TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menilai ada sejumlah alasan yang membuat Presiden Joko Widodo atau Jokowi getol mendorong ketua umum partai politik untuk segera mendeklarasikan calon presiden atau capresnya. Menurut Adi, alasan Jokowi melakukan hal itu karena skenario all president's men tidak terjadi.
All president's men merupakan asumsi bahwa tokoh yang akan mengikuti pilpres 2024 merupakan politikus dari kubu pendukung Jokowi. Asumsi mengenai skenario ini muncul setelah Jokowi mengumpulkan seluruh ketua umum parpol kubu pemerintah di Istana Negara pada Juni 2022.
"Makanya ini tentu tidak terlepas dari itu, ketika NasDem deklarasi Anies, tentu membuat skenario all Jokowi's men tidak terjadi dan membuat sangat terlihat Jokowi ingin mengkonsolidasi kekuatan politik kubu pemerintah untuk solid, bikin poros politik," ujar Adi saat dihubungi Tempo, Kamis, 10 November 2022.
Menurut Adi, Jokowi terlihat ingin agar suksesornya merupakan politikus yang saat ini berada di kubunya. Namun, deklarasi Anies Baswedan oleh NasDem, disebut Adi membuat skenario itu terganggu. Meski begitu, Adi memprediksi Jokowi tetap ingin skenario tersebut terus berjalan.
Oleh karena itu, setiap menghadiri acara partai politik, Jokowi selalu mewanti-wanti parpol segera mendeklarasikan capresnya. Adi menduga sosok yang nantinya bakal mendapat dukungan Jokowi merupakan politikus kubu pemerintah dengan elektabilitas paling tinggi.
"Ya, pada prinsipnya Jokowi itu bakal mendukung siapapun, mengungkapkannya kepada inner circle pada saat ini," kata Adi.
Sejumlah pesan Jokowi
Sebelumnya, dalam sambutannya di acara HUT ke-8 Partai Perindo, Jokowi meminta agar Hary Tanoesoedibjo selaku Ketua Umum berhati-hati dalam menentukan calon presiden. Menurut Jokowi, capres yang diusung nantinya bakal banyak membantu menaikan presidential threshold.
"Milih capresnya hati-hati, milih cawapresnya hati-hati, tetapi kalau bisa jangan terlambat deklarasi juga. Biasanya Pak Hary ini kalau dengan saya sering bisik-bisik, 'Pak capresnya Perindo milih ini gimana menurut bapak?' saya sampaikan terserah Perindo," kata Jokowi.
Sebelum di Partai Perindo, Jokowi juga pernah mengeluarkan wanti-wanti serupa saat menghadiri acara Partai Golkar. Jokowi menyebut Golkar adalah partai yang sudah matang, punya pengalaman malang melintang, dan banyak makan asam garam dalam perpolitikan Indonesia selama 58 tahun sehingga akan bertindak dengan hati-hati dalam menentukan capres.
"Saya yakin, saya yakin, saya yakin Golkar akan dengan cermat, akan dengan teliti, akan dengan hati-hati, tidak sembrono dalam mendeklarasikan calon presiden dan wakil presiden 2024," kata Jokowi.
Terakhir, imbauan agar partai politik segera mengumumkan capres juga dilakukan saat menghadiri acara PDIP. Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto.
"Persoalan capres dan cawapres itu nanti tiba momentumnya. Dan Pak Jokowi pun berpesan jangan lama-lama, maksudnya jangan mendekati Oktober," ujar Hasto.
M JULNIS FIRMANSYAH
Baca: Andi Arief Sebut Jokowi Terlalu Mencampuri Kedaulatan Partai Soal Capres 2024