Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Salahkan Lima Negara di Asia Perihal Sampah, LSM Lingkungan Internasional Minta Maaf

image-gnews
Asap muncul dari api yang membakar sampah di sekitar aliran Kali Jambe, Perumahan Satria Jaya Permai, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 1 November 2019. Warga sengaja membakar tumpukan sampah tersebut karena kesal dengan respon lambat yang dilakukan oleh pihak terkait untuk membersihkan sampah yang memenuhi Kali Jambe sepanjang 300 meter itu. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Asap muncul dari api yang membakar sampah di sekitar aliran Kali Jambe, Perumahan Satria Jaya Permai, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 1 November 2019. Warga sengaja membakar tumpukan sampah tersebut karena kesal dengan respon lambat yang dilakukan oleh pihak terkait untuk membersihkan sampah yang memenuhi Kali Jambe sepanjang 300 meter itu. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Iklan

INFO NASIONAL --Ocean Conservancy mencabut laporannya bertajuk “Stemming The Tide” yang menyalahkan negara-negara di Asia Timur dan Tenggara atas polusi sampah plastik di lautan. Demikian dilaporkan The Guardian pada 15 September 2022. LSM lingkungan asal Amerika Serikat itu juga meminta maaf atas “narasi salah” yang mereka buat berdasarkan riset peneliti dari Universitas Georgia, Jenna Jambeck.

Penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Science pada 12 Februari 2015 itu menjadi perbincangan hangat di kalangan pemerintah dan LSM lingkungan di Indonesia. Ini karena Jambeck memasukkan Indonesia ke dalam lima besar penyumbang sampah plastik terbesar ke lautan dengan urutan Tiongkok, Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Srilanka.

Jambeck sempat diundang oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat ke Indonesia pada Juni 2017 untuk menyosialisasikan hasil penelitiannya. Selama di Indonesia, Jambeck berbicara kepada sejumlah LSM lingkungan, seperti Walhi, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP), BaliFokus Foundation, serta Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI), para akademisi, dan media.

Penelitian Jambeck itulah yang dipromosikan dan dikampanyekan oleh Ocean Conservancy melalui laporan “Stemming The Tide”. Laporan itu juga menjadikan insinerasi dan teknologi “limbah menjadi energi” (waste-to-energy) sebagai “solusi” untuk mengatasi krisis sampah plastik. Diterbitkan pada September 2015, “Stemming The Tide” dikecam dengan julukan “kolonialisme sampah” oleh ratusan kelompok keadilan lingkungan, kesehatan, dan sosial di seluruh Asia.

Pada 10 Juli 2022, dalam siaran pers di situs webnya, Ocean Conservancy secara terbuka meminta maaf karena telah berlaku tidak adil kepada lima negara itu. Mereka mengakui “narasi” bahwa kelima negara di Asia itu bertanggung jawab atas produksi sampah plastik di lautan telah mengabaikan peran negara-negara maju untuk kelebihan produksi plastik dan ekspor limbahnya ke negara-negara berkembang dengan kedok perdagangan.

“Pencabutan laporan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini adalah kesempatan untuk menghentikan kolonialisme limbah yang sudah berlangsung berdekade-dekade,” kata Froilan Grate, koordinator Asia-Pasifik Gaia, aliansi dari 800 kelompok pengurangan limbah di 90 negara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Grate, laporan tersebut tidak hanya “keliru menyalahkan” lima negara tersebut atas sebagian besar polusi plastik, tetapi juga telah “menyesatkan” pemerintah dan masyarakat selama bertahun-tahun untuk berpikir bahwa membakar sampah plastik adalah solusi masalah ini. Ocean Conservancy, menurutnya, juga telah meremehkan dampak dari pembakaran sampah plastik dalam kaitan dengan iklim dan kesehatan masyarakat.

“Stemming the Tide”, menurut The Guardian, ditulis oleh perusahaan konsultan global McKinsey dengan arahan dari sejumlah lembaga dan perusahaan. Laporan ini pun sering dikutip oleh anggota parlemen dan badan federal Amerika Serikat, seperti Environmental Protection Agency (EPA).

