Pengamat Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, R. Siti Zuhro, tak heran dengan anggapan masyarakat bahwa partai baru tak memiliki perbedaan dari partai lama. Pasalnya, menurut dia, mayoritas partai baru saat ini dibentuk dari silang sengkarut parpol yang memiliki konflik internal.
Selain itu, dia menilai partai baru saat ini tidak banyak melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan tiba-tiba langsung mengikuti pemilu.
"Jadi memang idealnya partai baru itu tidak sekonyong-konyong didirikan, waktu itu pula harus ikut pemilu, tidak seperti itu," ujarnya
Siti menilai sosialisasi yang dapat dilakukan partai baru bisa dimulai dengan sosialisasi program, platform partai atau sebagainya. Bukan justru menjadi tempat mensosialisasikan individual parpol bersangkutan.
"Mentransfer knowledge bahwa partainya konsen dengan ini, dengan itu, nah itu yang tidak dilakukan," katanya.
Banyak partai yang tumbang karena tak mempertimbangkan banyak hal
Selain itu, Siti menilai, dalam membangun partai baru harusnya pertimbangkan banyak hal, jangan sebab ingin memenuhi keinginan kelompok atau komunitas tertentu jadi alasan membangun partai. Karena hal itu dinilai Siti tidak kuat menompang sepak terjang parpol baru.
"Ternyata ketika dia mendirikan (partai), SDM kurang, modalnya, kurang banyak hal. Maka sulit sekali untuk memenuhi syarat administratif dan verifikasi faktual. Itu amat sangat sulit jadi tidak semudah itu ternyata," jelasnya.
Kendati demikian partai baru sudah berhasil lolos verifikasi faktual, apakah kemudian tanya Siti, dapat persiapkan kader yang handal. Apalagi harus berkompetisi dengan kader partai lain yang lebih berpengalaman.
"Mereka belum tentu mampu menyiapkan caleg-caleg yang handal yang bisa berkompetisi dengan cara-cara lama. Maka kayak PSI itu baru bisa menyediakan di DKI Jakarta, tidak untuk di level DPR RI itu sebagai satu contoh," katanya.
Pemilu 2024 akan diikuti oleh 17 partai politik nasional dan 6 partai lokal Aceh. Setidaknya terdapat lima partai baru yang akan ikut dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Mereka diantaranya adalah Partai Buruh, Partai Gelombang Rakya Indonesia (Gelora), Partai Ummat, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) dan Partai Garda Perubahan Indonesia (Garuda).