TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk ketiga kalinya kembali akan mengunjungi wilayah terdampak gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, pada Senin, 5 Desember 2022. Dengan menggunakan rangkaian kendaraan darat, Jokowi ingin memastikan proses rekonstruksi bangunan terdampak gempa dimulai.
"Selain itu, Presiden juga ingin memastikan bahwa bantuan kemanusiaan menjangkau seluruh korban terdampak gempa," demikian keterangan tertulis Istana, Senin, 5 Desember 2022.
Dalam kunjungan hari ini, sejumlah titik rencananya akan dikunjungi oleh kepala negara. Dimulai dari posko penanganan bencana hingga beberapa lokasi terdampak gempa lainnya serta meninjau lokasi pembangunan rumah khusus tahan gempa RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) bagi masyarakat terdampak bencana di Cianjur.
Jokowi mengajak beberapa anak buahnya ikut serta. Mulai dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Suharyanto.
Baca Juga: Cerita Pengungsi Yang Selamat Dari Gempa Cianjur, Tahan Tembok Rubuh Demi Cucu
Sebelumnya, gempa Cianjur dengan magnitudo 5,6 terjadi pada Senin, 21 November 2022 pukul 13.21. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Sabtu, 3 Desember, 2022, jumlah korban meninggal akibat gempa Cianjur bertambah menjadi 334 jiwa.
Jokowi langsung mengunjungi wilayah terdampak sehari kemudian, 22 November. Dua hari kemudian, 24 November, Jokowi kembali ke lokasi. Saat itu, Jokowi berkata pemerintah akan menjamin bantuan renovasi rumah warga. Ia menyebut nanti akan ada tiga skema dalam program renovasi rumah warga tersebut
"Bisa beberapa skema ada yang nanti dibangun Kementerian PU, ada yang dibantu TNI, dan juga ada yang mandiri," ujar dia di depan SDN Sukamaju II.
Di sisi lain, RISHA adalah rumah yang juga dibangun pemerintah Sulawesi Tengah, pascabencana gempa bumi serta tsunami dan likuifaksi yang pada 2018 lalu. RISHA menggunakan teknologi konstruksi knock down yang dapat dibangun dengan waktu cepat dengan menggunakan bahan beton bertulang pada struktur utamanya. Di samping itu, RISHA juga dirancang sebagai bangunan tahan gempa.
Oktober lalu, Kementerian PUPR melaporkan sudah ada 1.679 unit RISHA yang dibangun pada tahap I di Sulawesi Tengah. Pembangunan juga dilakukan Yayasan Buddha Tzu Chi sebanyak 1.500 unit di Kawasan Tondo dan 500 unit di Kabupaten Sigi.
Lalu pada tahap II, akan dibangun lagi sebanyak 4.092 unit RISHA. Ribuan rumah baru ini ersebar di Kota Palu sejumlah 2.671 unit, Kabupaten Sigi sejumlah 653 unit, dan Kabupaten Donggala sejumlah 768 unit.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.