Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasang Surut Kerajaan Mataram Islam: Ini Deretan Nama Raja atau Sultan

image-gnews
Jadwal kunjungan kompleks Makam Raja Imogiri. Foto: Imam Basthomi.
Jadwal kunjungan kompleks Makam Raja Imogiri. Foto: Imam Basthomi.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Kerajaan Mataram Islam merupakan salah satu kerajaan Islam di Jawa yang melakukan perlawanan terhadap VOC Belanda. Meskipun demikian setelah tahta jatuh pada raja terakhir Mataram harus meminta bantuan pada VOC karena berada di ambang kehancuran. 

Pasang Surut Awal Mataram dan Nama Raja

1. Masa Awal Pemerintahan Mataram 

Mengutip dari jurnal berjudul Sejarah Perkembangan Mataram Islam Kraton Plered yang ditulis oleh Siswanta, menyatakan bahwa mulanya terjadi perebutan wilayah 'Pajang' yakni kekuasaan Hadiwijaya yang bergelar  Panembahan Senopati oleh Raja Sutawijaya. 

Pada saat itu wilayahnya hanya di sekitar Jawa Tengah, mewarisi wilayah Kerajaan Pajang. Pusat pemerintahan berada di hutan Mentaok, wilayah yang terletak di sebelah timur Kota Yogyakarta dan selatan Bandar Udara Adisucipto sekarang.

Baca juga : Menengok Cuplikan Sejaran Kerajaan Mataram Islam di Tanah Jawa

Lokasi keraton (tempat kedudukan raja) pada masa awal terletak di Kotagede. Sesudah ia meninggal kekuasaan dilanjutkan putranya Raden Mas Jolang yang setelah naik tahta bergelar Prabu Hanyokrowati, namun dirinya mengalami kecelakaan hingga wafat.

Tahta beralih sebentar ketangan putra keempat Mas Jolang yang kemudian bergelar Adipati Martoputro. Ternyata Adipati Martoputro mengalami sakit-sakitan. sehingga tahta beralih ke putra sulung Mas Jolang yang bernama Mas Rangsang. 

2. Sultan Agung (1613 - 1645)

Mengutip dari kebudayaan.jogjakota.go.id, Raden Mas Rangsang atau Sultan Agung dikenal sebagai raja yang berhasil membawa kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaan pada 1627-an dan setelahnya.

Tepatnya setelah empat belas tahun Sultan Agung memimpin kerajaan Mataram Islam. Pada masa pemerintahan Sultan Agung daerah pesisir seperi Surabaya dan Madura berhasil ditaklukkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada kurun waktu 1613-1645 wilayah kekuasaan Mataram Islam meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian Jawa Barat. Kehadiran Sultan Agung sebagai penguasa tertinggi, membawa Kerajaan Mataram Islam kepada peradaban kebudayaan pada tingkat yeng lebih tinggi.

Sultan Agung memiliki berbagai keahlian baik dalam bidang militer, politik, ekonomi, sosial dan budaya,yang menjadikan peradaban kerajaan Mataram pada tingkat yang lebih tinggi.

Tak lupa Sultan Agung memimpin dua kali penyerbuan militer ke penjajah VOC Belanda di Batavia yang menguasai pelabuhan penting wilayah Jayakarta. Pada invasi kedua, bala tentara Mataram sukses melemahkan Batavia dan menewaskan Gubernur Jenderal Hindia Belanda J.P. Coen.

3. Amangkurat Agung (I)

Setelah sepeninggal Sultan Agung, mengutip dari p2k.unkris.ac.id, Raden Mas Sayyidin atau bergelar Amangkurat I mendapatkan warisan Sultan Luhur berupa wilayah Mataram yang sangat lebar.

Dalam hal ini dia menerapkan sentralisasi atau sistem pemerintahan terpusat. Amangkurat I juga menyingkirkan tokoh-tokoh senior yang tidak sejalan dengan pandangan politiknya. Misalnya, Tumenggung Wiraguna dan Tumenggung Danupoyo tahun 1647 dikirim untuk merebut Blambangan yang telah dikuasai Bali, namun keduanya dibunuh di tengah jalan.

Pada tahun 1647 ibu kota Mataram dipindah ke Plered. Istana baru ini semakin banyak dibangun dari batu bata, sedangkan istana lama di Kerta terbuat dari kayu. Perpindahan istana Mataram Islam tersebut diwarnai pemberontakan Raden Mas Alit atau Pangeran Danupoyo, adik Amangkurat I yang menentang penumpasan tokoh-tokoh senior. 

MELINDA KUSUMA NINGRUM

Baca juga: Kompleks Makam Raja Imogiri, Terbagi 3 Wilayah Mengikuti Perjanjian Giyanti

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Rayakan Lebaran 12 April 2024, Siapa Jemaah Islam Aboge di Banyumas?

5 hari lalu

Ilustrasi pengikut Islam Aboge. Dok TEMPO/Budi Purwanto
Rayakan Lebaran 12 April 2024, Siapa Jemaah Islam Aboge di Banyumas?

