TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mencatat setidaknya ada 62 ribu rumah rusak akibat gempa Cianjur. Akibatnya sebanyak 61.800 orang mengungsi di posko-posko pengungsian terdekat.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak RT, RW, Babinsa, hingga Bhabinkamtibmas untuk melakukan pendataan rumah warga korban gempa.
"Tadi para perangkat daerah juga ikut turun langsung untuk pendataan," ujar dia dalam konferensi pers di pendopo Bupati Cianjur pada Rabu, 23 November 2022.
Selain merusak ribuan rumah, gempa dengan magnitudo 5,6 itu juga merusak sejumlah fasilitas umum. Suharyanto menjelaskan ada 31 gedung sekolah, 214 rumah ibadah, serta 13 bangunan perkantoran rusak akibat lindu yang mengguncang pada Senin siang, 21 November 2022.
"Selain itu ada tiga buah fasilitas kesehatan yang rusak selain jalanan banyak yang retak dan ambles," kata dia.
BNPB saat ini sudah menyediakan 14 titik posko pengungsian utama. Suharyanto menjelaskan di posko-posko yang disiapkan BNPB tersebut sudah tersedia tenda dan dapur umum bagi warga.
Baca juga: Erick Thohir Minta BUMN Segera Bantu Warga Terdampak Gempa Cianjur
"Kami juga telah membujuk masyarakat yang masih di tenda darurat agar mau pindah ke tenda utama. Tapi itu bukan berarti kami tidak membantu mereka yang berada di tenda darurat," ujarnya.
Suharyanto, mengimbau warga yang belum menerima bantuan gempa Cianjur agar melapor kepada petugas. Sebab, kata dia, tim BNPB masih dalam proses pendistribusian bantuan kepada seluruh masyarakat yang terdampak.
Suharyanto mendapati banyak laporan mengenai sejumlah warga yang belum mendapat bantuan. Ia menjelaskan BNPB akan semaksimal mungkin mendistribusikan bantuan kepada seluruh warga yang terdampak.
"Kami saat ini terus mendistribusikan logistik kepada para korban. Banyak tim yang kami arahkan ke daerah-daerah serta pos pengungsian utama yang kami distribusikan bantuan," kata Suharyanto saat konferensi pers di kantor Bupati Cianjur, Rabu 23 November 2022.
Kendati demikian, Suharyanto mengakui banyak kendala yang dihadapi oleh BNPB dalam proses pendistribusian. Utamanya, kata dia, problem yang paling banyak menghambat proses pendistribusian tersebut adalah susahnya akses jalan ke daerah-daerah terpencil.
"Banyak kita temui daerah-daerah yang terdampak memiliki akses jalan yang kecil, sehingga mobil-mobil pengangkut bantuan kesulitan untuk masuk," ujar dia.
Baca juga: Kepala BNPB Minta Korban Gempa Cianjur yang Belum Terima Bantuan untuk Melapor