Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

HUT PDIP ke-50, Tiap Kongres Megawati Terpilih sebagai Ketua Umum PDIP

image-gnews
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. TEMPO/Dasril Roszandi
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memperingati hari ulang tahun atau HUT PDIP ke-50. Partai berlambang banteng itu didirikan pada 10 Januari 1973 silam. Tahun ini merupakan tahun emas bagi partai pimpinan Megawati Soekarnoputri.

Jalan Berliku 50 Tahun PDIP

Berikut kilas balik berdirinya PDIP, dikutip dari berbagai sumber.

Kelahiran PDIP bermula dari didirikannya Partai Nasional Indonesia (PNI) oleh Sukarno alias Bung Karno pada 4 Juli 1927. Kemudian pasca kemerdekaan, pada 10 Januari 1973 PNI bersama Partai Musyawarah Rakyat Banyak, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Partai Kristen Indonesia, dan Partai Katolik menggabungkan diri.

Baca: Sederet Menteri Hadiri Acara HUT PDIP ke-50, Mahfud MD hingga Retno Marsudi

Dikutip dari laman pdiperjuanganlampung.id, penggabungan dari berbagai partai inilah kemudian ditandai sebagai hari lahirnya Partai Demokrasi Indonesia disingkat PDI. Kala itu belum ada embel-embel “Perjuangan”. Sejak itulah tiap tanggal 10 Januari dijadikan harlah partai yang identik dengan warna merah ini.

Dikutip dari Bisnis, sedikit menilik ke belakang, gagasan penggabungan atau fusi partai tersebut merupakan imbas dari pelaksanaan politik ‘massa mengambang’ yang dicanangkan oleh asisten pribadi Soeharto, Ali Moertopo. Konsep ‘massa mengambang’ secara eksplisit tidak melarang rakyat untuk menyalurkan aspirasi politik. Tetapi memberi batas supaya rakyat tidak terlalu sibuk dengan hiruk pikuk politik.

Orde Baru sepertinya tak ingin sistem multipartai yang pernah subur pada pemerintahan Soekarno mengganggu stabilitas negara. Sebaliknya, peleburan atau fusi partai adalah strategi untuk memutus mata rantai politisasi. Sekaligus, memudahkan rezim mengontrol aktivitas politik pada waktu itu.

Penggabungan partai yang dilakukan PNI dengan partai lain ternyata menimbulkan konflik di dalam internal partai. Konflik internal PDI terus terjadi dan diperparah dengan adanya intervensi dari pemerintahan Soeharto. Untuk mengatasi konflik, anak kedua dari Ir Sukarno, Megawati Soekarnoputri didorong menjadi ketua umum PDI. Namun Suharto tidak menyetujui hal itu. Bahkan pemerintah menerbitkan larangan mendukung pencalonan Megawati dalam Kongres Luar Biasa atau KLB.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun larangan itu berbanding terbalik dengan keinginan peserta KLB pada 2-6 Desember 1993 di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur. Secara de facto Megawati dinobatkan sebagai Ketua Umum DPP PDI periode 1993-1998. Megawati dikukuhkan sebagai ketua umum dalam Musyawarah Nasional (Munas) 22-23 Desember 1993 di Jakarta.

Kendati Megawati sudah dinobatkan jadi ketua umum, nyatanya tak meredam konflik internal PDI. Konflik terus terjadi hingga diadakan Kongres pada 22-23 Juni 1996 di Asrama Haji, Medan. Pada 20 Juni 1996 para pendukung Megawati Soekarnoputri melakukan unjuk rasa hingga bentrok dengan aparat keamanan yang menjaga kongres.

Pada 15 Juli 1996, Pemerintah Suharto mengukuhkan Suryadi sebagai Ketua Umum DPP PDI. Pendukung Megawati Soekarnoputri kemudian menggelar Mimbar Demokrasi di halaman kantor DPP PDI, Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta Pusat pada 27 Juli 1996. Demo berakhir bentrok setelah pendukung Suryadi muncul. Peristiwa itu dikenal dengan Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli atau Peristiwa Kudatuli.

Setelah peristiwa tersebut, PDI di bawah pimpinan Suryadi hanya mendapat 11 kursi DPR. Namun setelah pemerintahan Soeharto lengser saat reformasi 1998, PDI mulai menguat. Terutama karena pimpinan diambil alih lagi oleh Megawati. Megawati kemudian ditetapkan lagi sebagai Ketua Umum DPP PDI periode 1998-2003 pada Kongres ke-V di Denpasar, Bali.

Agar dapat mengikuti Pemilu, Megawati kemudian mengubah nama PDI menjadi PDI Perjuangan (PDIP) pada 1 Februari 1999. Nama tersebut disahkan oleh Notaris Rahmat Syamsul Rizal dan kemudian dideklarasikan pada 14 Februari 1999 di Istora Senayan, Jakarta. Kemudian pada Kongres I 27 Maret hingga 1 April, Megawati terpilih lagi jadi Ketua Umum hingga 2005. Sejak saat itu, tiap kali kongres Megawati selalu terpilih sebagai Ketua Umum PDIP hingga sekarang.

