TEMPO.CO, Jakarta -Jumat pekan lalu Presiden Joko Widodo atau Jokowi membenarkan terkait kemungkinan kabar reshuffle Kabinet Indonesia Maju. Isu ini mencuat setelah lembaga survei Charta Politika Indonesia menyebut mayoritas publik setuju Jokowi merombak kabinetnya.
“Mungkin (ada reshuffle),” ujar Jokowi singkat saat ditemui di Bogor, Jawa Barat, Jumat, 23 Desember 2022.
Baca : FX Rudy Bertemu Jokowi, PDIP: Jika Diminta Masuk Kabinet Harus Konsultasi ke Megawati
Sinyal perombakan kabinet Jokowi ini mendapat beragam tanggapan dari berbagai pihak. Beberapa mendukung, tapi ada juga yang acuh. Berikut tanggapan sejumlah pihak terkait kemungkinan Presiden merekonstruksi ulang susunan “orang-orang” yang duduk di kursi kementeriannya.
5 Respons Resuffle Kabinet Jokowi
1. DPR RI: Kalau mau reshuffle, ya reshuffle.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima mengatakan, perombakan kursi menteri adalah hak prerogatif presiden. Menurutnya, jika Jokowi ingin me-reshuffle kabinet, itu adalah kewenangan dirinya yang mengerti kinerja para menteri.
“Saya kira reshuffle jangan jadi isu ya. Kalau mau reshuffle, ya ‘reshuffle’,” katanya di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu, 28 Desember 2022.
2. PDIP Perjuangan: Jokowi harus evaluasi menterinya
Menanggapi isu reshuffle yang akan dilakukan Jokowi, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Djarot Saiful Hidayat meminta Presiden untuk mengevaluasi menteri-menterinya. Djarot menilai evaluasi terhadap menteri itu dimaksudkan agar kabinet saat ini bisa mendukung penuh kebijakan Jokowi.
Terkhusus, kata dua, evaluasi kepada dua menteri dari Partai NasDem di kabinet. Yakni Menteri Pertanian (Menpan) Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar. Beberapa kebijakan kedua kementerian itu dinilai Djarot tak sejalan dengan visi dan misi Jokowi.
3. Partai NasDem: Kinerja menteri dari Partai NasDem baik-baik saja
Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menanggapi kritik PDIP atas kinerja Menpan Syahrul Yasin Limpo dan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar di tengah isu reshuffle kabinet. Ia menyebut kinerja dua menteri asal partainya itu berjalan baik-baik saja.
Meski begitu, pihaknya mengatakan kebijakan mengevaluasi dan mengganti kursi menteri adalah wewenang presiden. Pihaknya tak menampik ada partai lain yang menginginkan kursi menteri yang saat ini diduduki fraksi NasDem, Syarhrul Yasin dan Siti Nurbaya.
“Evaluasi itu dari Presiden. Apalagi kalau ada partai yang ingin meminta NasDem dikeluarkan, mengincar kursi yang diduduki NasDem, itu hal yang menjadi kewenangan Presiden,” ujarnya.
4. Partai Demokrat: Reshuffle harus bermanfaat untuk rakyat
Partai Demokrat turut menanggapi isu pergantian menteri oleh Presiden Jokowi. Menurut Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, reshuffle merupakan hak prerogatif Presiden. Kendati demikian, dia mengatakan Presiden mesti berhati-hati saat memutuskan untuk mengocok ulang menterinya.
Menurut dia, reshuffle mestinya bisa memberikan manfaat bagi rakyat, alih-alih sekadar langkah politis semata. Sebab, jika perombakan ini hanya langkah agenda politik, belum tentu manfaatnya dirasakan oleh masyarakat.
“Harapan agar reshuffle ini jika benar-benar terjadi bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat,” kata Herzaky dalam keterangannya, Senin, 26 Desember 2022.
5. Partai Golkar: Reshuffle urusan para “dewa-dewa”
Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengaku tidak tahu-menahu soal rencana reshuffle kabinet oleh Jokowi. Ace berujar dirinya hanya petugas partai. Menurutnya, isu soal reshuffle merupakan urusan para dewa.
“Belum dengar, saya ngga ngerti. Itu urusan para dewa-dewa, aku kan Cuma petugas partai saja,” kata Ace saat ditemui di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Jumat, 14 Desember 2022 ihwal reshuffle kabinet tersebut.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | TIM TEMPO
Baca juga : Temui Jokowi di Jakarta Seusai Perayaan Natal, FX Hadi Rudyatmo: Hanya Guyon-guyonan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.