INFO NASIONAL - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sukses menyelenggarakan Kongres Penerbit Internasional ke-33 (The 33rd International Publishers Congress) selama tiga hari di Fairmont Hotel, Jakarta, Indonesia, 10-12 November 2022.
Kongres ini untuk kali pertama digelar di Jakarta. Hasil kerja sama Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan International Publishers Association (IPA), Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), serta Komite Jakarta Kota Buku dan Jakarta Experience Board (JXB).
Baca Juga:
Chair of Organizing Committee dan Ketua Komite Jakarta Kota Buku, Laura Prinsloo, menjelaskan bahwa perhelatan di Jakarta untuk kali pertama ini menuai antusiasme internasional. Tercatat ada 666 penerbit dari 63 negara yang memastikan kehadirannya di Jakarta. Sebanyak 379 dari Indonesia dan 287 dari negara-negara lain.
Kongres ini diadakan setiap dua tahun. Setelah melewati serangkaian seleksi, Indonesia yang diwakili Kota Jakarta terpilih menjadi tuan rumah. Menurut Laura Prinshoo, Jakarta terpilih menjadi tuan rumah kongres karena kota ini memiliki kelayakan mumpuni.
Jakarta yang merupakan rumah bagi lebih dari sepuluh juta penduduk, telah menjadi melting pot bangsa, pusat literasi, budaya, dan seni. Selain itu, Ibu kota Indonesia ini baru saja ditetapkan sebagai City of Literature UNESCO pada 2021.
“Jakarta merupakan kota yang padat. Memiliki lebih dari 100 mal dan pusat perbelanjaan, tetapi juga memiliki lebih dari 70 museum dan sekitar 5.700 perpustakan. Jakarta sebagai pusat dan titik awal industri penerbitan Indonesia berkomitmen untuk memastikan bahwa buku memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Jakarta,” ujarnya saat membuka IPC 2022.
Kapabilitas Jakarta dengan luas wilayah 661.5 km² sebagai kota besar modern yang mampu menyelenggarakan acara berkelas internasional memang tidak lagi perlu diragukan. Sistem transportasi kota Jakarta dapat melayani 30.000.000 orang dan dinobatkan sebagai pemenang Sustainable Transport Award 2021. Tidak hanya didukung oleh infrastruktur dan transportasi yang memadai, Jakarta adalah tuan rumah salah satu pameran buku terbesar di ASEAN, yaitu Indonesia International Book Fair (IIBF). IIBF merupakan acara internasional tahunan yang diselenggarakan oleh Ikapi. IIBF telah diselenggarakan sebanyak 41 kali dsn tahun ini berlangsung pada 9-13 November 2022 bersamaan dengan IPC 2022.
Laura Prinsloo juga berterima kasih kepada Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dan gubernur sebelumnya, Anies Baswedan, yang membuka kesempatan, sehingga kongres ini dapat terlaksana di Jakarta.
Heru Budi Hartono menuturkan bahwa penunjukan Jakarta sebagai tuan rumah Kongres Penerbit Internasional ke-33 merupakan hal yang patut dirayakan sebagai hasil kerja sama masyarakat, pelaku, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dalam mengembangkan industri buku dan literasi.
“Tahun ini kami merasa terhormat menjadi tuan rumah penyelenggara IPC ke-33, sebuah event dua tahunan terbesar yang mempertemukan berbagai asosiasi penerbitkan di seluruh dunia dengan merefleksikan tema Reading Matters Embracing the Future, atau Pentingnya Membaca, Merangkul Masa Depan. Penyelenggaraan kongres tahun ini akan berfokus pada pemanfaatan berbagai peluang, memastikan budaya membaca serta industri penerbit bisa berkelanjutan,” tutur Heru.
Selama tiga hari penyelenggaraan, ia melanjutkan, kongres ini menjadi platform untuk berbagai gagasan yang inspiriatif, menyuarakan aspirasi para delegasi mengenai isu penting tentang penerbitan, kekayaan intelektual, hak cipta, dan literasi untuk semua.
IPC memberi kesempatan berharga untuk memperkuat kolaborasi di antara para pelaku dalam industri penerbitan. “Ini adalah momentum untuk menjawab beragam tantangan, mengembangkan kemitraan kita dalam menerjemahkan wacana berbagai program yang akan memberi manfaat kepada masayarakat,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, Andhika Permata, menambahkan bahwa event ini merupakan wujud nyata Jakarta Kota Kolaborasi di mana Pemprov DKI bermitra dengan masyarakat, penerbit, kelompok masyarakat, dan relawan literasi, untuk mewujudkan misi tersebut melalui program-program terkait buku yang dikelompokkan ke dalam empat pilar: Developing Book Communities, Meeting of Book and Content Stakeholders, Strengthening Culture to Meet the Demographic Bonus, dan Reinforcing the Literacy and Content Ecosystem.
“Jakarta sebagai Kota Global menjadi tuan rumah kongres penerbit internasional ke-33 dan bersama bahu-membahu mendorong kemajuan industri buku dan penerbitan, baik dalam skala lokal maupun internasional,” kata Andhika.
Pentingnya Inklusif dan Kolaborasi
Presiden Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), Arys Hilman Nugraha, mengakui bahwa dampak pandemi Covid-19 terhadap industri penerbitan global. “Pandemi mengakibatkan berkurangnya pendapatan bagi penerbit,” ungkapnya. Ragam selera, suku, ras, dan budaya juga mengakibatkan penerbit harus lihai mencetak buku yang sesuai. Karena itu, Arys mendorong agar kongres ini bisa menghasilkan kesepakatan tentang pentingnya menghasilkan materi penerbitan yang inklusif, menyentuh segala kalangan.
Senada dengannya, presiden dan CEO Frankfurter Buchmesse, Juergen Boss, menyatakan pentingnya seluruh penerbit internasional memahami tentang inklusi dan toleransi. “Ini tanggung jawab kita,” kata Boos, “bukan sebagai penerbit tetapi sebagai manusia, untuk memikirkan tentang aksesibilitas, untuk memikirkan tentang hak-hak minoritas, bukan untuk mempertahankan status quo kita, apa yang terjadi saat ini.”
Presiden International Publishing Association (IPA), Bodour Al Qasimi, pada hari terakhir kongres menyerukan kembali pentingnya persatuan dan kolaborasi dalam industri penerbitan. Kesimpulan itu menguat setelah sejumlah sesi digelar selama kongres yang berbicara tentang era digitalisasi dan kecerdasan buatan, tantangan teknologi yang melahirkan disrupsi digital, masalah pemasaran dan distribusi. “Serta tantangan terkait kekhawatiran krisis iklim dan kebutuhan industri buku,” ucapnya.
Kolaborasi dan inklusivitas menjadi poin penting selama kongres para penerbit ini. Bagaimanapun, acara internasional terkait buku dan dunia baca ini, menurut Pj Gubernur Heru, juga menjadi kesempatan untuk menggiatkan kembali kesadaran pentingnya membaca kepada seluruh kalangan, tua maupun muda.
Ia dengan apik mengutip pernyataan Georgra Martin, penulis novel A Song of Ice and Fire yang karyanya menjadi inspriasi film seri Game of Thrones. “Bahwa orang yang membaca akan mengalami ribuan kehidupan sebelum dirinya meninggal. Sementara orang yang tak membaca hanya akan mengalami satu kehidupan,” pungkasnya. (*)