Jemaah Islam Aboge di Banyumas baru merayakan lebaran pada Jumat, 12 April 2024, sehari setelah Idul Fitri yang ditetapkan Kemenag. Siapakah mereka?


Ario Bayu Didapuk Jadi Ketua Komite FFI 2024-2026, Ini Film-Film yang Pernah Dibintanginya

13 hari lalu

Ario Bayu. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Ario Bayu Didapuk Jadi Ketua Komite FFI 2024-2026, Ini Film-Film yang Pernah Dibintanginya

Ario Bayu ditetapkan menjadi Ketua FFI telah memerankan banyak karakter dari beragam film layar lebar. Berikut sebagian filmografinya.


Ario Bayu Ditetapkan sebagai Ketua Komite FFI 2024-2026 Gantikan Reza Rahadian, Ini Profilnya

13 hari lalu

Ario Bayu berperan sebagai Soeraja di serial Gadis Kretek. Foto: Dok. Netflix
Ario Bayu Ditetapkan sebagai Ketua Komite FFI 2024-2026 Gantikan Reza Rahadian, Ini Profilnya

Tidak lagi dijabat oleh Reza Rahadian, kini, Ketua Komite FFI selanjutnya dijabat aktor Ario Bayu. Begini profilnya.


Misteri Makam Putra Sultan Agung atau Amangkurat I, Mengapa Berada di Tegal?

57 hari lalu

Lukisan profil Amangkurat I. Istimewa
Misteri Makam Putra Sultan Agung atau Amangkurat I, Mengapa Berada di Tegal?

Makam putra Sultan Agung atau Amangkurat I berada di Tegal Arum, Tegal, Jawa Tengah. Mengapa makam Raja Kasunanan Surakarta itu justru di Tegal?


Makam Putra Sultan Agung Berjuluk Sunan Amangkurat I di Tegal, Tepatnya di Mana?

57 hari lalu

Situs Makam Sunan Amangkurat Agung di Tegalarum, Tegal. Maps.google
Makam Putra Sultan Agung Berjuluk Sunan Amangkurat I di Tegal, Tepatnya di Mana?

Makam putra mahkota Sultan Agung yaitu Sunan Amangkurat I berada di Tegal. Bagaimana menuju ke sana?


Kebakaran Bengkel di Matraman Gara-gara Bensin Tumpah, Petugas Tambal Ban Meninggal

9 Februari 2024

Ilustrasi kebakaran. ANTARA
Kebakaran Bengkel di Matraman Gara-gara Bensin Tumpah, Petugas Tambal Ban Meninggal

Kebakaran menghanguskan bengkel dan rumah di Matraman dengan kerugian mencapai Rp 800 juta.


Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Imogiri Bantul: 3 Tewas, Puluhan Penumpang Masih Dirawat di RS

9 Februari 2024

Bus wisatawan terguling di jalur wisata menuju Hutan Pinus Mangunan Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Yogyakarta Kamis, 8 Februari 2024. Dok. Istimewa
Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Imogiri Bantul: 3 Tewas, Puluhan Penumpang Masih Dirawat di RS

Puluhan penumpang korban kecelakaan bus pariwisata di Imogiri Bantul masih menjalani perawatan di rumah sakit.


Peringatan Kenaikan Tahta ke-20 Raja Keraton Surakarta, Digelar Sederhana Tapi Tetap Khidmat

6 Februari 2024

Raja Keraton Surakarta Paku Buwono (PB) XIII (duduk di kursi roda) menghadiri rangkaian acara Tingalandalem Jumenengan ke-20 atau peringatan kenaikan tahta Raja Keraton Surakarta, Selasa, 6 Februari 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Peringatan Kenaikan Tahta ke-20 Raja Keraton Surakarta, Digelar Sederhana Tapi Tetap Khidmat

Acara kenaikan tahta Raja Keraton Surakarta dihadiri 300 undangan termasuk pimpinan trah Mataram Islam


Rawan Tawuran di Matraman Jakarta Timur, Polisi Bakal Sering Berpatroli

4 Februari 2024

Sejumlah remaja saling serang saat terjadi bentrokan antarwarga di Jalan Pisangan Baru Tengah 1, Matraman, Jakarta Timur, Minggu dinihari, 4 Februari 2024. Beberapa remaja tampak membawa senjata tajam seperti celurit hingga parang. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Rawan Tawuran di Matraman Jakarta Timur, Polisi Bakal Sering Berpatroli

Polisi bakal berpatroli dekat lokasi rawan tawuran untuk pencegahan.


Lansia Bergelar Magister Manajemen Ditangkap karena Pencabulan Anak, Alasan karena Sayang

31 Januari 2024

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly dan jajaran menunjukkan barang bukti kasus pencabulan oleh lansia terhadap tiga anak di bawah umur di Matraman. Polisi kini menahan tersangka di Polres Jakarta Timur, Selasa, 30 Januari 2024. Tempo/Novali Panji
Lansia Bergelar Magister Manajemen Ditangkap karena Pencabulan Anak, Alasan karena Sayang

Tersangka pencabulan anak di Matraman disebut memiliki ketertarikan terhadap anak-anak meski tidak menikah.