TEMPO.CO, Jakarta -Kasus Ismail Bolong masih berlanjut. Terbaru, nama Kepala Badan Reserse Kriminal atau Kabareskrim Komisaris Jenderal Agus Andrianto diisukan terlibat. Agus diduga menerima uang setoran tambang batu bara ilegal sebesar Rp 2 miliar tiap bulan antara Oktober – Desember 2021 dari Ismail.
Fakta-fakta Kasus Ismail Bolong vs Kabareskrim
1. Awal mula terungkapnya kasus Ismail Bolong
Kasus suap Ismail Bolong terungkap ke publik setelah munculnya video pengakuan mantan personel Polres Samarinda ini pada 3 November 2022. Dia mengaku telah menggelontorkan dana miliaran rupiah untuk tambang batu bara ilegal. Ismail menyebut sejumlah perwira tinggi di jajaran kepolisian terlibat dalam kasus ini.
2. Pernyataan Ismail dibenarkan laporan hasil penyelidikan Divisi Propam Polri
Pernyataan Ismail dibenarkan oleh dokumen Laporan Hasil Penyelidikan Divisi Profesi dan Pengamanan atau Propam Polri bernomor R/ND-137/III/WAS.2.4./2022/Ropaminal tertanggal 18 Maret 2022. Laporan itu diserahkan kepada Kepala Divisi Propam Inspektur Jenderal Ferdy Sambo saat itu.
Baca : Komitmen Bersih-bersih Polri dari Mafia Tambang, Kapolri: Dimulai dari Kasus Ismail Bolong
Dalam laporan disebutkan bahwa ada pembiaran terhadap aktivitas tambang batu bara ilegal oleh Polda Kalimantan Timur. Selain Ismail, sejumlah nama diduga juga terlibat. Para penambang batu bara ilegal itu memberikan “uang koordinasi” kepada para petinggi Polda Kaltim sejak Juli 2020.
3. Ismail cs suap Polda Kaltim hingga Rp 5 Miliar
Laporan itu menyebutkan para pejabat di Polda Kaltim sempat menerima uang koordinasi dari Ismail Bolong cs. Besaran uang suap itu bervariasi, antara Rp 30 ribu sampai Rp 80 ribu per metrik ton. Selama Oktober hingga Desember 2021, menurut laporan tersebut, mereka diduga menerima uang dengan kisaran Rp 600 juta hingga Rp 5 miliar.
4. Agus Andrianto disebut menerima suap dari Ismail
Kabareskrim Agus Andrianto juga disebut-sebut menerima uang setoran tambang batu bara ilegal dari Ismail. Dia menerima sogokan sebesar Rp 2 miliar dalam bentuk dolar Amerika Serikat tiap bulan antara Oktober-Desember 2021.
Hal ini dibenarkan oleh mantan Kabiro Pengamanan Internal...