TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Achmad Baidowi, menyebut tim kecil dari tiga partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB telah menyepakati kriteria calon presiden dan calon wakill presiden yang akan mereka usung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Selain PPP, KIB juga digawangi oleh Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Achmad menerangkan ada lima kriteria yang disepakati tim kecil KIB. Kelima kriteria tersebut adalah integritas, kualitas, pengalaman manajerial, komitmen kerakyatan, dan elektabilitas.
“Kriteria umumnya dia memiliki integritas yang kuat. Kedua, kualitas. Ketiga, memiliki pengalaman memimpin organisasi besar apakah itu pemerintahan, partai, dan sebagainya. Berikutnya komitmen kerakyatan, jangan sampai calon yang diusung tidak pro rakyat. Terakhir yang paling penting elektabilitas,” kata Achmad di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis, 17 November 2022.
KIB akan pantau elektabilitas para kandidat
Dia mengatakan, mereka akan memonitor elektabilitas para kandidat hingga tahun depan. Ia menyebut KIB mengakui bahwa dalam Pilpres, faktor elektabilitas sangat menentukan kendati hasil survei selalu dinamis.
Meskipun demikian, Achmad enggan membocorkan nama kandidat yang keluar dalam diskusi tim kecil. Adapun dari PPP, dia mengatakan bakal mengumpulkan nama baik dari internal maupun eksternal koalisi.
“Ya nama-nama yang beredar lah. Tapi kan kita belum membuat keputusan, semua itu sedang kita monitor perkembangan dinamikanya, sampai tahun 2023. Karena pendaftaran Capres tuh nanti baru September 2023, masih banyak waktu menyerap aspirasi publik,” kata dia.
Golkar sebut 3 kriteria
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, membocorkan tiga kriteria capres dan cawapres yang bakal dijagokan koalisinya pada 2024. Menurut dia, pasangan yang bakal diusung mesti mempunyai jam kerja tinggi, memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK), dan Kartu Tanda Anggota (KTA) partai politik.
“Disini banyak kader yang sudah berpengalaman. Jam terbangnya tinggi, yang paling penting selain punya NIK, punya KTA. Karena ini KIB adalah koalisi yang anggotanya partai politik. Jadi kalau parpol perlu NIK dan KTA. Ini menjadi kunci,” kata Airlangga dalam keterangannya, Minggu, 6 November 2022.
Dia memastikan bahwa capres dan cawapres KIB tidak akan dideklarasikan di bulan ini. Alasannya, kata dia, bulan November bertepatan dengan bulan Rabiul Akhir menurut kalender Islam.
"Jadi kalau Rabiul Akhir harus berhati-hati. Maka kita mesti cari bulan yang betul-betul alam semestanya mendukung kita dan baik. Dari situlah akan kita luncurkan siapa capres dan cawapres dari KIB,” kata dia.
Selain bertepatan dengan Rabiul Akhir, Airlangga menyebut pelaksanaan G20 juga digelar pada November. Dia mengatakan KIB tidak ingin mengganggu perhatian Presiden Joko Widodo alias Jokowi selama G20 digelar di Bali.
Menurut Airlangga, suksesnya gelaran G20 bakal menjadi warisan yang baik bagi Indonesia di mata dunia. Ia turut menegaskan bahwa KIB siap melanjutkan warisan yang baik dari Jokowi.
“Disini saya nyatakan yang paling siap untuk melanjutkan warisan itu adalah tiga partai politik. Golkar PAN, dan PPP,” ujarnya.
Sebelum mendeklarasikan capres dan cawapres, Airlangga menyebut koalisinya bakal makin gemuk dengan tambahan satu hingga dua personel baru. Menurut dia, gelaran Pemilihan Presiden masih panjang sehingga tidak perlu buru-buru.
“KIB masih menunggu satu dua partai lain. Jadi kalau satu dua partai lain bergabung, baru kita announce siapa yang akan didukung KIB. Namanya KIB plus-plus,” kata dia.
Sebelumnya KIB kerap disebut-sebut akan mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden mereka. Ganjar kabarnya akan disandingkan dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Pasangan Ganjar-Emil tersebut sempat dilontarkan oleh Ketua DPP PAN Bima Arya sementara Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani sempat menyatakan cocok dengan pasangan tersebut.