INFO NASIONAL Ketua MPR Bambang Soesatyo bersama Pimpinan MPR RI lainnya di tahun 2023 parlemen akan terus meningkatkan sosialisasi Empat Pilar MPR dari empat kali menjadi enam kali dalam setahun. Peningkatan ini untuk memaksimalkan pemberian vaksinasi ideologi.
Vaksinasi ideologi terdiri dari empat substansi, yakni Pancasila sebagai dasar negara, landasan ideologi, falsafah, etika moral serta alat pemersatu bangsa. Kemudian UUD NRI 1945 sebagai landasan konstitusional, NKRI sebagai konsensus yang harus dijunjung tinggi, serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai semangat pemersatu bangsa.
Menurut Bamsoet, vaksin ideologi ini sangat penting di tengah berbagai tantangan seperti pandemi Covid-19 dan dalam menghadapi tahun politik 2023/2024. Jangan sampai dua situasi itu menjadi pintu masuk bagi terpecah belahnya kehidupan kebangsaan. “Karena itu, sangat penting memperkuat imunitas bangsa melalui pemberian vaksin ideologi menggunakan vaksin Empat Pilar MPR RI," ujar Bamsoet usai memimpin rapim di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin, 28 November 2022.
Turut hadir para pimpinan MPR RI lainnya antara lain, Ahmad Basarah, Ahmad Muzani, Hidayat Nur Wahid, dan Fadel Muhammad. Sedangkan pimpinan MPR RI Syarif Hasan dan Arsul Sani hadir secara virtual.
Bamsoet melanjutkan, sebagai ancaman kasat mata yang tidak terdeteksi diagnosa medis, dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh pandemi moral maupun terpecahnya kehidupan kebangsaan bisa jauh lebih dahsyat dibandingkan dampak yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19. Terlebih saat ini bangsa Indonesia juga sedang dihadapi pada modernitas zaman.
Baca Juga:
"Urgensi lain untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan melalui vaksinasi ideologi menggunakan vaksin Empat Pilar MPR RI yakni agar kita bisa menyiapkan generasi muda bangsa menjadi sumber daya manusia yang unggul, sumber daya manusia yang berhati Indonesia dan berjiwa Pancasila. Mengingat titik puncak fase bonus demografi ini diperkirakan terjadi hingga tahun 2030," tutur Bamsoet.
Generasi muda, Bamsoet melanjutkan, berhadapan dengan kondisi ideologi, politik, dan ekonomi global yang dinamis, penuh dengan disrupsi dan kompetisi. Sehingga ancaman terhadap keamanan nasional tidak lagi bersifat kasat mata dan konvensional, melainkan bersifat kompleks, multidimensional, serta berdimensi ideologis.
Pengaruhnya bahkan terlhat dari hasil survei Komunitas Pancasila Muda pada akhir Mei 2020, yang mencatat hanya 61 persen responden yang merasa yakin dan setuju bahwa nilai-nilai Pancasila sangat penting dan relevan dengan kehidupan mereka. Sementara 19,5 persen diantaranya menganggap Pancasila hanya sekedar istilah yang tidak benar-benar dipahami maknanya.
Survei SMRC pada Juni 2022 mengisyaratkan bahwa pengetahuan dasar masyarakat tentang Pancasila masih belum optimal, dengan skor 64,6 atau dalam kategori sedang. Hasil survei SMRC tersebut juga mengungkapkan bahwa komitmen publik terhadap nilai-nilai Pancasila, dan bagaimana nilai-nilai Pancasila itu direalisasikan dalam kehidupan berbangsa, masih berada dalam level moderat atau sedang-sedang saja.
Berbagai hasil survei tersebut, kata Bamsoet, menjadi alarm bahwa penguatan nilai kebangsaan, salah satunya melalui vaksinasi ideologi menggunakan vaksin Empat Pilar MPR RI harus dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan. Sehingga bisa semakin meningkatkan ketangguhan dan imunitas bangsa sekaligus merekatkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
“Jika tidak, 'ongkos' yang harus ditanggung sangat besar. Antara lain dalam bentuk maraknya radikalisme dan terorisme, hingga disintegrasi dan perpecahan bangsa," kata dia. (*)