INFO NASIONAL – Program Kedaireka (Kerjasama Dunia Usaha dan Kreasi Reka) merupakan upaya Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melalui pendidikan dalam membangun kesadaran masyarakat agar menjaga lahan gambut dan ekosistem mangrove. Program ini bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristek Dikti).
Berkat program Kedaireka, BRGM mendapat penghargaan dari Kemenristek Dikti sebagai mitra dengan Inovasi Bidang Restorasi Gambut Untuk Mendukung Ekonomi Biru Indonesia (Smart Silvofishery) dalam Anugerah Prioritas Nasional pada acara Anugerah Diktiristek Tahun 2022 di The Sultan Hotel and Residence, Jakarta, Kamis, 15 Desember 2022.
Plt. Sekretaris Ditjen Diktiristek, Tjitjik Srie Tjahjandarie menyatakan acara ini untuk memberi anugerah kepada perguruan tinggi, lembaya layanan pendidikan tinggi, serta para mitra yang berasal dari kementerian dan lembaga, dunia usaha dan dunia industri serta para jurnalis dan media yang telah berpartisipasi aktif dalam mendukung transformasi pendidikan tinggi melalui kebijakan Merdeka Belajar.
Dipertegas oleh Plt. Direktur Jenderal Diktiristek, Nizam, bahwa anugerah ini merupakan apresiasi dari Kemendikbudristek atas kerja sama banyak pihak dan stakeholder. “Tema Dikti selama 3 tahun terakhir ini adalah gotong royong, kita bersama-sama bergandengan tangan untuk mentransformasikan pendidikan tinggi, guna menyiapkan SDM yang unggul, adaptif, kreatif, inovatif, dan tentu berakhlak mulia untuk memastikan masa depan dari anak-anak kita Gemilang,” tuturnya.
Tahun 2022 ini, Anugerah Diktiristek menambah beberapa kategori penghargaan yaitu Anugerah Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, Anugerah Pembelajaran dan Kemahasiswaan Anugerah Sumber Daya Anugrah Kelembagaan, Anugerah Riset Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat, serta Anugerah Prioritas Nasional dan Anugerah Mitra Kerja Sama Pendukung Program Diktiristek.
BRGM menjadi salah satu dari 15 lembaga penerima Anugerah Prioritas Nasional. BRGM telah berpartisipasi pada program Kedaireka sejak tahun 2021 dengan berkolaborasi bersama 6 perguruan tinggi.
“Ini merupakan hal yang membanggakan bagi kami karena telah diberikan Anugerah Mitra dengan Inovasi Bidang Restorasi Gambut Untuk Mendukung Ekonomi Biru Indonesia oleh Kemenristek Dikti. Ini menjadi motivasi kami, untuk dapat terus berkolaborasi dengan perguruan tinggi dalam kegiatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove,” tutur Plh. Deputi Edukasi dan Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRGM, Suwignya Utama.
Kolaborasi dengan perguruan tinggi, Suwignya melanjutkan, antara lain terkait inovasi untuk Infrastruktur pembasahan gambut, penyusunan neraca air, pengelolaan ekosistem mangrove secara berkelanjutan, penguatan kelembagaan tingkat desa, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pada tahun 2022 ini, BRGM memperluas kemitraan dengan berkolaborasi bersama 9 perguruan tinggi di Indonesia, yaitu Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor (IPB University), Universitas Mulawarman, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Universitas Brawijaya, Universitas Riau, Universitas Palangkaraya, Universitas Pattimura, serta Universitas Papua melalui Program KEDAIREKA Kolaborasi, Partisipasi, dan Inovasi BRGM (KEDAI KOPI BRGM).
Kolaborasi dengan Universitas Mulawarman melalui program peningkatan pengelolaan ekosistem mangrove melalui Smart Silvofishery dan pranata hukum desa di wilayah Delta Mahakam dan Kawasan Ibu Kota Negara, Kalimantan Timur.
Sedangkan kolaborasi dengan IPB University dilaksanakan di Provinsi Riau dengan cara mendorong masyarakat menghasilkan produk yang berbasis ekspor, termasuk diversifikasi produk turunan dari sagu, nanas, dan olahan ikan serta pemanfaatan limbah pati sagu menjadi plastik ramah lingkungan.
Dengan Universitas Brawijaya, BRGM melakukan penguatan tata kelola pemerintahan desa guna mendukung perlindungan ekosistem gambut berbasis ekonomi hijau di Provinsi Jambi. Sementara bersama Universitas Palangkaraya, BRGM melakukan inovasi sekat kanal dan pembuatan modifikasi sumur pantau sebagai bagian dari Infrastruktur pembasahan gambut di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
“Dalam hal ini, kampus menjadi garda terdepan dalam percepatan pembangunan desa. Hasil penelitian dan keilmuan yang dihasilkan oleh perguruan tinggi, juga dapat diterapkan langsung untuk menyelesaikan permasalah yang ada di desa, dan tidak hanya berhenti dalam jurnal ataupun laboratorium,” kata Suwignya. (*)