INFO NASIONAL - Ketua MPR Bambang Soesatyo menuturkan, masih terbuka banyak ruang dan peluang yang belum dimanfaatkan secara optimal oleh kaum perempuan. Misalnya keterlibatan perempuan dalam parlemen, meskipun sudah meningkat hingga 21,89 persen, masih belum memenuhi kuota 30 persen yang disediakan bagi keterwakilan perempuan di parlemen.
Kondisi tersebut merefleksikan fakta bahwa masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dan semestinya dapat membangkitkan kesadaran bersama untuk meningkatkan peran perempuan pada berbagai sektor kehidupan. Khususnya dalam perspektif perempuan sebagai sumber daya pembangunan.
Bamsoet menjelaskan, kesetaraan gender di Indonesia sejatinya semakin baik. Terlihat dari dua indikator sebagai rujukan. Pertama, indeks pembangunan gender yang menggambarkan perbandingan capaian antara indeks pembangunan manusia antara perempuan dan laki-laki.
"Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada kurun waktu 2017 hingga 2021, indeks pembangunan manusia Indonesia dari perspektif gender terus menunjukkan trend positif. Pada tahun 2017, indeks pembangunan gender nasional mencapai 90,96, dan pada tahun 2021 meningkat menjadi 91,27 masuk dalam kategori 'tinggi'," ujar Bamsoet saat memberikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dalam Kongres ke-25 Persatuan Wanita Republik Indonesia (Perwari), di Jakarta, Rabu, 9 November 2022.
Indikator kedua adalah indeks pemberdayaan gender yang mencerminkan keadilan dan kesetaraan gender berdasakan partisipasi politik dan ekonomi dengan mempertimbangkan tiga faktor. Yaitu keterlibatan perempuan dalam parlemen, partisipasi perempuan sebagai tenaga profesional, dan kontribusi perempuan dalam pendapatan pekerjaan.
Data BPS mencatat indeks pemberdayaan gender di Indonesia juga terus menunjukkan tren perbaikan, meskipun tidak sebesar indeks pembangunan gender. Tercatat pada tahun 2017 indeks pemberdayaan gender sebesar 71,74, meningkat pada tahun 2021 menjadi 76,26.
"Peningkatan indeks pemberdayaan gender ini terjadi pada seluruh komponen indikator, mulai dari keterlibatan perempuan di parlemen yang meningkat dari 17,32 persen menjadi 21,89 persen, partisipasti perempuan sebagai tenaga profesional yang meningkat dari 46,31 persen menjadi hampir 50 persen, hingga kontribusi pendapatan perempuan yang meningkat dari 36,62 persen menjadi 37,22 persen," tutur Bamsoet.
Karena itu, Bamsoet menaruh harapan besar pada Perwari. Menurut dia, dengan soliditas kelembagaan yang dimiliki, Perwari akan mampu menjadi kekuatan penggerak, generator dan sekaligus dinamisator yang berperan penting untuk memotivasi, menginspirasi, melakukan berbagai langkah terobosan serta inovasi untuk mengoptimalkan peran perempuan. (*)