TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertemu dengan Menteri Pertahanan Australia Richard Marles di sela-sela ASEAN Defence Ministers’ Meeting (ADMM) Retreat di Siem Reap, Kamboja. Di depan Marles, Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia selalu memandang Australia sebagai teman dekat dan mitra utama bidang pertahanan.
“Persahabatan dan kemitraan yang erat tersebut terjadi bukan hanya karena kedekatan geografis, tetapi juga karena kepentingan bersama yang dimiliki kedua negara,” kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis, 24 November 2022.
Pernyataan ini disampaikan Prabowo di tengah sejumlah dinamika yang terjadi dalam hubungan Indonesia dan Australia beberapa waktu terakhir. Salah satunya terkait rencana Autralia membuat kapal selam nuklir dalam pakta keamanan AUKUS dengan Inggris dan Amerika Serikat.
Indonesia menyerahkan proposal Indonesia Paper ke PBB, di mana menyampaikan kekhawatiran soal proyek ini. Kendati demikian, kejadian ini tidak membuat kedua negara membatasi kerja sama pertahanan.
Saat ini ini kedua negara saat ini sedang menyiapkan dokumen kerja sama dan statement of intent. Dokumen ini akan memberikan kerangka hukum dan administrasi yang komprehensif untuk kemitraan pertahanan bilateral Indonesia dan Australia.
Baca juga: Indonesian Papers, Tanggapan Indonesia untuk Kapal Selam Nuklir Asing
Prabowo menyebut dokumen ini akan menyederhanakan kerja sama pertahanan bilateral. Selain itu, dokumen itu menjadi sinyal penting bagi kawasan tentang komitmen kemitraan pertahanan kedua negara terhadap keamanan maupun stabilitas kawasan.
Kepada Marles, Prabowo juga berterima kasih karena telah setuju untuk memberikan kesempatan bagi Taruna TNI belajar di Australian Defence Force Academy (ADFA) dan Duntroon. Saat ini ada dua taruna Akademi Militer atau Akmil yang sedang menjalani pendidikan dan pelatihan di RMC-Duntroon selama 18 bulan, dan memulai studinya pada 2 Februari 2022.
Prabowo berharap ke depannya lebih banyak Taruna dari TNI AD, AL, dan AU yang bisa bergabung dengan rekan-rekannya di ADFA. "Ini dapat menciptakan hubungan yang jauh lebih baik antara pemimpin TNI dan ADF di masa depan”, tegasnya.
Selain dengan Marles, Prabowo juga bertemu Menteri Pertahanan Korea Selatan Lee, Jong-Sup. Prabowo menegaskan kalau Indonesia akan selalu mendukung Korsel untuk dapat bekerja sama dengan seluruh negara ASEAN.
“Kerja sama yang komprehensif dengan negara-negara ASEAN akan memberikan banyak keuntungan secara regional, dan dapat mengembangkan ASEAN ke posisi yang lebih baik," kata Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Prabowo menekankan Indonesia ingin terus bekerja sama dengan Korea Selatan, baik dalam pengembangan kapal selam maupun pesawat tempur. “Ke depannya, Indonesia dan Korsel diharapkan dapat lebih banyak menjalin kerja sama di bidang industri pertahanan dan dalam lingkup yang lebih luas,” kata dia.
Saat ini, Indonesia telah menggunakan beberapa produk industri pertahanan Korea Selatan. Di antaranya seperti Tarantula Panser, artileri derek 105 mm dan 155 mm yang memperkuat TNI Angkatan Darat.
Ada juga kapal selam Tipe U209 buatan kerja sama dengan DSME yang memperkuat TNI AL, serta pesawat KT-1B dan T-50 yang memperkuat TNI AU. Sementara, Korea Selatan pun telah membeli 8 pesawat CN-235 versi militer dari Indonesia.
Baca juga: Prabowo Terima Penetapan RI Tuan Rumah Forum Menhan se-ASEAN 2023