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Baca juga: Sah! Megawati Dikukuhkan sebagai Ketua Umum PDIP 2019-2024

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Gugatan 5 Kader terhadap SK Perpanjangan Kepengurusan PDIP Dicabut Hari ini

7 jam lalu

Anggota Tim Hukum Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Ronny Talapessy mendatangi Komnas HAM di Menteng, Jakarta, Rabu, 12 Juni 2024. Mereka melaporkan soal penyitaan ponsel oleh penyidik KPK saat Hasto Kristiyanto diperiksa sebagai saksi kasus Harun Masiku. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Gugatan 5 Kader terhadap SK Perpanjangan Kepengurusan PDIP Dicabut Hari ini

Ronny Talapessy mengatakan gugatan terhadap SK perpanjangan kepengurusan PDIP ke PTUN Jakarta akan dicabut pagi ini


PDIP Kota Solo Respons soal Kader Partai Laporkan FX Rudy ke Polisi

8 jam lalu

Wawanto (kanan) bertemu dengan wartawan di Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. ANTARA/Aris Wasita
PDIP Kota Solo Respons soal Kader Partai Laporkan FX Rudy ke Polisi

Kader DPC PDIP Kota Solo sebelumnya melaporkan FX Rudy ke Polresta Solo atas kasus dugaan pengancaman pembunuhan.


Tanggapan Sederet Tokoh Politik Mengenai Rencana Pertemuan Prabowo dan Megawati

9 jam lalu

Capres - cawapres no urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno berserta istrinya Nur Asia Uno berfoto selfie bersama Presiden RI ke-4 dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, dan Menteri Puan Maharani menjelang Debat Pilpres 2019 perdana di Jakarta, Kamis, 17 Januari 2019. Sejumlah tokoh mengunggah foto-fotonya menjelang debat di media sosial. Instagram/@Pramonoanungw
Tanggapan Sederet Tokoh Politik Mengenai Rencana Pertemuan Prabowo dan Megawati

Deretan reaksi muncul dari berbagai tokoh tentang wacana pertemuan Prabowo Subianto dan Megawati.


5 Kader PDIP Minta Maaf ke Megawati Usai Dijebak Dijanjikan Rp 300 Ribu Gugat Kepengurusan

10 jam lalu

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam pidatonya saat pengumuman calon kepala daerah gelombang ketiga di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (26/8/2024). ANTARA/HO-PDIP.
5 Kader PDIP Minta Maaf ke Megawati Usai Dijebak Dijanjikan Rp 300 Ribu Gugat Kepengurusan

Lima orang kader PDIP mengaku dijebak serta ditipu untuk memberikan tanda tangan, yang dimanfaatkan untuk menggugat keabsahan SK Kepengurusan DPP PDIP


Janji Pramono Anung Atasi Masalah Banjir, Polusi, hingga Soal PPSU

19 jam lalu

Sekretaris Kabinet Pramono Anung di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu, 11 September 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Janji Pramono Anung Atasi Masalah Banjir, Polusi, hingga Soal PPSU

Pramono Anung berjanji akan menyelesaikan masalah-masalah kecil dulu yang ada di Jakarta.


Pramono Anung Tak Mau Muluk-muluk Bangun Jakarta seperti Dubai

19 jam lalu

Bakal Calon Gubernur Jakarta Pramono Anung, tiba di acara deklarasi yang diadakan oleh para relawan pendukung Pramono Anung- Rano Karno di Gedung Juang '45, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu, 11 September 2024. TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Pramono Anung Tak Mau Muluk-muluk Bangun Jakarta seperti Dubai

Bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, Pramono Anung-Rano Karno menghadiri deklarasi relawan di Gedung Joang.


Prabowo: Kabinet Zaken hingga Bakal Menteri Lulusan Taruna Nusantara

22 jam lalu

Presiden terpilih dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan sambutan dalam penutupan Kongres III Partai NasDem di JCC, Jakarta, Selasa, 27 Agustus 2024. Kongres III Partai NasDem kembali menetapkan Surya Paloh sebagai Ketua Umum untuk periode 2024-2029. TEMPO/M Taufan Rengganis
Prabowo: Kabinet Zaken hingga Bakal Menteri Lulusan Taruna Nusantara

Berbagai isu mengenai kabinet pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto mulai dibicarakan


Kata Andika Perkasa soal Tim Pemenangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Bertabur Bintang

1 hari lalu

Pasangan bakal calon Gubernur Jawa Tengah Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa (kiri) dan bakal calon Wakil Gubernur Jawa Tengah Hendrar Prihadi (kanan) menjawab pertanyaan wartawan seusai menjalani tes kesehatan di Rumah Sakit Kariadi, Semarang, Jawa Tengah, Kamis 29 Agustus 2024. Tes kesehatan tersebut untuk kepentingan persyaratan mendaftar sebagai Bacagub dan Bacawagub di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPU) Provinsi Jawa Tengah pada Pilkada 2024. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Kata Andika Perkasa soal Tim Pemenangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Bertabur Bintang

Tim pemenangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin beranggotakan sederet nama purnawirawan jenderal mantan petinggi TNI dan Polri.


MPR Cabut Tap MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967, Guntur Soekarnoputra: Terbantahkan Bung Karno Mendukung G30S PKI

1 hari lalu

Megawati Soekarnoputri, Guntur Soekarnoputra dan Sukmawati Soekarnoputri menghadiri pencabutan TAP MPRS Nomor XXXII/MPRS/1967 di Gedung Nusantara V MPR RI, Jakarta, Senin, 9 September 2024. Tempo/Eka Yudha Saputra
MPR Cabut Tap MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967, Guntur Soekarnoputra: Terbantahkan Bung Karno Mendukung G30S PKI

MPR RI resmi mencabut TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintah Negara dari Presiden Sukarno. Apa alasannya?


Soal Rencana Pertemuan Megawati-Prabowo, Pramono Anung Bilang Komunikasinya Baik

1 hari lalu

Sekretaris Kabinet Pramono Anung di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu, 11 September 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Soal Rencana Pertemuan Megawati-Prabowo, Pramono Anung Bilang Komunikasinya Baik

Muzani mengatakan pertemuan antara Megawati dan Prabowo bakal terlaksana sebelum Prabowo dilantik menjadi presiden.