TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan Kepala Badan Intelijen Negara atau BIN Jenderal (Purn) Budi Gunawan soal 2023 bakal menjadi tahun gelap tengah ramai diperbincangkan masyarakat. Namun, sebelum Budi menyatakan hal tersebut, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah berkali-kali mengingatkan mengenai hal ini.
Pada Jumat, 5 Agustus 2022, Presiden Jokowi untuk pertama kalinya mengeluarkan peringatan ini. Saat itu Jokowi memprediksi tahun 2023 bakal menjadi tahun gelap akibat krisis ekonomi, pangan, hingga energi akibat pandemi Covid-19 dan perang antara Rusia-Ukraina.
Jokowi mengaku mendapatkan prediksi ini setelah mengobrol dengan Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), International Monetary Fund (IMF), hingga Kepala negara G7.
Baca juga: Kepala BIN Sebut 2023 Tahun Gelap, Minta Seluruh Kepala Daerah Berhati-hati
"Beliau-beliau menyampaikan 'Presiden Jokowi, tahun ini kita akan sangat sulit', terus kemudian seperti apa? 'Tahun depan akan gelap. Ini bukan indonesia, ini dunia, hati-hati'" ujar Jokowi saat membuka Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat, 5 Agustus 2022.
Jokowi menjelaskan, dari Bank Dunia ia mendapat kabar bahwa akan ada 66 dunia akan ambruk akibat kondisi ekonomi yang buruk. Angka itu, kata Jokowi, awalnya hanya 9 negara, kemudian bertambah 25 negara, 42 negara, hingga menjadi 66 negara.
"Mereka detail mengkalkulasi, apa yang dikhawatirkan betul-betul kita lihat dan sekarang ini 320 juta orang di dunia sudah berada pada posisi menderita kelapran akut. Ini saya sampaikan apa adanya," kata Jokowi.
Selanjutnya, Jokowi kembali sampaikan peringatan yang sama...