Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apa Agama Resmi Zaman Kerajaan Majapahit?

image-gnews
Sejumlah wisatawan mengunjungi situs bangunan kuno, Candi Bajang Ratu, di kawasan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur (4/11). Pemerintah berencana menetapkan kawasan bekas kota Kerajaan Majapahit, Trowulan, sebagai salah satu Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN). ANTARA/Ismar Patrizki
Sejumlah wisatawan mengunjungi situs bangunan kuno, Candi Bajang Ratu, di kawasan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur (4/11). Pemerintah berencana menetapkan kawasan bekas kota Kerajaan Majapahit, Trowulan, sebagai salah satu Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN). ANTARA/Ismar Patrizki
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKerajaan Majapahit merupakan sebuah kerajaan Hindu-Buddha yang terbesar dan terakhir di Jawa. Kerajaan ini diperkirakan berada di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur dan telah berdiri sekitar 400 tahun. Pada waktu pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350-1389), kerajaan Majapahit berhasil mencapai puncak kejayaannya.

Namun, setelah Hayam Wuruk menutup usia, kerajaan Majapahit mengalami kemunduran yang sangat signifikan lantaran adanya perang perebutan tahta ditambah dengan terjadinya bencana alam. 

Kendati demikian, kerajaan ini banyak meninggalkan benda bersejarah, kebudayaan, dan sistem keyakinan atau agama. Mengutip Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi, ketika zaman Majapahit, keluarga kerajaan dan masyarakat setempat memiliki multi-agama. Kerajaan ini memiliki dua agama besar yang resmi, yaitu agama Iwa dari aliran Aiwasiddhnta dan agama Buddha Mahyana.

Agama di Era Kerajaan Majapahit

Selain dua agama besar tersebut, terdapat pula beberapa aliran agama, yaitu Waisnawa, Iwa Bhairawa, dan agama lokal. Berikut ulasan dari masing-masing agama Kerajaan Majapahit tersebut.

1. Aiwasiddhnta 

Awalnya, aliran agama iwa ini berkembang di India Selatan, kemudian meluas ke Jawa sejak pemerintahan raja Siok dari dinasti Ishana (abad 10). Saat masuk dan menyebar di Jawa, aliran agama ini sangat dipengaruhi filsafat Upanisad (vedanta) dan filsafat Samkhya. Agama ini memiliki kitab suci yang dinamakan Tutur. Terdapat sebuah Tutur dengan nama Jñanasiddhanta yang disusun ketika zaman Majapahit dan menjadi kompilasi berbagai Tutur lainnya. Penganut agama ini akan mempercayai suatu realitas tertinggi yang disebut dengan Sang Hyang Paramaiwa.

Meskipun kerajaan Majapahit telah runtuh, tetapi agama ini terus mengalami perkembangan dan menjadi agama resmi kerajaan. Sebagian besar raja Majapahit memeluk agama aiwasiddhnta, kecuali Tribhuwanotunggadew, ibu dari Hayam Wuruk yang memilih memeluk agama Buddha Mahyana. 

Baca: 7 Peninggalan Kerajaan Majapahit yang Masih Eksis Hingga Saat Ini

2. Buddha Mahyana 

Tidak sama seperti aiwasiddhnta, agama ini hanya dianut oleh beberapa masyarakat Majapahit saja. Pemeluk agama ini meyakini realitas tertinggi terhadap Bhatara Buddha. Dengan begitu, tujuan aliran agama ini adalah setiap orang ingin seperti Sang Buddha yang berupaya mengajak orang lain masuk nirwana (surga), seperti dikutip jurnal.radenwijaya.ac.id

Selain itu, aliran ini pun menganggap penting Bodhisattva, yaitu calon-calon Buddha sebagai penyelamat para penganut agama Buddha. Seorang Bodhisattva memiliki cinta kasih yang ditujukan untuk membantu seluruh umat Buddha demi mencapai nirwana. Bahkan, ia rela masuk nirwana terakhir untuk mendahulukan yang lainnya mendapatkan pencerahan sehingga mencapai sikap Buddha. Agama ini menjadi suatu gerakan pan-Buddha yang berlandaskan penerimaan kitab-kitab baru. Akibatnya, ajarannya cenderung berhubungan dengan hal gaib dan abstrak sehingga bersifat religius dan metafisik untuk mengatasi masalah duniawi keduniawian. 

