TEMPO.CO, Jakarta - Berita yang menarik perhatian pembaca hingga pagi ini di antaranya Presiden Jokowi menanggapi teriakan dari para relawan soal Jokowi 3 periode pada acara Nusantara Bersatu di Stadion Gelora Bung Karno. Kemudian, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, ia masih berkomitmen melakukan bersih-bersih internal dari mafia tambang dimulai dengan mengusut kasus Ismail Bolong. Berikut ringkasannya:
1. Kata Presiden Soal Teriakan Jokowi 3 Periode di Acara Nusantara Bersatu
Teriakan Jokowi 3 periode menggema pada acara Nusantara Bersatu di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Sabtu, 26 November 2022. Presiden Jokowi pun menanggapi teriakan dari para relawan yang hadir itu.
"Jokowi tiga periode, tiga periode," teriak relawan saat Jokowi menyapa dari atas panggung.
Teriakan tersebut disambut Jokowi dengan tawa. Dari pantauan Tempo, Jokowi tersenyum dan membentuk angka tiga dengan jarinya merespon teriakan para relawan tersebut.
Selain itu, para relawan yang hadir tampak mengenakan baju dengan tulisan 2024 ikut Jokowi. Spanduk kecil yang menyatakan relawan bakal patuh terhadap Jokowi pada Pilpres 2024 juga dibawa oleh relawan.
Dalam sambutannya, Jokowi turut mewanti-wanti relawan agar tidak memilih calon presiden yang tak memikirkan rakyat. Dia menyatakan ciri-ciri calon presiden yang memikirkan rakyat adalah yang rambutnya putih dan memiliki banyak kerutan di wajah.
"Kalau wajah cling (mulus) dan bersih, tidak ada kerutan di wajah, hati-hati. Lihat rambutnya, kalau putih semua, ini mikiran rakyat ini," kata Jokowi diikuti tepuk tangan dari ribuan relawan yang memadati GBK.
Para relawan pun lantas meneriakkan nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang dinilai memiiki kemiripan dengan ciri-ciri yang disebut Jokowi tersebut.
Jokowi juga meminta relawan untuk tidak memilih calon presiden yang tidak senang turun ke lapangan. Menurut Jokowi, Indonesia merupakan negara yang sangat besar. Oleh karena itu, ia meminta rakyat memilih calon presiden yang mau turun ke lapangan dan bertemu dengan rakyat.
"Jangan sampai, jangan sampai, jangan sampai, kita memilih pemimpin yang nanti hanya senangnya, hanya duduk di Istana yang di AC-nya dingin, jangan sampai saya ulang, jangan sampai, kita memilih pemimpin yang senang duduk di Istana yang AC-nya sangat dingin," ujar Jokowi.
"Ini negara besar, jangan hanya duduk manis di Istana Presiden. Cari lah, saya ingatkan, cari lah pemimpin yang senang dan turun ke bawah, yang mau merasakan keringatnya rakyat," kata Jokowi.
Ketua panitia yang juga Staf Khusus Jokowi, Aminuddin Ma'ruf menyebut jumlah relawan yang hadir dalam acara Nusantara Satu mencapai 150 ribu orang. Mereka berasal dari sejumlah organ relawan Jokowi yang tersebar di berbagai daerah.
Aminuddin menyebut para relawan juga akan membacakan deklarasi risalah nusantara oleh perwakilan dari setiap provinsi dalam acara Nusantara Bersatu itu. Deklarasi ini dibacakan karena para relawan ingin satu komando di bawah arahan Jokowi menuju Indonesia Emas 2045.
2. Komitmen Kapolri soal Bersih-bersih Internal dari Mafia Tambang
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, ia masih berkomitmen melakukan bersih-bersih internal dari mafia tambang. Menurut Listyo, hal itu akan dimulai dengan mengusut kasus Ismail Bolong.
Sigit menyebut Ismail merupakan titik awal bagi Polri untuk menyelidiki aktivitas suap tambang di tubuh kepolisian. Ia berkata polisi akan memulai mencari bukti-bukti terkait tambang ilegal mulai dari Ismail Bolong.
"Tentu kami mulai dari Ismail Bolong dahulu. Nanti dari sana, lalu kami periksa. Karena kalau pidana harus ada alat buktinya,” kata Listyo Sigit pada Sabtu 26 November 2022.
Dalam proses pengusutan kasus tambang di kepolisian tersebut, Sigit mengatakan pihaknya sudah mengupayakan sejumlah upaya penegakkan hukum. Ia menyebut sejauh ini Polri telah memanggil dan melakukan pencarian terhadap Ismail Bolong.
“Tentu proses pencarian kan itu strategi dari kepolisian ada. Panggilan ada juga,” ujar dia saat ditemui di area Gelora Bung Karno.
Dalam proses pencarian Ismail Bolong sendiri, Listyo menyebut Polri telah membentuk tim yang akan melakukan pencarian. Ia menjelaskan tim tersebut berisi para anggota kepolisian yang berasal dari Mabes Polri maupun Polda Kalimantan Timur.
“Ismail Bolong sekarang tentunya sudah ada tim yang mencari. Ditunggu saja,” ujarnya.
Nama Ismail Bolong, bekas anggota Polri berpangkat ajun inspektur satu itu mencuat setelah video pengakuannya tentang beking tambang batu bara ilegal di Kalimantan Timur viral.
Ismail yang merupakan pengusaha tambang ilegal mengaku menyetor sejumlah uang ke pejabat tinggi Polri agar bisnisnya tak mengalami gangguan. Salah satu yang disebut adalah Kabareskrim Komisaris Jenderal Agus Andrianto.
Laporan Ismail soal itu dikabarkan pernah masuk ke Divisi Profesi dan Pengamana atau Propam Polri yang saat tiu dipimpin Inspektur Jenderal Ferdy Sambo. Ferdy kini menjadi terdakwa dalam kasus pembunuhan berencana dan obstruction of justice pembunuhan Brigadir Yosua.
Ferdy membenarkan ada laporan mengenai kasus tambang batu bara ilegal itu. Selang dua hari kemudian, eks Kepala Biro Pengamanan Internal Divisi Propam Polri Hendra Kurniawan ikut membenarkan soal itu. Hendra juga membenarkan soal nama Agus yang ikut terseret kasus tersebut.
Kabareskrim Komjen Agus Andrianto buru-buru membantah pernyataan tersebut. Ia menduga Ismail Bolong diplot oleh kubu Sambo cs untuk menjatuhkan namanya,
"Jangan-jangan mereka yang terima dengan tidak teruskan masalah, lempar batu untuk alihkan isu," kata Agus pada Jumat 25 November 2022 lalu.
Baca: Kabareskrim Agus Andrianto Mengaku Merasa Aneh dengan Kasus Ismail Bolong
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.