TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU Said Aqil Siradj mengatakan berakhirnya tahun 2022 ditandai dengan gegap gempita kompetisi para politisi dan partai politik yang mulai berdetak.
Menurut dia berbagai manuver akan segera menghangatkan suasana kebangsaan termasuk hiruk pikuk berita dan sebuan berbagai narasi yang mulai memenuhi ruang steorotip publik. Polarisasi pemberitaan dan perang informasi juga bisa datang mengancam.
"Kita yang cinta Tanah Air harus segera bergerak," kata Pimpinan Lembaga Persahabatan Ormas Islam atau LPOI ini dalam keterangannya di Jakarta, Ahad, 1 Januari 2023.
Menurut Said Aqil, perlu mitigasi sosial untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya turbulensi politik menjelang tahun politik.
"Media dan jurnalis Muslim harus dikonsolidasi agar mampu membangun benteng pertahanan informasi dan digital," ujar dia.
Pimpinan Pesantren Al Tsaqofah itu mengatakan menghadapi turbulensi politik itu, LPOI melakukan mitigasi sosial sebagai upaya peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan nasional, salah satunya dengan menggelar konsolidasi media dan jurnalis muslim untuk membangun benteng pertahanan informasi dan digital.
Selain melakukan konsolidasi dan penguatan visi bersama jurnalis Muslim Indonesia, LPOI juga mendeklarasikan lahirnya Asosiasi Media Muslim Indonesia (AMMINDO).
Sementara itu, Direktur Pencegahan BNPT Brigadir Jenderal Polisi Ahmad Nur Wahid mengatakan setiap anak bangsa harus mewaspadai politisasi agama terutama di tahun-tahun politik.
Hal itu ditujukan demi menghindari berkembangnya paham radikal terorisme yang mengatasnamakan agama.
"Reunifikasi media Muslim seperti ini adalah langkah strategis mengonsolidasikan gerakan menjaga keutuhan NKRI," ujar Ahmad Nur Wahid.
Sekretaris LPOI yang juga Ketua Dewan Pembina Nusantara Cultural Center Imam Pituduh mengatakan AMMINDO dideklarasikan sebagai gerakan media Muslim untuk kemaslahatan, kemanusiaan dan peradaban dunia yang lebih baik.
Ia menjelaskan perang informasi di tahun politik bisa saja mengancam, sehingga mendasari LPOI membentuk AMMINDO sebagai upaya reunifikasi, glorifikasi, fasilitasi rekognisi, advokasi, kolaborasi dan revivalisasi menjaga kedaulatan negara.
Baca juga: Soal Pengawasan Sel-sel JAD, Kepala BNPT: Peran dari Densus 88