TEMPO.CO, Cianjur - Wajah haru bercampur bahagia terpancar dari wajah pasangan Muhammad Ridwan dan Nida Khofia Syukur yang melangsungkan pernikahan di tengah puing-puing bencana gempa Cianjur tepatnya di Kampung Kuta RT 01 RW 07, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Ahad 4 Desember 2022.
Tak ada prosesi upacara adat ataupun hiburan organ tunggal. Pasangan mempelai hanya bersalin baju pengantin sederhana, lalu bersimpuh di depan penghulu dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Cugenang, sementara di sekeliling hanya ada anggota keluarga dan warga pengungsian serta puing-puing bangunan ambruk.
Mempelai pria Muhammad Ridwan, mengucapkan janji suci pernikahan dengan berbagai keterbatasan setelah gempa bumi 5,6 Magnitudo mengguncang Kabupaten Cianjur.
Meskipun dengan berbagai keterbatasan, prosesi akad nikah berlangsung khidmat, dengan dihadiri keluarga dan warga yang juga tengah berduka akibat bencana gempa bumi.
"Rencana pernikahan sudah sejak dua bulan lalu, segala pengurusan dan jadwal akad sudah terdaftar di Kantor Urusan Agama Kecamatan Cugenang sehingga harus tetap dilangsungkan (akad nikah)," kata Ridwan kepada wartawan di Cianjur, Ahad 4 Desember 2022.
Ridwan mengaku bahagia sekaligus haru dengan prosesi pernikahan yang dijalaninya. "Bahagia, karena bisa melangsungkan pernikahan dan sah menjadi suami. Tapi, haru juga karena bencana gempa bumi kemarin saya harus kehilangan adik kandung yang meninggal dunia tertimpa bangunan rumah yang roboh," jelasnya.
Ridwan mengungkapkan, pernikahannya itu dapat memberikan kebahagiaan tidak hanya bagi keluarga tetapi juga warga yang terdampak gempa bumi Cianjur.
Usai menikah, kembali ke pengungsian
Dia juga menambahkan, tidak akan dulu memikirkan bulan madu dan akan langsung kembali ke pengungsian karena rumah mereka rusak terdampak gempa.
"Belum terpikirkan bulan madu segala, mungkin nanti setelah situasi dan kondisinya membaik. Sekarang akan kembali lagi ke tenda pengungsian masing-masing," ujarnya.
Iis Pitaloka, 38 tahun, mengungkapkan, pernikahan keponakannya sudah direncanakan sejak dua bulan lalu, sebelum gempa bumi mengguncang Kabupaten Cianjur.
"Pernikahan harus tetap dilaksanakan karena memang sudah direncanakan sebelum gempa. Kan sudah lama rencana nikahnya, kasihan keluarga mempelai pria, soalnya adiknya meninggal dunia," tandas Iis.
DEDEN ABDUL AZIZ
Baca: 8 Korban Gempa Cianjur Masih Belum Ditemukan, Tim SAR Fokus di Dua Lokasi