TEMPO.CO, Solo - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menyebut ada dua pekerjaan rumah (PR) besar yang belum terselesaikan olehnya pada 2022. Dua hal itu terkait penataan untuk kawasan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Surakarta, dan Taman Sriwedari.
"Yang masih perlu perhatian khusus adalah keraton dan Sriwedari. Itu jadi PR besar saya," ujar Gibran menanggapi pertanyaan sejumlah awak media di Balai Kota Solo, tentang evaluasi pembangunan Kota Solo di bawah kepemimpinannya pada 2022, Senin, 2 Januari 2023.
Namun Gibran meyakini dua PR itu dapat terlaksana tahun 2023 ini. Untuk kawasan Sriwedari, menurut putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu, sudah ada titik terang.
Sebagaimana diketahui, putusan Mahkamah Agung atau MA, mengabulkan permohonan kasasi yang diajukan Gibran mewakili Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, terkait pembatalan sita eksekusi tanah Sriwedari.
Putusan MA itu bernomor 2085 K/Pdt/2022 dan diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada MA Senin, tanggal 15 Agustus 2022. Putusan itu dipublikasikan di website resmi MA.
"Untuk Sriwedari sudah ada titik terang. Beres kok, tenang wae (saja). Untuk penataan, ya sengketanya (selesai) dulu. Untuk mbangun itu gampang, santai wae (saja). Masjide (Masjid di Sriwedari) ngko yo ta rampungke, tenang wae (masjidnya nanti ya saya selesaikan. Tenang saja)," ucapnya.
Adapun untuk Keraton Surakarta, Gibran mengakui pesimistis mengingat masih ada ganjalan berupa konflik di internal Keraton Surakarta itu.
"Ya kemarin (dua kubu di Keraton Surakarta) pas dipanggil Pak Kapolres (Kapolresta Solo, Komisaris Besar Polisi Iwan Saktiadi untuk mediasi) yo do ra teko (ya tidak ada yang datang)," katanya.
Untuk itu, Gibran mengatakan akan fokus ke penataan lebih lanjut Pura Mangkunegaran dan kawasan Baluwarti.
"Ya saya nanti fokusnya ke Mangkunegaran dan Baluwarti saja, hal-hal yang bisa saya sentuh saja," tuturnya.
Namun Gibran mengatakan bukan berarti meninggalkan Keraton Surakarta lantaran tak segera menyelesaikan konflik. Ia mengaku siap jika memang sudah ada perintah dari pihak Keraton Surakarta itu.
"Bukan ditinggal (Keraton Surakarta), tapi aku nunggu perintah wae (saya menunggu perintah saja). Kon ndandani, aku mangkat (Diminta memperbaiki saya berangkat). Kon mediasi aku mangkat (Diminta untuk memediasi saya berangkat). Nek aku santai wae (kalau saya santai saja)," ucap dia.
Adapun untuk beberapa program pembangunan lainnya, menurut Gibran sudah berjalan sesuai jadwal dan perencanaan. Beberapa program itu salah satunya revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) yang sudah mulai dilaksanakan awal September 2022 lalu.
SEPTHIA RYANTHIE
Baca: Kembali dari Abu Dhabi, Gibran Pastikan Solo Dapat Hibah US$ 15 Juta dari UEA