INFO NASIONAL - Pemerintah membangun Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) bagi putera-puteri daerah yang dikuliahkan di Pulau Jawa. AMN ini merupakan sinergi antara Badan Intilejen Negara (BIN), Kemeterian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Agama.
Presiden Joko Widodo telah meresmikan AMN di Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 29 November 2022. Asrama di Surabaya ini bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa dari timur Indonesia. Para mahasiswa diberikan beasiswa penuh LPDP dari Kemenkeu selama berkuliah, termasuk biaya hidup.
Selain Surabaya, pemerintah juga merencanakan membangun AMN di sejumlah kota besar seperti Makasar, Sulawesi Selatan dan Manado, Sulawesi Utara.
Presiden menekankan, Asrama Mahasiswa Nusantara ini untuk menyatukan putera-puteri dari berbagai wilayah di Indonesia dalam satu tempat tinggal. Sehingga persatuan dan kesatuan dapat semakin erat terbangun dan menghasilkan gotong royong dalam membangun Indonesia pada masa mendatang.
“Pembangunan Asrama Mahasiswa Nusantara ini untuk kita saling mengenal. Mahasiswa dari Papua kenal dengan yang dari Aceh di asrama ini. Begitu juga dengan mahasiswa dari daerah-daerah lainnya. Tujuannya agar rukun dan kompak karena di asrama diberikan wawasan kebangsaan,” tutur Jokowi.
“Ke depan, kalau kita rukun, kalau kita kompak, ini akan menjadi sebuah kekuatan besar bagi Bangsa Indonesia karena perbedaan yang kita miliki adalah kekuatan.”
Saat peresmian, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI, Prof. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., mengapresiasi upaya pemerintah dalam membangun Sumber Daya Manusia Indonesia yang unggul dan berkarakter Pancasila.
“Adanya Asrama Mahasiswa Nusantara ini baik sekali bagi para penghuninya. Di sini, para mahasiswa akan terasah keterampilannya, yang terpenting jiwa nasionalisme, bela negara, dan punya cita-cita yang sama untuk Indonesia. Saya pikir ini upaya konkret Pemerintah dalam mewujudkan persatuan Indonesia dan keadilan sosial,” kata Prof. Yudian.
Dia juga sempat berbincang dengan Mendikbudristek, Nadiem Makarim, dan Rektor Universitas Negeri Malang, Prof. Haryono, M.Pd. tentang Pendidikan Pancasila di semua jenjang pendidikan.
Nadiem menyambut baik gagasan BPIP dalam menghadirkan kembali mata ajar Pendidikan Pancasila secara khusus kepada para pelajar dan mahasiswa. Ia berpendapat, pembangunan karakter harus didasari dengan ideologi Pancasila.
Sebaliknya, Prof. Yudian mengapresiasi kurikulum merdeka Kemendikbudristek. Menurutnya, kurikulum ini mengarah pada pembentukan peserta didik yang partisipatif, empati, dan kolaboratif melalui mata ajar dan metodologi pembelajarannya sehingga dapat menjadi pelajar berkarakter Pancasila. (*)