TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu korban selamat Gempa Cianjur, Syarif Hidayat, menceritakan pengalamannya menyelamatkan diri. Ditemui Tempo di area kediamannya, di Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Syarif menceritakan pengalamannya menyelamatkan diri dari musibah tersebut.
Syarif menceritakan dirinya sedang beristirahat di kediamannya saat gempa terjadi pada Senin, 21 November 2022 sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu, Syarif menemani dua cucunya yang sedang bermain.
"Kalau anak saya lagi di sawah untuk bekerja," kata dia pada Selasa 22 November 2022.
Saat sedang menghabiskan waktu bersama cucu, Syarif kaget ketika rumahnya bergetar hebat. Sontak saja, Syarif membawa kedua cucunya untuk keluar rumah.
"Tanpa pikir panjang kita keluar rumah untuk mengungsi," kata dia.
Belum sempat melangkah ke pintu, Syarif mengaku melihat dinding rumahnya hampir roboh. Dengan sigap, Syarif menahan dinding tersebut agar tak menimpa cucunya dan mereka bisa keluar terlebih dahulu.
"Pas saya pergi keluar setelah menahan tembok, tidak lama langsung rubuh. Gak kebayang kalau terlambat mungkin saya bisa tertimpa," ujarnya.
Menerima bantuan dari Kementerian Sosial
Pasca gempa, Syarif menyatakan rumahnya hancur dan tidak mungkin ditinggali. Ia pun mendapat bantuan dari berbagai pihak termasuk Kementerian Sosial. Dia menerima bantuan tenda bertuliskan 'Kemensos Hadir' untuk bermukim beserta selimut dan kebutuhan lainnya.
Pria berusia 67 tahun itu pun mendirikan tenda tersebut di samping rumahnya, sedikit menjorok dari jalan. Dia mengaku sempat diberi pengarahan dari seorang petugas Kemensos untuuk mendirikan tenda di tepi jalan. Alasannya, kata si petugas, hal itu untuk memudahkan Syarif menerima bantuan.
"Karena sudah terlanjur buat di tempat agak susah dilihat, jadi kata mereka saya suruh nunggu di pinggir jalan biar ada yang ngasih bantuan," kata dia pada .
Syarif menambahkan gempa tersebut juga telah menelan beberapa tetangganya. Ia berkata salah seorang tetangganya yang sedang bekerja sebagai pekerja bangunan tidak selamat tertimpa reruntuhan rumah.
"Baru tadi dievakuasi sama tim, kemudian langsung diberikan kepada keluarga untuk dimandikan dan dimakamkan," ujar dia.
Desa Gasol merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Cianjur yang mengalami dampak cukup parah dari gempa tersebut. Berdasarkan pantuan Tempo, tumpukan rumah rubuh terlihat sepanjang mata memandang. Hingga Selasa sore kemarin, tercatat tujuh orang korban tewas telah ditemukan dan dikuburkan di sana.
Cerita warga Desa Gasol lainnya
Warga Desa Gasol lainnya, Adi Wijaya, juga menceritakan bagaimana dia bisa selamat dari gempa berkekuatan magnitudo 5,6 itu. Adi mengaku sedang beristirahat di rumahnya saat Gempa Cianjur terjadi. Merasakan adanya getaran gempa, Adi spontan ia menarik lengan istri dan anaknya untuk keluar dari rumah.
Ia beserta keluarga kemudian berkumpul bersama warga lainnya untuk berlindung diri dari reruntuhan bangunan. "Anggap saja saya masih diberi perlindungan oleh Allah SWT masih selamat walau rumah hancur," ujar Adi pada Tempo, Selasa, 22 november 2022.
Memohon agar rumahnya yang ambruk segera direnovasi
Adi pun berharap agar pemerintah dapat memberikan bantuan untuk membangun kembali rumahnya yang telah hancur akibat Gempa Cianjur. Terlebih setelah adanya perintah dari Presiden Jokowi agar membantu renovasi rumah warga.
"Saya ingin agar saya dan keluarga bisa hidup seperti sedia kala kembali," ujarnya.
Presiden Jokowi kemarin telah meninjau sejumlah lokasi yang terdampak Gempa Cianjur. Dia pun menginstruksikan kepada Kementerian Pembangunan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mendata rumah dan bangunan yang rusak. Jokowi meminta agar Kementerian PUPR memperbaiki rumah yang rusak.
"Saya minta kepada PU agar rumah-rumah yang rusak berat, sedang, dan ringan diperbaiki dengan standar anti gempa Kementrian PU," kata Jokowi pada Selasa 22 November 2022.