Padahal, Amerika Serikat termasuk negara yang harus bertanggung jawab atas limbah plastik di negara-negara berkembang karena ikut mengekspor limbah mereka dengan dalih ‘perdagangan’. Dalam siaran persnya, Ocean Conservancy mengakui telah gagal melihat akar penyebab sampah plastik. “Dengan berfokus secara sempit pada satu kawasan di dunia (Asia Timur dan Tenggara), kami membuat narasi tentang siapa yang bertanggung jawab atas krisis polusi plastik di laut, dan gagal mengakui peran besar negara-negara maju, khususnya Amerika Serikat, yang telah berperan dan terus berperan besar dalam menghasilkan dan mengekspor sampah plastik ke wilayah ini. Ini salah.”

Berdasarkan sejumlah data, Amerika Serikat ironisnya menempati urutan ketiga di antara negara-negara yang berkontribusi terhadap polusi plastik di lautan. Ini berlawanan dengan kampanye luas bahwa Amerika Serikat telah berhasil mengelola limbah plastiknya, sekaligus menggarisbawahi jejak limbah Negeri Paman Sam itu ke negara-negara berkembang.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

1 menit lalu

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Haryadi saat memimpin pertemuan dengan PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) di Palembang, Selasa (17/4/2024). Foto: Agung/vel
Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

Bambang Haryadi, mengungkapkan upaya Komisi VII dalam mengatasi tantangan produksi pupuk di Indonesia.


Arsyadjuliandi Minta Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol Pekanbaru-Padang

11 menit lalu

Arsyadjuliandi Minta Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol Pekanbaru-Padang

Arsyadjuliandi Rachman, memperingatkan pentingnya segera menyelesaikan pembayaran lahan tol dalam proyek strategis nasional seperti Tol Pekanbaru-Padang


Bamsoet Apresiasi KPU dan Dukung Penetapan Prabowo - Gibran Sebagai Presiden dan Wapres RI

15 menit lalu

Bamsoet Apresiasi KPU dan Dukung Penetapan Prabowo - Gibran Sebagai Presiden dan Wapres RI

Bambang Soesatyo mengapresiasi kerja keras komisi Pemilihan Umum (KPU) serta mendukung penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) atas Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih pada Pilpres 2024.


Ekspansi Margin Kotor dan Peningkatan Volume, Unilever Indonesia Catat Laba Bersih 1.4 Triliun

37 menit lalu

Ekspansi Margin Kotor dan Peningkatan Volume, Unilever Indonesia Catat Laba Bersih 1.4 Triliun

Unilever Indonesia mengumumkan hasil kinerja kuartal pertama 2024 dengan mencatat peningkatan margin kotor serta pertumbuhan volume dasar yang positif.


Usaha Sambel Sri Agustin, Nasabah Mekaar Mendapat Pujian dari Jokowi

1 jam lalu

Usaha Sambel Sri Agustin, Nasabah Mekaar Mendapat Pujian dari Jokowi

Sri Agustin, pemilik merek sambel Wanstin yang dipuji Presiden Jokowi saat menyapa 3.000 nasabah PNM Mekaar di Tangerang Selatan, Senin, 19 Februari 2024.


Semangat Hari Kartini dalam Transformasi Kepemimpinan Perempuan di Jasa Marga

4 jam lalu

Semangat Hari Kartini dalam Transformasi Kepemimpinan Perempuan di Jasa Marga

27 persen perempuan sebagai pimpinan puncak perusahaan.


LPDB-KUMKM Dorong Koperasi Sektor Produktif Akses Dana Bergulir

5 jam lalu

LPDB-KUMKM Dorong Koperasi Sektor Produktif Akses Dana Bergulir

LPDB-KUMKM melakukan penjajakan dengan industri gula nasional.


Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Bicara Pemerataan Energi Indonesia

6 jam lalu

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Bicara Pemerataan Energi Indonesia

PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading berpartisipasi dalam pameran industri terkemuka internasional


Bamsoet Bersama Jakpro Siap kembangkan KEK Otomotif Pulomas

7 jam lalu

Bamsoet Bersama Jakpro Siap kembangkan KEK Otomotif Pulomas

Ikatan Motor Indonesia (IMI) bersama JakPro tengah mempersiapkan pemanfaatan kawasan Pulomas, Jakarta untuk dikembangkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) otomotif.


Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen untuk Kemanan World Water Forum

7 jam lalu

Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen untuk Kemanan World Water Forum

Tindakan ini guna memastikan kemanan World Water Forum Ke-10 di Bali pada Mei mendatang.