TEMPO.CO, Jakarta - Pengacara keluarga Brigadir Yosua alias Nofriansyah Yosua Hutabarat, Martin Lukas Simanjuntak, menanggapi kesaksian Richard Elierzer Pudihang Lumiu alias Bharada E soal adanya seorang perempuan yang menangis di rumah Ferdy Sambo di Jalan Bangka, Kemang, Jakarta Selatan. Martin mensinyalir perempuan tersebut berhubungan dengan motif pembunuhan berencana.
Martin menyatakan bahwa kesaksian Richard itu perlu didalami lebih jauh oleh hakim. Hal itu juga berkaitan dengan pemintaan dia sebelumnya agar majelis hakim menggali keharmonisan Sambo dengan istrinya, Putri Candrawathi.
"Makanya saya bilang hakim perlu menggali keharmonisan di dalam tanda petik di persidangan itu apakah rekayasa atau fakta. Kalau tidak fakta, berarti diduga itu ada hubungannya dengan motif kembali mengenai perempuan. Siapa perempuan itu? Yang gosipnya kan ada si cantik yang berseragam cokelat nah apakah dia Eliezer tidak tau, bisa saja dia kan?" kata Martin di gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis 1 Desember 2022.
Hakim diminta memeriksa pihak dalam cerita Richard Eliezer
Martin menambahkan bahwa ia juga meminta agar hakim memeriksa setiap pihak yang berhubungan dengan kejadian seperti diungkapkan Richard tersebut. Hal tersebut dianggap penting untuk mendalami motif dari pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua.
"Ya sesuai dengan KUHAP saksi di BAP bisa dipanggil dihadirkan, agar bisa menerangkan membuat peristiwa pidana tersebut semakin terang," ucap dia.
Kesaksian Richard Eliezer
Dalam sidang kasus pembunuhan berencana dengan terdakwa Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf kemarin, 30 November 2022, Richard Eliezer mengungkapkan dirinya pernah melihat seorang perempuan menangis keluar dari rumah Ferdy Sambo di Jalan Bangka, Jakarta Selatan.
Richard mengatakan peristiwa itu bermula ketika ia sedang piket di rumah Sambo lainnya di Jalan Saguling 3 bersama Yosua dan Matius Marey. Putri Candrawathi, istri Sambo memanggil tiga ajudan itu ke mobil.
Richard mengaku duduk di kursi belakang bersama Matius sementara Putri dan Yosua di depan. Mereka berempat berkeliling di kawasan Kemang dan singgah di rumah Jalan Bangka. Yosua mengatakan ke Richard akan ada teman Ferdy Sambo bernama Eben bertamu ke rumah Bangka.
“Saat mampir di kediaman saya lihat ibu marah. Saya tidak berani menanyakan,” kata Richard.
Setengah jam kemudian, menurut cerita Richard, Ferdy Sambo tiba di sana bersama supirnya, Bharada Sadam. Richard juga mengaku melihat sekuriti Alfonsius Dua Lurang, ajudan Adzan Romer, dan asisten rumah tangga di sana.
Dengan wajah marah, Sambo langsung masuk rumah. Tak lama berselang, Richard menuturkan seorang perempuan yang tidak dikenal keluar dari dalam rumah sambil menangis.
"Kita tidak tahu ada kejadian apa di dalam rumah itu. Setengah jam kemudian ada orang keluar dari rumah, saya bilang ‘Fons ada orang keluar itu’. Ada perempuan, saya tidak kenal, nangis dia. Saya bertanya-tanya ini siapa,” kata Richard.
Richard Eliezer mengatakan tidak mengetahui siapa perempuan yang keluar dari rumah atasannya tersebut. Ia mengatakan perempuan itu bilang mencari sopirnya. Kemudian, Richard mencari sopir perempuan itu dan memanggilnya.
Selanjutnya, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi pisah rumah