TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menanggapi soal lelang konten museum Masjid Al Jabbar yang jadi ramai karena pada awalnya dipersepsikan lelang konten tersebut untuk promosi masjid di media sosial. “Itu tuh konten museum bukan konten medsos,” kata dia, Kamis, 12 Januari 2023.
Ridwan Kamil mengaku informasi awal yang beredar membawa persepsi yang keliru. “Kami dirugikan karena tidak benar, yang benar itu di bawah Al Jabbar ada museum, isinya digital semua. Biayanya masuk ke situ, bukan mau mempromosikan Masjid Al Jabbar, saya ge hapal itu murah ari konten medsos mah (saya juga paham kalau konten medsos itu murah),” kata dia.
Baca juga: Proyek Konten Museum Masjid Al Jabbar Senilai Rp 14,5 Miliar Dipermasalahkan
Ridwan Kamil menanggapi soal anggaran konten museum tersebut. Soal mahal tidaknya, pada penggunaan dana pemerintah ada patokannya. “Orang privat belanja gak ada batasnya, kalau di negara itu ada batasnya. Nih lantai, gak boleh mahal-mahal, marmer Italia misalkan, ada panduan belanja negara maksimal,” kata dia
Ridwan Kamil mengatakan, soal mahal tidaknya bisa dilihat nanti di museum tersebut. “Kalau dibilang mahal tidak mahal, berapa jumlah konten di museum itu. Jangan-jangan banyak, jangan-jangan kemurahan. Jangan (karena) angka miliar berarti mahal,” kata dia.
Ridwan Kamil meminta agar menilainya objektif. “Selidiki dulu belanja buat apa, jangan langsung menyimpulkan. Saya minta komunikasi mengedukasi publik. Kalau kami salah, kami pasti minta maaf. Kalau pemprov salah, keliru, pasti minta maaf. Tapi kalau kami tidak keliru dan dipersepsikan keliru oleh kesimpulan awal tanpa tabayun, media harus ikut tanggung jawab dong, jangan kami dirugikan oleh persepsi yang keliru,” kata dia.
Sebelumnya, publik menyoroti proses lelang tender dan besaran anggaran konten museum yang sebesar Rp 14,5 miliar pada 2022. Merebak pula dugaan kedekatan pemenang tender dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Kelompok diskusi Beyond Anti Corruption (BAC) misalnya, menyoroti besaran nilai proyek konten museum dan proses tendernya yang dinilai bermasalah. Proyek pengadaan konten itu mengalami kegagalan selama dua kali akibat tidak adanya peserta lelang yang dianggap layak.
“Sehingga pada akhirnya dilakukan penunjukkan langsung,” kata kordinator BAC, Dedi Haryadi yang dikonfirmasi Rabu, 11 Januari 2023.
Hasilnya, dari laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pemerintah Provinsi Jawa Barat, pemenang tender itu adalah PT. Sembilan Matahari. Padahal menurut Dedi, perusahaan ini sudah dinyatakan gagal ketika mengikuti tender sebelumnya dengan alasan tidak lulus evaluasi penawaran.
“Penelusuran lebih lanjut oleh BAC menemukan jika pengurus dari perusahaan ini diduga memiliki hubungan primordial dengan Gubernur Ridwan Kamil,” ujar dia.
Pihaknya mendorong agar aparat penegak hukum proaktif menyelidiki lebih jauh dugaan pelanggaran hukum dalam proyek ini. Mereka juga meminta Badan Pengawas Keuangan (BPK) melakukan audit secara menyeluruh proyek pembangunan Masjid Al Jabbar.
Baca juga: Ini Cerita Pembangunan Masjid Raya Al Jabbar Hingga Menelan Anggaran Rp 1 Triliun
AHMAD FIKRI