TEMPO.CO, Lewoleba - Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa, meresmikan Patung Anton Enga Tifaona di Jalan Anton Enga Tifaona, simpang lima Wangatoa, Lewoleba, NTT, Jumat, 27 Januari 2023.
Acara peresmian patung Anton Enga Tifaona ditandai dengan penandatangan berita acara dan sirene. Pada kesempatan itu, keluarga Anton Enga Tifaona meyerahkan sertifikat lahan, dimana patung berada untuk dikelola selanjutnya.
Ketua Yayasan Anton Enga Tifaona, Bernard Tifaona mengatakan pembangunan patung Anton Enga Tifaona mulai dilakukan pada 10 November 2022, dan sesuai jadwal selesai pada Desember 2022. Namun terkendala, sehingga baru selesai pada Januari 2023.
"Patung ini dipersembahkan Yayasan Anton Enga Tifaona kepada masyarakat Lembata," katanya.
Dia berharap pemerintah daerah bisa mengelola patung ini dengan baik. Patung yang dibangun juga sevagai salah satu syarat menjadikan Anton Enga Tifaona sebagai pahlawan nasional.
"Pembangunan patung ini menghabiskan anggaran Rp2 miliar termasuk lahan. Terima kasih kepada donatur yang telah menyumbang untuk pembangunan patung ini," ujarnya.
Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa mengatakan patung Anto Enga Tifaona ini akan dijadikan ikon warga Kota Loweleba, karena menjadi tempat bersejarah bagi Lembata.
"Kami terima pengelolaan patung Anton Enga Tifaona dengan senang hati, karena akan menjadi sejarah Kabupaten Lembata dan ikon Kota Lewoleba," katanya.
Anton Enga Tifaona ini, menurut dia, harus dijadikan sebagai tokoh inspirasi bagi anak muda dan menjadi teladan. "Anton Enga sudah mendedikasikan hidupnya untuk negara. Ini harus jadi inspirasi masyarakat Lembata," katanya.
Pada kesempatan itu, Ketua Forum Pahlawan Nasional (Forpolnas) Lembata, Joni Tifaona mengatakan pihaknya sedang memperjuangkan agar Anton Enga Tifaona bisa dijadikan pahlawan nasional. "Sudah ada 700 pernyataan dukungan yang sudah diserahkan ke pemprov dan Pemerintah pusat," katanya.
Syarat menjadi seorang pahlawan nasional yakni harus adanya nama jalan, pernyataan dukungan masyarakat dan patung. Juga harus dilakukan seminar. "Seminar sudah dilakukan di tingkat kabupaten dan provisni. Diharapkan hari ini juga dilakukan di nasional," katanya.
Kesaksian Anak Buah
Pada kesempatan itu juga mantan staf Anton Enga Tifaona, Brigjen (Purn) Parasian Simanungkalit mengisahkan tentang mantan atasannya, Anton Enga Tifaona, saat masih bertugas di Banjarmasin.
Dia mengisahkan Anton Enga Tifaona merupakan polisi yang tegas. Parasian pernah menangkap sebuah kapal nelayan yang hendak menyeludup kayu ke Malaysia.
Setelah ditangkap, Anto Enga Tifaona meminta untuk menyerahkan ke kejaksaan dan bea cukai untuk diproses. Saat itu datang pemilik kayu ke ruang Anto Enga Tifaona guna menyelesaikan masalah itu secara danai. Namun Anton Enga Tìfaona enggan menerimanya dan mengusir mereka.
"Mereka datang bawa koper, katanya hadiah untuk Pak Anton. Namun bapak menolak dan mengancam mereka gunakan pistol," kisahnya.
Walapolda NTT, Heri Sulistiayantoterkait mengisahkan pernah betermu dengan Anton Tifaona pada 2008, setelah pensiun dan mempelajari tentangnya saat bertugas menjadi Kapolres di Ngada. "Saya pernah bertemu dengan pak Anton, sekitar tahun 1988, hanya satu tahun saja," jelasnya.
Dia mengaku mengetahui Anto Enga Tifaona dari rekan-rekan dan seniornya bahwa Anton Enga Tifaona mempunyai disiplin tinggi, tegas, dan percaya diri. Di samping itu, dia rendah hati dan merendahkan di hadapan Tuhan.
Terkait usulan menjadi pahlawan nasional, diakuinya sangat sulit, apalagi putra daerah. Namun dia mengaku pihaknya sangat mendukung dan berjuang hingga hal itu tercapai. "Kita harus berjuang tingkat tinggi untuk menjadikan Anton Enga Tifaona sebagai pahlawan nasional," tegasnya.