TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri berulang tahun ke-76 hari ini. Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menilai Mega sebagai sosok yang yang selalu berada di jalan ideologi Pancasila, mengajarkan kebenaran, serta mengajarkan kesabaran revolusioner.
Djarot kemudian menceritakan momen saat dirinya diminta Mega menerapkan kesabaran revolusioner. Kala itu, Djarot mulai kehilangan kesabaran dalam Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada DKI Jakarta pada 2017 lalu. Ia merupakan calon Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
“Ketika di DKI Jakarta itu kan saya dihadang sana-sini, kemudian diusir-usir, kemudian sampai suatu ketika saya sudah ngga sabar, saya bilang ‘Sudah keterlaluan mereka’, kemudian Ibu Mega menjawab ‘Terus maumu apa, Rot?’,” kata Djarot kepada Tempo, Senin, 23 Januari 2023.
Baca juga: Soal Lawatan Ganjar ke Empat Provinsi, PDIP: Semua Kader Diminta Turun ke Bawah
Isu SARA mencuat dalam Pilkada DKI 2017. Ahok diputus bersalah dalam perkara penodaan agama pada 9 Mei 2017 dan harus mendekam dua tahun di penjara. Kasus ini dipicu pernyataan Ahok yang menyinggung Alquran Surat Al-Maidah Ayat 51 di Kepulauan Seribu pada September 2016 untuk menepis isu SARA menjelang Pilkada DKI 2017.
Djarot menjelaskan, kala itu dirinya kerap menghadapi usiran dan teriakan “kafir”, “bunuh”, “halal darahnya”. Ia mengaku kesabarannya sudah di ujung tanduk.
Namun, ia mengatakan Megawati mengingatkannya bahwa Bung Karno berpesan agar punya kesabaran revolusioner. Djarot menyebut pernyataan Mega itu membuatnya kembali ingat soal kesabaran revolusioner.
“Bu Mega bilang, sambil menepuk pundak saya, ‘Ingat, sabar, Rot. Ini pemerintahan Pak Jokowi loh. Bung Karno pernah berpesan kesabaran revolusioner',” kata Djarot.
Selanjutnya, bagaimana itu kesabaran revolusioner?