3. Iwa Bhairawa

Agama ini dipeluk oleh beberapa pejabat tinggi ketika masa kerajaan Majapahit. Aliran ini memuja Iwa sebagai Bhairawa yang kemungkinan pecahan dari agama Iwa Kplika, India Selatan sehingga ajarannya tidak beda jauh. Penganut agama ini melakukan tapa dengan sangat gigih. Tapa adalah suatu cara mengendalikan energi agar terpusat sehingga dapat mencapai suatu tujuan. Penganut agama ini melakukan ritual tapa dengan tinggal di kuburan, mengorbankan diri sendiri, memakan daging manusia atau binatang, dan meminum darahnya. Biasanya, ritual itu disebut sebagai mahvrata. Kini, aliran agama ini sudah tidak lagi dianut karena memiliki ritual yang cukup keras. 

4. Waisnawa

Masyarakat kerajaan Majapahit yang menganut agama ini memuja Dewa Wisnu. Di Jawa, Dewa Wisnu bukan dewa tertinggi, melainkan dewa pelindung para raja dan pahlawan. Meskipun, agama ini bukan merupakan agama resmi kerajaan Majapahit, tetapi masih ada sebagian masyarakat kerjaan yang menganutnya dan berjalan beriringan dengan agama resmi tersebut. 

RACHEL FARAHDIBA R 

Baca juga: Runtuhnya Kerajaan Majapahit, Kerajaan Hindu Budha Terbesar di Indonesia

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Agama Terbesar di Dunia 2023 Berdasarkan Jumlah Pemeluknya , Islam Ke Berapa?

31 hari lalu

Bangunan Gereja Ortodok di pulau Kizhi di Rusia ini menjadi bangunan kayu terbesar dan tertinggi di dunia. Tinggi bangunan yang seluruhnya terbuat dari kayu ini mencapai 37,5 meter. Wayfaring.info
10 Agama Terbesar di Dunia 2023 Berdasarkan Jumlah Pemeluknya , Islam Ke Berapa?

Berikut daftar 10 agama terbesar di dunia 2022 berdasarkan jumlah pengikutnya, pertama Kristen


Rupang Avalokitesvara Bodhisattva dari China, Wisata Religi Baru di Vihara Taman Simalem Resort

32 hari lalu

Pengurus Yayasan Vihara Suwarnadwipa bersama suhu dan tamu undangan lainnya sedang berphoto bersama usai peresmian Rupang Avalokitesvara Bodhisattva, Ahad, 5 November 2023. (ANTARA/HO)
Rupang Avalokitesvara Bodhisattva dari China, Wisata Religi Baru di Vihara Taman Simalem Resort

Vihara Suwarnadwipa Tianzhu Chansi diresmikan pada 2018, bergaya Tiongkok kuno. Selain sebagai tempat ibadah, juga sebagai objek wisata.


5 Cagar Budaya di Gunung Penanggungan, Dianggap Suci sejak Dulu

34 hari lalu

Jalur pendakian kuno berbentuk melingkar di atas Gunung Penanggungan, Jawa Timur yang ditemukan Tim Ekspedisi Ubaya, 4 November 2015. Foto: Dok Tim Ekspedisi Ubaya
5 Cagar Budaya di Gunung Penanggungan, Dianggap Suci sejak Dulu

Gunung Penanggungan dianggap suci sejak dulu, banyak cagar budaya yang berasal dari abad ke-10


UIN Jakarta Undang 64 Peneliti Dalam & Luar Negeri Bicara Agama, Sains & Teknologi

35 hari lalu

Asep Saepudin Jahar. antaranews.com
UIN Jakarta Undang 64 Peneliti Dalam & Luar Negeri Bicara Agama, Sains & Teknologi

Forum ICONIST 2023 kumpulkan penelitia dalam dan luar negeri bahas relevansi agama menghadapi kecanggihan teknologi dan perubahan iklim.


