3. Bingung dengan Tuntutan Jaksa
Kuat Ma’ruf mengaku tak paham dengan dakwaan dan tuntutan jaksa kepadanya. Sebab, dia menyatakan tidak memahami apa yang akan terjadi pada Brigadir Yosua pada 8 Juli 2022.
Kuat juga merasa heran dengan tim penyidik karena dia selalu dianggap melakukan pembunuhan tersebut. Dia menyatakan, sejak awal penyidik sudah mencecar soal tindakannya membawa sebilah pisau buah dari Magelang hingga sebelum kejadian pembuuhan terjadi.
Dia menyatakan pisau tersebut tak dia bawa masuk ke rumah dinas Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, yang menjadi lokasi tewasnya Yosua. Dia menyatakan hal itu terkonfirmasi dari keterangan sejumlah saksi dan rekaman video yang ditampilkan dalam persidangan.
“Padahal dalam persidangan sangat jelas terbukti saya tidak pernah membawa tas atau pisau yang didukung oleh keterangan para saksi dan video rekaman yang ditampilkan,” ujarnya.
4. Membantah Terlibat Dalam Rencana Pembunuhan Brigadir Yosua
Kuat Ma’ruf juga menegaskan dirinya tidak terlibat dalam penyusunan rencana pembunuhan Brigadir Yosua. Dia menyatakan, selama persidangan tidak ada saksi ataupun rekaman yang menunjukkan dirinya terlibat dalam penyusunan rencana pembunuhan Yosua.
Kuat juga bertanya-tanya hal apa yang membuatnya menjadi tersangka dalam pembunuhan berencana tersebut. Selain itu, dia juga merasa dituduh ikut merencanakan pembunuhan Yosua hingga difitnah berselingkuh dengan Putri Candrawathi selaku istri dari Ferdy Sambo.
“Jadi kapan saya merencakan pembunuhan kepada Yosua? Yang Mulia, apakah karena saya sulit memahami yang ditanyakan kepada saya maka membuktikan saya ikut merencakann kepada almarhum Yosua? Apakah saya menjawab tidak sesuai kemauan yang bertanya maka membuat saya dianggap berbohong dan tidak jujur,” ujar Kuat.
Selanjutnya, merasa dimanfaatkan penyidik