertumbuhan ekonomi di tengah gelapnya proyeksi ekonomi dunia saat ini. Namun, Jokowi kembali lagi mengingatkan bahwa tujuan ini bisa dicapai kalau negara ASEAN mampu menjaga stabilitas perdamaian di kawasan.
Pertemuan bahas Myanmar
Usai pertemuan di Istana, Retno melaporkan hari ini dan besok para Menteri Luar Negeri ASEAN akan melakukan serangkaian pertemuan. "Akan dimulai siang ini yaitu working lunch yang akan membahas mengenai masalah Myanmar kemudian diikuti dengan ASEAN coordinating council, besok kami akan melakukan pertemuan retreat," kata dia.
Retno mengklaim pernyataan Jokowi diapresiasi para Menteri Luar Negeri ASEAN. Beberapa Menteri Luar Negeri ASEAN, kata dia, juga berbicara menyampaikan beberapa hal termasuk Laos sebagai KETUA ASEAN 2024 setelah Indonesia, Sekjen ASEAN, Menteri Luar Negeri Singapura, dan Menteri Luar Negeri Thailand.
"Semua intinya adalah kesiapan negara anggota ASEAN untuk mendukung Keketuaan Indonesia," kata Retno.
Baca: Dibayangi Isu Myanmar, Para Menlu ASEAN Bertemu di Jakarta Hari Ini