Semua Kalangan Diundang ke Aksi Bela Palestina Besok, MUI: Tidak Usah Pikir Agama

37 hari lalu

Massa dari Koalisi Indonesia Bela Baitul  Maqdis (KIBBM) melakukan aksi bela Palestina di Lapangan Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta Selatan, Minggu, 15 Oktober 2023. Dalam aksinya, mereka melakukan doa bersama dan menggalang dana untuk memberi dukungan untuk warga Palestina. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Semua Kalangan Diundang ke Aksi Bela Palestina Besok, MUI: Tidak Usah Pikir Agama

Aksi Bela Palestina untuk menyuarakan kepada dunia bahwa masyarakat Indonesia menolak dan mengecam segala bentuk penjajahan oleh Israel.


Kebakaran di Gunung Penanggungan, Gunung Suci di Mojokerto dalam Prasasti Cunggrang dan Kisah Bujangga Manik

38 hari lalu

Gunung Penanggungan. TEMPO/Abdi Purmono
Kebakaran di Gunung Penanggungan, Gunung Suci di Mojokerto dalam Prasasti Cunggrang dan Kisah Bujangga Manik

Gunung Penanggungan kebakaran pada Kamis, 2 November 2023. Bagaimanakah profil dan sejarah gunung suci yang disebut dalam prasasti dan kisah kuno?


133 Tahun Museum Radya Pustaka, Museum Tertua di Indonesia Dibangun Pada Masa PB IX

40 hari lalu

Museum Radya Pustaka, Solo, Jateng. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
133 Tahun Museum Radya Pustaka, Museum Tertua di Indonesia Dibangun Pada Masa PB IX

Museum Radya Pustaka menjadi museum tertua di Indonesia. Begini profil dan karya-karya di museum 133 tahun ini.


Tanggapi Konflik Israel Palestina, PBNU Akan Gelar Forum Internasional dengan Pemuka Agama Dunia

40 hari lalu

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Yahya Cholil Staquf, berpidato perihal pendidikan pemilihan dan sosialisasi Pemilu 2024, seusai tanda tangan nota kesepahaman antara KPU dan PBNU di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 13 Oktober 2023. TEMPO/Ihsan Reliubun
Tanggapi Konflik Israel Palestina, PBNU Akan Gelar Forum Internasional dengan Pemuka Agama Dunia

PBNU akan menggelar forum internasional dengan para pemuka agama dari berbagai penjuru dunia untuk menanggapi konflik Israel Palestina.


Ahlulbait Indonesia Serukan Solidaritas untuk Warga Palestina dari Semua Agama

53 hari lalu

Massa Ahlulbait Indonesia saat menggelar unjuk rasa Aksi Bela Palestina di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta Pusat, 12 Desember 2017. Pada aksi tersebut mereka mengecam dan mengutuk keras kebijakan Pemerintah AS yang mengakui Al-Quds sebagai Ibukota negara zionis Israel. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Ahlulbait Indonesia Serukan Solidaritas untuk Warga Palestina dari Semua Agama

Ahlulbait Indonesia menyatakan solidaritas untuk warga Palestina dari semua agama menyusul serangan Israel terhadap rumah sakit Kristen di Gaza.


Polemik Komentar Yaqut vs Cak Imin, LBH Ansor Siap Laporkan Dugaan Politisasi Agama di Pemilu 2024

2 Oktober 2023

Ketua DPP PKB Yaqut Cholil Qoumas menanggapi ihwal wacana PKB  mendisiplinkan dirinya karena bicara soal memilih pemimpin. Kompleks DPR RI, Jakarta, Senin, 2 September 2023. TEMPO/Tika Ayu
Polemik Komentar Yaqut vs Cak Imin, LBH Ansor Siap Laporkan Dugaan Politisasi Agama di Pemilu 2024

Ketua Lembaga Bantuan Hukum atau LBH Ansor pusat, Abdul Qodir, siap melaporkan dugaan politisasi agama pada Pemilu 2024.