TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Komisi Eropa Ursula Gertrud von der Leyen di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Bali hari ini, Senin, 14 November 2022. Dalam pertemuan itu, Jokowi menyebut perhelatan G20 kali ini merupakan yang terberat.
"Presidensi kali ini memang merupakan yang terberat dalam sejarah G20," ujar Jokowi seperti disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 14 November 2022.
Menurut Jokowi, hal itu disebabkan krisis pangan hingga energi sedang terjadi di dunia sebagai dampak perang antara Rusia-Ukraina serta pandemi Covid-19. Menurut Jokowi, pemerintah Indonesia bekerja ekstra keras agar KTT G20 bisa berjalan seperti saat ini.
Lebih lanjut, Jokowi mengklaim kondisi dunia saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan terkahir kali berbincang dengan von der Leyen. Keduanya sempat berbincang melalui saluran telepon pada 5 November 2022.
Baca: Jokowi ke Joe Biden: ASEAN Minta Kehadiran AS Bawa Perdamaian di Kawasan
"Senang bisa berdiskusi kembali, kondisi dunia saat ini sudah mulai membaik, sejak terkahir terakhir kita berdiskusi," kata Jokowi.
Sebelum bertemu dengan von der Leyen, Jokowi juga telah melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Dalam pertemuan itu, Jokowi membahas pemulihan ekonomi global pasca pandemi.
Setelah bertemu dengan Joe Biden, Jokowi juga melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Khisida. Jokowi membahas mengenai hubungan kerja sama ekonomi dengan Khisida.
Sebanyak 17 negara hadir dalam KTT G20 yang akan digelar pada 15 - 16 November 2022. Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, banyak di antara negara-negara tersebut yang mengajukan pertemuan bilateral dengan Jokowi.
Baca juga: Pertemuan Jokowi dan MBZ Bahas Tindak Lanjut Rencana Investasi IKN
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.