INFO NASIONAL –Tidayu menjadi tarian pembuka acara Welcome Dinner The 25th Ministerial Meeting Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) di Pontianak Convention Centre, Kalimantan Barat, Kamis 24 November 2022. Tarian kreasi khas Kalimantan Barat ini menggabungkan tiga tarian yang mencerminkan keharmonisan tiga suku Tionghoa, Dayak, dan Melayu di Kota Khatulistiwa.
“Pontianak adalah kota yang mewakili keanekaragaman. Lebih dari 607.000 orang dengan berbagai entitas, budaya dan agama hidup berdampingan secara harmoni,” Kata Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono dalam sambutannya kepada para delegasi.
Sebagai ibu kota dari Provinsi Kalimantan Barat, kata dia, Pontianak merupakan kota yang strategis. Kota ini juga sebagai pusat usaha dan transportasi yang tidak hanya menghubungkan kota di seluruh provinsi di Indonesia tetapi juga seluruh negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei.
Menurutnya, topik yang dipilih dalam pertemuan menteri BIMP-EAGA ke-25 ini yaitu mendukung daya saing dan ketahan iklim, mewujudkan semangat visi Pontianak untuk mencapai kota yang ramah lingkungan, cerdas, dan bermartabat.
Gubernur Kalimantan Barat H. Sutarmidji, S.H., M.Hum,Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono beserta anggota Delegasi BIMP-EAGA foto bersama saat welcome dinner di Gedung Pontianak Convention Center (PCC), Kamis 24 November 2022. (Foto: Otonndut/Tempo.co)
“Saya percaya melalui pertemuan bergengsi ini kita semua dapat belajar satu dengan yang lainnya. Bersama di bawah BIMP-EAGA untuk mencapai pembangunan yang baik,” kata Edi yang saat acara menyajikan makanan-mkanaan khas Pontianak.
Selain Welcome Dinner, pelaksanaan BIMP-EAGA di hari kedua dimulai dengan dilaksanakannya Senior Official’s Meeting (SOM) di Qubu Resort pada pagi hingga siang hari. Alunan petik alat musik tradisional Sape mengiringi para tamu menuju ruang venue. Sape Lante, Leleng, Tubung Situn, dan beberapa lagu lainnya dimainkan oleh musisi bernama Modeltus Massujio itu. Pertunjukan seni memang tak luput dari penyelenggaran BIMP-EAGA ini. Menambah harmonisasi pertemuan empat negara ini.
Musisi/Seniman alat musik sape Modeltus Massujio saat menyambut anggota Delegasi BIMP-EAGA Business Council (BEBC) di Q Hall Ballroom, Qubu Resort Pontianak Kalimantan Barat, Kamis 24 November 2022. (Foto: Otonndut/Tempo.co)
Ira Kusumawardani, Chairperson BIMP-EAGA Committee, Indonesian Chamber of Commerce and Industry (Kadin Indonesia) menuturkan, pada pertemuan sebelumnya BEBC merumuskan semua yang menjadi masalah dari daerah perbatasan antara Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines. “Dan kita merekomendasikan beberapa program untuk di rembukkan di SOM, kita juga ingin kerja sama dari pemerintah empat negara, untuk bagaimana BIMP-EAGA business council ini dengan program-programnya bisa mensukseskan dan bisa mengembangkan terutama di daerah perbatasan untuk masalah connectivity dan cross border trade.”
Ira menuturkan, selain BIMP-EAGA, dalam menghadapi ASEAN 2023, Kadin Indonesia dan BEBC akan bekerja maksimal, dengan mensukseskan ASEAN 2023. “Dan di waktu yang sama, memajukan ekonomi 15 provinsi di Indonesia Timur di wilayah Kalimantan, Maluku, Sulawesi, Papua. Dan kami juga akan terus mengajak investor datang ke Indonesia.”
Kadin net zero hub, kata Ira, juga akan terus dipromosikan untuk meminimkan tingkat emisi dan juga mempromosikan IKN Nusantara, ibu kota negara baru dengan mengundang para investor khususnya negara-negara di BIMP-EAGA untuk berinvestasi di IKN.
Kadin Indonesia dan BEBC, lanjut Ira, selain membahas pentingnya keseragaman regulasi di negara-negara berbatasan juga akan memaksimalkan UMKM Indonesia untuk mulai berekspor di negara-negara BIMP-EAGA. “Kita juga merekomendasikan halal di antara BIMP-EAGA. Agar seragam. Artinya di negara BIMP, terdapat standarisasi label halal sehingga seragam. Rekomendasi BEBC Ini dibahas di BEBC business council kemarin dan direkomendasikan di SOM. Halal dan konektivitas. Karena cross border itu sangat penting.”
“Regulasi itu harus diseragamkan makanya di SOM akan dirumuskan ini akan berjalan sepadan jadi akan diumumkan di tingkat ministerial meeting,” tambahnya.
30th Senior Official Meeting, di Q Hall Ballroom, Qubu Resort Pontianak Kalimantan Barat, 24 November 2022. (Foto: Otonndut/Tempo.co)
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi menuturkan, setelah menyelesaikan pertemuan SOM, yaitu pertemuan tingkat pejabat tinggi diwakili dari masing-masing negara BIMP-EAGA, akan disusun menjadi rekomendasi kepada tingkat menteri. “Akan diadakan besok. Dari situlah nanti diusulkan ini menjadi bagian program kepada Secretariat ASEAN dan menjadi bagian dari Chairmanship ASEAN.”
Menurutnya dari hasil pertemuan yang berlangsung secara produktif terdapat membawa banyak masukan. “Ada juga dari kelompok bisnis di kawasan, BEBC. Kemudian ada dukungan dari Asia Development Bank, dan juga dari Secretariat ASEAN.”
Pertemuan ini, lanjut dia, terutama untuk mengantisipasi persoalan-persoalan yang muncul saat ini terkait food security, transisi energi, digitalisasi, dan juga memastikan bahwa proses recovery dari Pandemi bisa berjalan secepatnya, “dan kita bisa kembali normal dengan berbagai macam inovasi yang tadi diusulkan.”
BIMP-EAGA ini, kata Edi, titik utamanya adalah membangun integrasi konektivitas antar wilayah di kawasan. Oleh karena itu, pembahasannya lebih banyak menekankan pada cluster-cluster yang berhubungan langsung dengan konektivitas wilayah, termasuk transportasi, Information Communication Technology (ICT), social education, tourism, dan salah satu yang diusulkan adalah kelompok kerja untuk kepemudaan dan olahraga.
“Karena kita tahu, kepemudaan sebagai agen perubahan dan olahraga adalah salah satu industri yang berkembang cukup pesat. Sehingga kita arahkan dengan berdirinya working group ini, akan terus memperkuat kerja sama kita di kawasan BIMP-EAGA,” tuturnya. Edi menambahkan, “Kita telah berhasil menunjukkan leadership kita di G20, maka berikutnya kita juga harus bisa membuktikan leadership kita di ASEAN.”