INFO NASIONAL - Ketua MPR Bambang Soesatyo menerima kunjungan siswa Kelas XII SMA Pesantren Modern Internasional Dea Malela di Ruang Abdul Muis, Gedung Nusantara, Komplek MPR RI, Jakarta, Senin, 9 November 2022. SMA asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat ini berada di bawah binaan tokoh bangsa Prof. Din Syamsuddin.
Bamsoet mengapresiasi konsep pendidikan yang diusung Pondok Modern Internasional Dea Malela, yakni mengedepankan tiga nilai keutamaan yang bertumpu pada pendidikan karakter dan wawasan kebangsaan. Yaitu, keunggulan komparatif (beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, dan religius), keunggulan kompetitif (berilmu, kritis, kreatif, inovatif, sehat, mandiri, dan percaya diri), dan keunggulan dinamik (toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab).
Konsep tersebut, kata Bamsoet, selaras dengan amanat pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menegaskan bahwa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sistem pendidikan nasional diselenggarakan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, serta akhlak mulia.
Amanat Konstitusi ini dimaknai, bahwa tujuan penyelenggaraan pendidikan tidak hanya sekedar untuk melahirkan sumberdaya manusia yang cerdas dan terampil saja, tetapi juga berkarakter dan berwawasan kebangsaan. “Generasi muda yang berwawasan kebangsaan adalah generasi yang berhati Indonesia, dan berjiwa Pancasila," ujar Bamsoet.
Saat ini bangsa Indonesia telah memasuki fase bonus demografi. Kelompok usia produktif mencapai 70 persen adalah generasi muda (berusia 15-44 tahun). Generasi inilah yang menentukan seperti apa wajah Indonesia di masa depan. Bamsoet mengingatkan, masa depan bangsa dapat dicapai melalui tahapan pembangunan, dengan melewati berbagai tantangan kebangsaan, dan berproses melalui dinamika zaman.
Baca Juga:
Sementara itu, modernisasi menghadirkan berbagai lompatan kemajuan di berbagai bidang kehidupan, salah satunya di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Menurut catatan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia hingga bulan Juni 2022 tingkat penetrasi internet Indonesia sudah mencapai angka 77,02 atau mencapai lebih dari 210 juta user, dan pengguna internet aktif didominasi oleh generasi muda.
Di balik kemudahan dan efisiensi yang dihadirkan kemajuan tekonologi, Bamsoet mengingatkan bahwa ada dampak negatif dan kemubaziran jika disalahgunakan. Kemubaziran dapat dilihat dari fakta bahwa besarnya angka penetrasi internet oleh generasi muda ternyata tidak berbanding lurus dengan pemanfaatan yang optimal. Sebagian besar generasi muda menggunakan internet untuk media sosial dan jejaring sosial, dan bukan hal yang produktif.
"Kita memang tidak boleh anti terhadap budaya dan peradaban asing, tapi kita juga harus selektif untuk memilih yang positif. Sehingga generasi muda kita tidak menjadi 'lost generation', generasi yang linglung, generasi yang tercerabut dari akar budayanya sendiri. Kita juga tidak ingin, kemajuan teknologi dan modernitas peradaban dicapai dengan mengorbankan nilai-nilai luhur, jati diri, dan budaya bangsa," kata Bamsoet. (*)