Setelah eksekusi terhadap Brigadir Yosua usai, Richard Eliezer mengaku kaget karena dia telah membunuh orang. Ia mengatakan pikirannya kacau. Namun Ferdy Sambo menenangkannya dengan mengatakan apa yang dilakukannya adalah pembelaan diri.
“Sudah kamu jalan saja, kamu aman, karena posisinya kamu bela itu. Kedua kamu bela diri. Kau bela diri karena kau ditembak duluan. Jadi kamu aman Chad, kamu tenang saja,” katanya menirukan Ferdy Sambo.
Cerita eksekusi Yosua dalam dakwaan jaksa
Menurut dakwaan jaksa, eksekusi Yosua berlangsung pada Jumat, 8 Juli 2022 antara pukul 17.11-17.16 WIB. Eksekusi itu bermula ketika Putri Candrawathi dan para ajudan yang baru pulang dari Magelang berpindah ke rumah dinas Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, yang hanya berjarak kurang dari 1 kilometer dari rumah pribadinya. Sambo disebut membuat alasan kepindahan itu untuk melakukan isolasi mandiri.
Beberapa saat kemudian, Sambo menyusul ke sana. Setelah masuk ke dalam rumah, Sambo memerintahkan Kuat Ma'ruf untuk memanggil Ricky Rizal dan Yosua yang saat itu berada di halaman rumah. Richard Eliezer yang awalnya berada di lantai dua turun ke bawah setelah mendengar suara Sambo di dalam rumah.
Sambo, menurut dakwaan itu langsung memegang leher belakang Yosua dan mendorongnya hingga berada di depan tangga lantai satu. Yosua berhadapan dengan Ferdy Sambo dan Richard Eliezer, sementara Kuat Ma’ruf berada di belakang Ferdy Sambo dan Ricky Rizal bersiaga apabila Yosua melawan. Kuat Ma’ruf juga menyiapkan pisau yang ia bawa dari Magelang untuk berjaga-jaga apabila Yosua melawan.
Setelah memerintahkan Brigadir Yosua untuk duduk dalam posisi jongkok, Ferdy Sambo pun lantas memerintahkan Richard Eliezer untuk menembak. Richard melepaskan tiga atau empat tembakan ke arah tubuh Yosua. Sambo menuntaskan eksekusi itu dengan satu tembakan ke arah kepala Yosua.