INFO NASIONAL – Kegiatan Traveling by Train yang digagas PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) untuk tahun 2022, tahun ke-10 program ini, tuntas terlaksana dengan sukses. Peserta melakukan perjalanan menggunakan kereta dari Gambir, Jakarta, menuju Jawa Timur.
Setelah mengunjungi sejumlah tempat di Banyuwangi pada hari ke-2, para peserta kemudian menuju Jember untuk mengikuti talk show yang digelar oleh PT KAI. Narasumber yang hadir adalah Broer Rizal selaku Kepala Daerah Operasi 9 Jember, Gotro Nur Riyadi selaku VP Passanger Marketing PT KAI, Yanuar Bramuda selaku Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi, serta Ramon Y Tungka dan Patrisheila selaku key opinion leader.
Talk show kali ini menitikberatkan pada Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu daerah di Indonesia yang memiliki pertumbuhan pariwisata yang cukup cepat. Salah satu faktor yang mendukung ialah transportasi, dalam hal ini kereta api.
“Setiap harinya kami melayani total 8.000-10.000 ribu penumpang hingga bulan November. Kalau paling banyak penumpang kereta untuk relasi Jember-Banyuwangi. Di mana kereta yang paling ramai adalah KA Pandanwangi,” kata Broer Rizal.
Mendukung data tersebut, Kadisparbud Banyuwangi Bramuda, juga menyinggung peran penting dari kereta api sebagai salah satu pemicu kebangkitan kembali stasiun-stasiun kereta api yang ada di Banyuwangi yang ada sejak zaman peninggalan Belanda. Fasilitas dan infrastruktur yang telah ada tersebut turut menyumbang kekuatan bangkitnya pariwisata serta ekonomi lokal Kabupaten Banyuwangi.
“Yang paling dahsyat, dampak multiplier dari keberadaan stasiun ini luar biasa. (Salah satunya) munculnya homestay, UMKM, travel, dan rent car yang berkembang dengan luar biasa,” ujar Bramuda.
Semakin malam keberadaan kami di tepian pantai tidak semerta-merta membuat suasana semangin dingin. Justru, suasana penghujung talk show ditutup dengan hangat oleh penampilan Bulan Sutena yang menyanyikan sejumlah tembang, salah satunya “Ojo Dibandingke” yang dipopulerkan oleh Denny Caknan.
Usai talk show, kami dipersilakan untuk beristirahat sejenak, sebelum bersiap menuju Kawah Ijen sekitar pukul 1 dini hari nanti. Perjalanan ke sana memakan waktu satu sampai dua jam hingga tiba di titik awal pendakian.
Bagi masyarakat pemula yang belum terlalu sering mendaki gunung, persiapan yang dibutuhkan relatif tidak terlalu banyak. Kecuali, bagi masyarakat yang memiliki riwayat penyakit bawaan seperti asma, yang tidak direkomendasikan untuk lanjut mendaki.
Uniknya, sebelum pendakian, kami dibekali seperangkat masker khusus belerang, guna mengantisipasi baunya yang cukup menyengat ketika sampai di tepian kawah. Cukup menghabiskan waktu sekitar dua sampai tiga jam untuk bisa melihat indahnya pemandangan Kawah Ijen. Jika tidak kuat mendaki, ada pula penyedia jasa gerobak yang akan mengantar pengunjung naik atau pun turun. (*)